30. Resepsi 3

16.5K 1.8K 113
                                    


Hai hai
Selamat membaca

Aku cinta kalian

***

Seperti biasa, Danu terbangun lebih dulu. Dia segera mandi air dingin karena hari ini tidak ada acara sentuh menyentuh sedang tubuhnya sedang candu-candunya terhadap Dara. Selepas mandi, dia mampir ke ballrom mengecek kesiapan dekorasi sekali lagi. Saat kembali ke kamar, dia mendapati Dara masih tidur dengan pulasnya. Danu mendekat dan menatap wajah yang tampak tenang, seakan tidak terbebani akan apa pun.

"Hey, Dara, bangun. Mandi agar kita bisa lekas sarapan." Danu terus membangunkan.

Dara menggeliat, menggumam malas, lalu membuka matanya setelah beberapa kali mengerlip. "Mas udah mandi? Bajunya udah ganti," ucap Dara saat pandangannya mulai fokus.

"Iya. Kamu juga harus mandi sekarang. Kamu yang nanti dandannya lama."

"Katanya dandan natural," keluh Dara. 

"Dari yang kudengar, dandan natural itu membutuhkan proses yang lebih banyak dan lama dibandingkan dandanan yang menor. Ayo, bangun!"

Dara mengangguk lalu turun dari ranjang. Danu hanya bisa menenggak ludah saat melihat bagaimana tampilan Dara. Wanita itu tidak sadar, padahal Dara yang hanya mengenakan atasan miliknya, dengan kaki yang polos dari paha ke bawah, membuat Danu tergoda untuk menarik bagian bawah swater yang dikenakan gadis itu dan menikmati apa yang ada di baliknya.

Sialan!

Memalukan!

***

"Waahhh, cantik sekali ...."

Dara tahu. Dia sendiri kagum dengan dirinya. Padahal dia cukup rendah diri saat melihat gaun pengantinnya yang dipilih Danu. Lelaki itu tipe keras kepala dan gigih saat menginginkan sesuatu. Pemikirannya terkadang tidak bisa Dara imbangi. Saat ibu Danu-Firly--menunjukkan gambar gaun yang telah dia pilih, Danu langsung menolak dan berkata itu terlalu berat dan sempit. Danu tidak ingin Dara tidak nyaman karena itu bisa mengganggu kandungannya. Apalagi, resepsi akan berlangsung sampai malam hari.

 Apalagi, resepsi akan berlangsung sampai malam hari

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

(Perkiraan tampilan Dara. Tapi, kepalanya nggak miring gitu sih.)

Tidak ada yang bisa membantah saat Danu sudah mengucapkan keinginannya. Sikap diam lelaki itu, sangat tidak sejalan dengan kekeras-kepalaannya. Tidak terbantahkan. Bahkan seringkali Dara hanya mengangguk karena tidak bisa berardu argumen dengan Danu, si Tuan Selalu Benar.

"Ibu juga cantik. Laras juga." Dara memuji kedua wanita yang baru saja masuk ke kamarnya dan langsung memasang wajah semringah.

"Selera Danu memang tinggi banget, ya. Nggak nyangka Ibu."

"MuA sama hairdressernya profesional, Bu. Ada harga ada kualitas," canda pria kewanita-wanitaan yang merupakan penata riasan Dara.

"Bener-bener. Keuntungan punya suami kaya. Semua harus yang terbaik." Kali ini, si penata rambut yang menyeletuk.

DaraМесто, где живут истории. Откройте их для себя