48. Ledakan

13 2 0
                                    

"Baik, jadi kertas petunjuk praktikumnya sudah ada di masing masing kelompok ya, bisa dilihat disana. Jadi kalau ada yang kurang jelas, bisa ditanyakan ke saya. Bisa juga kalian coba tanya ke teman kalian kelompok lain. Baik bisa dimulai praktikumnya"

"Oke, gue yang bacain petunjuknya, kalian berdua yang buat, kalian kan pinter, apalagi lo, Sea" kata Aldo tersenyum usil.

"Punya aja temen gini Ice, baiknya gimanain ya?" Tanya Sea menoleh ke Ice.

"Laporin aja ke bapaknya, nilai lo dijamin nol deh do" Ice terkekeh memandang Aldo.

"Anjirr, jahat bat kalian, yaudah terpaksa deh gue bantu walau ga ngerti hehe"

"Hm.. kuy mulai" lanjut Sea.

"Jadi pertama kan disuruh campurin dulu kan asam, alkohol, sama apa tuh?" Kata Ice.

"Fenol" jawab Sea.

"Nah iya fenol." Sambung Ice.

"Oke masukin" lanjut Aldo.

Sea pun memasukkan asam, alkohol, dan fenol kedalam labu distilasi.

"Nah, trus gimana?" Tanya Sea. "Do, coba gue lihat petunjuknya" Aldo pun memberikan kertas petunjuk itu pada Sea.

"Ohh, jadi karang kita disuruh didihin di kasa asbes pakai pemanas bunsen atau lampu spiritus" kata Sea. Kemudian Sea langsung mengerjakannya. Sea memang pintar di pelajaran kimia, sedangkan Ice, ia hanya mampu teori saja, jika praktik, ia kurang mampu, jadi ia serahkan pada Sea.

"Eh, gue ke toilet dulu ya, gue sakit perut njirr" kata Aldo memegangi perutnya.

"Iya pergi aja, juga lo ga berguna disini Do" lanjut Sea. Aldo pun bangun dari tempat duduknya dan meminta izin kepada guru kimianya dan langsung keluar dari kelas.

Sea melanjutkan kegiatannya, ia akan menampung distilat, tetapi tidak jadi karena ia dipanggil temannya di kelompok lain terlebih dahulu.

"Seaa, bantuin kelompok gue njirr, bingungg" kata temannya dari kelompok lain.

"Iya Sea, lo paling pinter di kelas, tolongin kelompok kita, nanti gue traktir lo"

Sea kemudian menoleh ke arah Ice. "Ice, sekarang lo tampung dua puluh tetes distilat ya, gue bantuin mereka bentar" kata Sea. Ice mengangguk.

Ice kemudian mulai menampung distilat. Ia terus saja menampungnya tanpa menghitung sudah berapa tetes yang ditampung, lebih tepatnya ia lupa menghitung karena kegugupannya. Ia takut menggagalkan percobaan kali ini karena kali ini nilainya berpengaruh lumayan banyak terhadap nilai kimianya. Walau tugasnya hanya menampung tapi tetap saja ia gugup.

Waktu berlalu lumayan lama, Ice masih terus melakukan distilasi dan pemanasan sampai larutan sampel dalam labu distilasi hampir kering, ia sesekali menoleh ke arah Sea, tetapi Sea masih belum saja selesai mengajari temannya.

"Sea.." Panggil Ice

"Tunggu bentar Ice, lagi dikit aja" kata Sea tanpa menoleh ke arah Ice.

Ice berusaha menghentikan proses distilasi, tapi ia tak mengerti caranya.

"Seaa" panggil Ice lagi.

"Iya sabar Ice, lagi bentar aja" kata Sea yang masih mengutak atik pekerjaan kelompok lain.

Dan..

Pranggg

Suara ledakan labu kimia dari bagian Ice membuat seisi ruangan menoleh ke sumber suara. Termasuk Sea dan Aldrich. Sea melebarkan matanya dan langsung berlari ke arah Ice. Aldrich yang baru saja ikut berlari menuju Ice pun menghentikan langkahnya setelah melihat Sea. Ia hanya bisa melihat Ice dari kejauhan

My Twins Lovers (END)Where stories live. Discover now