15. Nomer HP

27 2 0
                                    

Setelah semua tes dibagikan,

"Jadi nilai tertinggi disini, Ice" Guru itu tersenyum.

"Kok bisa orang indo dapet nilai seratus sedangkan kalian semua orang asli korea ga ada yang dapet nilai seratus??" Tanya guru itu. Tak ada yang menjawab.

~~~

Setelah guru bahasa Korea itu keluar dari kelas,

Aldrich mengambil kertas tes Ice kemudian meneliti. Ia kemudian mengalihkan tatapannya ke Ice kemudian kembali meletakkan tes nya diatas meja.

Aldrich kemudian bertepuk tangan mengakui kehebatan Ice. Mungkin inilah akibat ia yang dipilih untuk bisa mengikuti pertukaran pelajar ini.

Ice hanya tersenyum.

"Gyeon, lo pikir jawabannya dia emang beda jauh ga sih sama kita?" Ice menoleh ke sumber suara. Tak tersadari ternyata dua orang temannya berdiri disamping meja Ice sambil melihat hasil tesnya.

"Percuma lo bahas. Guru kita kan memang pilih kasih" balas temannya, Gyeon.

"Dia murid baru, cantik, putih, ya pantes aja dia yang disayangin." Lanjut Gyeon yang sedang menatap rendah Ice.

Ice langsung berdiri dari kursinya.

"Jawaban gue memang bener, kalau lo ga terima jawaban lo salah, lo ga perlu ngerendahin gue gitu, gue gasuka" balas Ice.

"Lo--" Perkataan Gyeon terpotong oleh temannya.

"Gyeon, jangan nyari masalah sama orang kek dia, kalo dia udah rendah, ngapain lo bawa diri lo jadi rendah kek dia?" Potong temannya.

Mereka berdua kemudian berjalan meninggalkan bangku Ice.

"Temen lo semua kaya gini Ald?" Ice kembali menoleh pada Aldrich.

"Gimana?" Tanya Aldrich.

"Ya gituu, ihh" Ice kesal sendiri.

"Dia muji lo tadi, ga denger? Cantik, putih.. haha" Aldrich sedikit terkekeh.

"Perkataannya sih iya, tapi tatapannya.."

"Emang kenapa? Gue mah liat tatapannya juga kek orang biasa, kek gue ni"

"Ihh, lo bukan cewek, lo ga bakal ngerti, gue males dah ah"

"Kalo ga suka, buat apa ikut pertukaran pelajar ?"

"Gue ga mikir semua orang disini kayak gini"

"Setidaknya gue berbeda dari mereka" Balas Aldrich.

"Kalo lo bisa liat sisi positif mereka, disini bisa jadi tempat yang indah bagi lo" lanjut Aldrich tersenyum.

"Tapi kalo ga bisa..." Aldrich mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Jangan liat bumi ini seindah itu, sebab ga semua orang punya sisi positif" balas Ice, ia tak mau kalah.

~~~

Ice berjalan keluar dari kelas sendiri, ia ingin ke perpustakaan guna mencari beberapa buku, tapi saat itu Aldrich tak ada, jadi ia keliling sendiri mencari perpustakaan.

"Eits eits, cewe cantik, mau kemana dik?" Goda seorang laki laki di
perkumpulan temannya.

"E-emm, a-aku mau ke perpustkaan, tapi gatau dimana perpustakaannya, kakak tau?" Balas Ice ragu ragu.

"Ohh, mau nyari perpustakaan ya? Kamu murid baru yaa?" Kakak kelas itu bangun dari tempat duduknya kemudian mendekati Ice.

Ice hanya mengangguk sedikit tersenyum.

My Twins Lovers (END)Where stories live. Discover now