26. VC dari Sea

30 2 0
                                    

"Iya.. gue mau bilang sesuatu sama lo"

'Mau nyatain cinta sama gue?? Aaaa, tunggu, gue.. gue belum siap, belum, belum siapppp' batin Ice.

"Ice, gue... gue.." kata Aldrich terhenti.

Ice sudah sangat serius mendengarkan Aldrich.

'Pasti, pasti dia bakal bilang suka sama gue, pasti' batin Ice lagi.

"Emm, g-gue... gue laper..."

What?

Ice sudah sangat serius mendengarkan, dan inikah yang sedari tadi pria itu mau bicarakan?? Menyebalkan.

Ice menghembuskan nafasnya kasar. "Laper ya makan, tuh restoran" Ice menunjuk restoran dengan dagunya.

"Ih, gue laper juga, duluan." Ice langsung berjalan ke restoran mendahului Aldrich, ia sebenarnya tidak lapar, ia hanya sangat kesal. Semua tak sesuai ekspetasi.

Aldrich masih terdiam memandang kepergian Ice. Ia menghela nafasnya.

"Bukan Aldrich. Bukan sekarang, kalo lo ditolak gimana? Kan sakit.." kata Aldrich kepada dirinya sendiri. Ia kemudian berjalan mengikuti Ice.

Aldrich dan Ice memesan makanan dan duduk hening. Tak ada satu pun yang berbicara, tak lama kemudian, makanan yang mereka pesan pun dibawa oleh petugas restoran.

Mereka berdua langsung menyantap makanannya dan tenggelam dalam pikirannya masing masing.

"Kapan mau nonton konser?" Akhirnya Aldrich angkat bicara. Ia sengaja mencari topik yang bisa membuat Ice semangat.

"Lo bisanya kapan?"

"Kapan aja boleh, gye nganggur"

"Besok lusa?" Tanya Ice.

"Oke"

"Eh tapi emang bts ada konser besok lusa?" Tanya Aldrich.

"Ada, jam delapan malem, gue udah dapet cek." Jelas Ice.

Aldrich mengangguk.

"Ald" panggil Ice.

"Hm?"

"Gue sebenernya pertama bilang mau nonton konser tu bercanda aja, ga nyangka lo bakal beneran ngajak gue. Sebenernya kalo lo keberatan ga jadi juga gapapa kok, gue ga enak, kayak gue egois banget jadinya" kata Ice tiba tiba.

"Gue ga keberatan, mau lo apa, bakal gue turutin" balas Aldrich.

"Ngidolain seseorang memang pengen banget ketemu sama dianya, gue ngerti perasaan lo, kalo lo dapet ketemu idola lo, lo pasti seneng banget"

"Tapi lo juga ga perlu sepeduli itu sama perasaan gue, gue mau sedih atau bahagia juga ga berhubungan sama lo, jadi lo ga perlu ngikutin permintaan gue semuanya"

"Tapi kalo misalkan gue peduli sama lo?"

"Gue peduli sama perasaan lo"

"Ga kayak Sea, bisanya cuma nyakitin hati lo aja"

Deg.

Jantung Ice berdetak kencang. Apa yang barusan di katakan oleh Aldrich membuatnya salah tingkah.

"Gu-gue... makasih. Makasih udah peduli sama gue, setidaknya ada satu orang yang nganggep gue ada aja gue uda bahagia" Ice tak berani menatap mata Aldrich. Ia menunduk sambil tersenyum.

"Lo berharga bagi gue, Ice"

"Udah, cukup, kalo gue baper nanti lo harus tanggung jawab"

"Tanggung jawab apa? Nikahin?" Tanya Aldrich usil.

My Twins Lovers (END)Where stories live. Discover now