56. Akhir dari kesalahpahaman

21 2 0
                                    

"Sebenernya, awalnya emang gue beneran salah, ga seharusnya gue kepo sama identitas mereka berdua, kalo hari itu gue memutuskan pulang sama Aldrich dan ga masuk ke rumah Sea, gue juga ga akan tau kenyataannya, dan semua juga ga akan gini" kata Ice seolah Dinary mengerti maksudnya.

Dinary sebenarnya ingin bertanya mengenai mengenai maksud Ice berkata tentang Sea, tetapi ia mengurungkan niatnya karena ia rasa ini bukan waktu yang cocok untuk bertanya. Bila Ice ingin memberitahu, pasti dia akan menceritakan kepadanya sendiri.

"Menurut gue daripada lo mikirin penyebab lo jadi gini, ga lebih mending pikirin cara buat nyelesaiinnya?" Akhirnya Dinary berbicara.

"Gue.... gatau lagi.... otak gue sekarang udah buntu, gue ga bisa mikir apa apa sekarang"

"Mau gue bantuin ngomong sama Aldrich?" Tanya Dinary.

Ice menggeleng, "Makasih, tapi gapapa, mending gue aja yang ngomong" Ice menatap dalam Dinary.

Dinary sedikit mengangguk. "Good luck friend" Dinary tersenyum tulus sambil merangkul Ice dari samping.

Ice membalas senyuman Dinary ditengah air matanya. "Makasih"

"Udah udah, jangan nangis, semua pasti ada jalan keluarnya, keep strong, okay?" Lanjut Dinary.

Ice hanya mengangguk dan memaksakan senyumannya.

~~~

Aldrich melangkah lurus menuju kamar 289, tak peduli dengan suasana disekitarnya. Ketika ia berada didepan pintu, ia sempat menguping pembicaraan Sea dan ibunya didalam, Sea berkata bahwa  ia harus kerja kelompok di rumah temannya sehabis ini. Ah, ini sungguh pembicaraan yang tak penting bagi Aldrich, akhirnya ia menekan gagang pintu dan langsung masuk ke dalam tanpa permisi.

Aldrich hanya menatap Sea tajam tanpa menyapanya, "Ma, papa kapan boleh pulang?" Tanya Aldrich. Sea yang mendengarnya sangat tak terima.

"Ma? Papa? Siapa mama sama papa lo? Itu mama sama papa gue, mereka hanya punya anak tunggal dan itu adalah gue" Balas Sea tak terima, ia menatap Aldrich tajam pula.

"Sea, ini kakakmu, kamu ga boleh kayak gitu" Anne berdiri dari tempatnya duduk dan menghadap Sea.

"Mama ya cuma bisa belain dia aja, gimana kalo Sea yang ada di posisi dia? Mama masih mau ngebela Sea?? Mama pilih kasih, Sea juga anak mama, tapi mama lebih sayang dia" bentak Sea didepan Anne, ayahnya sampai terbangun mendengar bentakan Sea itu.

Plak

Anne menampar wajah Sea. Seisi ruangan kaget melihat kejadian itu termasuk Aldrich.

"Siapa yang mengajarimu kurang ajar begini sama orang tua? Ini mama mu!" Anne geram melihat tingkah anaknya yang begitu kurang ajar.

Sea balik menatap Anne tajam dengan amarahnya, matanya memerah. Kemudian ia menatap tajam Aldrich juga.

"SEMUA INI GARA GARA LO AJA!!" Sea membentak Aldrich kemudian ia langsung berjalan keluar dari kamar.

Anne tidak terima, ia hendak berjalan menuju pintu dan mengikuti Sea, tetapi langkahnya tertahan oleh Aldrich. "Gausa ma, biarin Ald yang nanganin dia sendiri" kata Aldrich, ia langsung berjalan keluar kamar tanpa menunggu persetujuan ibunya dan langsung menyusul Sea. Anne ikut melangkah keluar.

"Sea, berhenti!" Aldrich bergerak lebih cepat kemudian ia langsung menghalangi jalan Sea.

"Kenapa? Mau memperberat beban pikiran gua? Mau ngejek gua? Mau bully gua? Mau remehin gu--" ucapan Sea terpotong Aldrich.

"Jangan berpikir kalo semua orang bakal seperti lu" potong Aldrich. Sea membuang mukanya dan membuang nafasnya kasar.

"Sea, please.. sampai kapan lo mau kayak gini? Ga lebih mending kita baikan aja? Sampai sekarang gua masih belum ngerti kenapa lo begini? Karena Ice??" Lanjut Aldrich, ia berusaha meningkatkan kesabarannya untuk menghadapi adik kembarannya ini.

My Twins Lovers (END)Where stories live. Discover now