28. Resepsi 1

17.2K 1.9K 89
                                    

selamat membacaaaa



Love yeah!!!


***

Eline si gadis SPG yang akan segera menjadi istri Pak Brata sangat cocok dengan Julia. Keduanya langsung akrab. Pak Brata tampak senang. Namun, Danu curiga terjadi sesuatu yang membuat pikiran lelaki itu terganggu.

"Jadi, apa itu?" tanya Danu saat Julia dan Eline sedang pergi ke toilet.

"Terlihat jelas?" Brata bertanya sambil tersenyum.

"Berarti benar, ada sesuatu. Mungkin sebenarnya aku memiliki indra keenam." Danu tersenyum.

"Pernikahan terpaksa ditunda. Semua sudah direncanakan dengan baik, tetapi anakku tidak bisa menerima Eline. Masalahnya, permasalahannya lebih besar dari sekadar tidak setuju. Dia sudah membuat masalah dan aku sulit menghentikan dia karena dia anakku yang paling kuandalkan. Ibunya berhasil menghasutnya. Terlalu tiba-tiba. Aku belum siap mendapatkan pemberontakan sebesar ini."

Danu diam sejenak. Menunggu Pak Brata berkata lebih lanjur tetapi lelaki itu malah menenggak isi gelasnya saja. Wajah ceria yang sedari tadi dipasangnya berubah masam.

"Kupikir, saat kita menikah atau memiliki hubungan restu orang lain memang hanya pendukung saja. Tapi tentu saja pemberontakan yang Anda katakan besar ini pasti akan menjadi gangguan. Apakah Eline tahu?"

Pak Brata menggelengkan kepalanya. "Sebenarnya itulah alasan mengapa aku meminta kamu membawa Julia. Sepupumu itu mungkin bisa mengajari Eline cara bergaul dan membaur. Mereka bisa menjadi teman. Kita sama-sama diuntungkan."

Danu mengangguk setuju. "Mereka sangat cocok."

"Apa kamu memiliki saran yang bisa kita gunakan untuk menjinakkan Aaron?"

Aaron, anak Pak Brata, adalah lelaki yang cerdas. Dia berperan cukup besar dalam perkembangan usaha milik Pak Brata. Pergaulan Aaron yang luas dan sikapnya yang tidak kenal takut serta frontal membuatnya disegani. Danu yakin jika tanpa Aaron, Pak Brata tidak akan sesukses sekarang. Berurusan dengan Aaron tidak akan sulit karena Danu mengetahui kelemahannya. Namun, berurusan dengan Aaron adalah pilihan bodoh.

"Berikan saja apa yang dia mau. Buat dia mengerti kalau ada banyak hal lain yang harus dia pikirkan selain kehidupan Anda. Toh, hubungan Anda dan ibu Aaron memang sedikit unik. Lebih seperti pernikahan bisnis. Lagi pula, apa yang Aaron takutkan? Dia bagian dari tim Anda. Dia bisa melihat dan mengambil tindakan jika sesuatu dianggapnya salah. Dia memiliki hak untuk itu, bukan?"

"Ya ... ya ... itu benar. Sialan memang mantan istriku itu. Sudah kuberikan apa yang dia mau, tetapi dia masih menghasut anakku. Seandainya membunuhnya tidak akan membuat Aaron mengamuk."

"Pernah mencoba mendudukkan mereka dalam satu meja?" tanya Danu.

"Tentu saja tidak! Yah ... awalnya aku berniat menjadikan Eline simpanan. Kalau menikah pun, dia jadi istri keduaku. Tapi, semua terjadi begitu cepat dan hubungan kami semakin serius. Sama mengagetkannya dengan secara tiba-tiba kamu akan menikah. Beri tahu aku, bagaimana calon istrimu? Dia cantik? Dia ... seksi?"

Danu sengaja tertawa hanya untuk mendapatkan jeda. Dia harus menimbang setiap ucapan yang akan keluar dari mulutnya. Hubungannya dengan Pak Brata selaku teman bisnis cukup berisiko. Dia harus menjaga jarak, memastikan semuanya tetap pada batasannya.

"Hayooo ... pada bahas apa?" Suara Julia mengalihkan perhatian mereka. Dalam hati, Danu bersyukur. Dara akhirnya berhasil tidak dibahas.

"Mas, Julia bilang dia mau ke Singapur bulan depan sama teman-temannya dan ngajak aku. Aku boleh ikut nggak?" Eline yang sudah duduk di tempatnya semula, di sebelah Pak Brata, menggenggam lengan sang calon suami saat bertanya. Wanita itu memasang wajah memelas.

DaraWhere stories live. Discover now