52. Keberpihakan abu abu

13.4K 1.6K 105
                                    

Aku lagi bucin sama gangster gangster. Tapi barat yaaaa. Mas danu kagak nongol di netflix. Semalam aku nonton on my block. Aku nafsu eh suka juga sama abangnya yang gangster. Mau nyari film sejenis belum nemu. Ada saran nggak sih?

Lagi suka bad boy yang menyebalkan iniiii.

Jangan saranin yang asia karna aku cuma jadi sedih, karna berharap Kris yang jadi pemeran utama. Atau sehunlah. Tapi sehun cocoknya jadi cowok kulkas yang dewasaaaaa.

Eh kepanjangan

Selamat membaca.

Aku cinta kaliaaaan!!!

****

"Beneran nggak papa, kakakku sayang ...." Laras menggenggam tangan Dara saat mengucapkan itu.

Dara tampak ragu. Dia menatap Laras lekat-lekat, berusaha membaca raut wajah sang adik, lalu menoleh pada Danu yang berdiri menghadap ke arahnya dan Laras yang kini duduk di teras samping. Tangan lelaki itu terlipat di dada. Tatapan matanya seolah berkata 'sudah kubilang'. Yang Dara takutkan, Danu menekan Laras.

"Coba kamu pikir lagi, Dek. Mendingan kamu nginap di hotel deket sini. Nanti Kakak yang ke sana--"

Danu langsung berdeham, memproklamirkan ketidak-setujuannya.

"Mas ngapain coba di sini? Ini pembicaraan perempuan!" ucap Dara kesal. 

Danu agak kaget karena itu hampir tidak pernah terjadi, tapi dia segera kembali fokus. "Aku memastikan semua clear pagi ini agar istriku berhenti berpikir yang tidak-tidak."

"Banyak hal yang kupikirkan, kenapa nggak yang lain yang mas clear-kan?"

Kening Danu mengerut. "Kita punya perjanjian, kan?"

"Ya aku mentolerir Mas sebegitu banyak. Aku minta privasi ngomong sama adikku, nggak bisa?"

Danu melengkungkan bibirnya ke bawah, lalu menggelengkan kepala penuh keyakinan. Membuat gigi Dara bergemeletuk saking kesalnya. Dia menarik napas panjang, lalu kembali memandang sang adik.

"Kamu nggak usah takut. Meski harus nginap, kamu kan nggak akan nyusahin orang. Kakak ada saldo--"

"Ini bukan masalah uang, kok. Laras memang nggak papa. Ada untungnya ibu kita tuh suka sinis kalau ngomong. Jadi, denger ucapan Mami sama Nina udah biasa aja. Toh mereka begitu hampir ke semua orang. Artinya Laras secara personal nggak ada masalah sama mereka. Tapi, personality mereka yang bermasalah."

Kembali, Danu berdeham. Kali ini karena keluarganya dibahas.

"Tuh, kan. Laras tuh nggak takut sama Mas Danu. Emang Mas Danu bisa apa sama tantenya Di?"

"Di?" Danu dan Dara bertanya serempak.

"Calon ponakanku yang kebetulan ayah dan ibunya berawalan D. Hehe. Mas Danu tuh butuh Laras tau. Nanti pas Kakak lahiran, siapa tau baby blues atau lebih parah, memangnya siapa yang bisa nenangin? Laras tau! Jadi, Mas Danu tuh butuh Laras. Dia nggak akan berani macam-macam."

"Sebenarnya aku belum berpikir ke sana, tapi kamu ada benarnya," ucap Danu sambil menganggukkan kepalanya.

"Oh jelas. Aku bukan kakakku yang belum tau nilai atas dirinya sendiri." Laras tersenyum lalu melirik Danu, yang untuk ketiga kalinya, berdeham.

Laras memukul paha Laras karena merasa adiknya keluar dari pembahasan padahal dia sangat serius. "Kamu tuh suka meledak-ledak. Kakak khawatir sama kamu."

"Khawatir aku buat Kakak malu karna buat keributan?"

"Bukan gitu! Kakak malah nggak mau kamu terlibat keributan."

DaraWhere stories live. Discover now