7. Pertukaran Pelajar?

38 8 0
                                    

Ice segera meninggalkan mereka berdua, ia juga menceritakan kepada Dinary semua kejadian di hari itu. Hari hari berjalan dengan cepat, tapi hubungan Ice dan Sea tambah memburuk saja, mereka tak pernah bicara. Seperti orang yang tak pernah mengenal satu sama lain.

Sampai pada suatu hari.

"Panggilan pada ketua kelas , kelas 11A2 agar datang ke ruang kepala sekolah."

Suara pengumuman. Iya, itu kelas Ice dan Sea.

Sea pun keluar dari kelas dan segera ke ruang kepala sekolah.

"Permisi bu, saya ketua kelas sebelas A dua, ada apa bu?" Tanya Sea pada kepala sekolah. Ibu kepala sekolah tersenyum.

"Ini drama kelas kamu kan?" Tanya Bu kepsek sambil memperlihatkan sebuah drama di hpnya.

"Iya bu.."

"Siapa yang buat ceritanya?"

"Ice bu.. dia yang buat semua, kita sisa syuting." Jawab Sea jujur.

"Bagus, tolong panggilkan dia kesini sekarang." Kata kepsek yang masih tersenyum puas.

"Untuk apa bu?" Tanya Sea yang masih ragu ragu untuk memanggil Ice sebab ia sudah lama tak berbicara dengan gadis itu.

"Sudah, ga usah nanya, panggil saja" Sea pun pergi ke kelas, sesampainya di kelas.

Sea berjalan mendekati Ice, perasaan Ice sudah tak enak, ia merasa bahwa lagi sebentar Sea pasti mengajaknya bicara.

"Ice" tuh kan bener.

Ice menoleh gugup, hatinya berdetak kencang.

"Lo dipanggil sama kepsek, disuruh ke ruang kepsek.." kata Sea singkat kemudian ia langsung kembali ke tempat duduknya tanpa mendengar respon Ice. Dalam hati Ice sangat penasaran, tapi ia merasa dirinya sudah tak akrab lagi dengan Sea semenjak hari itu, jadi ia mengurungkan niatnya untuk bertanya, ia keluar dari kelas kemudian pergi ke ruang kepsek.

"Permisi bu, saya Ice... ada apa bu?" Tanya Ice.

"Ini kamu yang buat naskah dramanya kan?" Tanya bu kepsek.

"I-iya bu, kenapa bu? Ada yang salah? Atau ga sesuai sama perintah?" Tanya Ice.

"Bukan bukan.." kepsek menggeleng sambil tersenyum.

"Ini dramanya lebih dari kata sempurna... saya yakin, kalau drama ini saya kirim ke produser film, drama ini pasti bisa muncul di televisi." Bu kepsek tersenyum. "Hebat, saya ga berpikir bahwa anak seumuran kamu bisa menulis naskah sebagus ini.. ga cuma naskah, akting kamu juga sempurna.."

"Ma-makasi bu" Ice tersenyum, dalam hatinya sudah lega.

"Tapi, saya panggil kamu kesini bukan hanya untuk memujimu..."

"Besok, saya undang orang tua mu ke sekolah, saya mau membicarakan tentang pertukaran pelajar."

Ice membeku di tempat.

Tunggu, apa? Gue ga salah denger kan? Pertukaran pelajar? Gue orang terpilihh???

"P-pertukaran pelajar bu?" Tanya Ice tak yakin.

"Iya, saya sudah memutuskan, saya akan mengirim kamu sebagai perwakilan pertukaran pelajar, dan gausah khawatir, karena semua biaya, sekolah yang tanggung, daripada saya juga tak tau harus mengirim siapa, mending kamu.." kata kepsek.

"Tapi bu, saya ga terlalu pintar pelajaran, bahasa saya juga ga sempurna, mungkin ini hanya satu satunya kemampuan yang saya bisa bu.." kata Ice.

"Tidak, saya tidak percaya begitu, saya tau pelajaran mu tak menonjol, tapi, feeling saya, kamu lebih hebat dari yang saya pikirkan, kamu pasti sukses dan membanggakan sekolah ini. Saya yakin" kata Kepsek itu. Ice juga tak mengerti mengapa kepala sekolahnya begitu yakin kepada dirinya, bahkan ia saja tak sebegitu yakinnya pada dirinya.

My Twins Lovers (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang