29. Resepsi 2

16K 1.8K 88
                                    

Alurnya agak selowww ya cin. Seselow eyke di sehari-hari.

Selamat membaca

Terima kasih bagi yang ikhlas support, voment, di part sebelumnya.

****

Tidak terasa hari di mana resepsi akan diadakan pun menjadi semakin dekat. Danu dan Dara menginap di hotel tempat resepsi akan dilangsungkan. Harusnya mereka istirahat di kamar agar segar keesokan harinya, nyatanya mereka berdua berkeliaran di ballrom hotel, mengawasi para pekerja. 

Danu menduduki 1 meja bundar bersama Julia, ibunya, dan seorang sepupu dari pihak ayah. Sedangkan Dara, dia duduk bersama keluarganya. Itu seperti mereka sedang terjebak di kubu masing-masing. Danu beberapa kali menoleh ke arah Dara, tetapi wanita itu terlalu asyik bercengkrama bersama ibunya. Danu menahan keinginannya untuk menggerakkan jemari, memberi kode pada Dara untuk bergabung dengannya karena merasa tidak apa memberi sedikit waktu bagi istrinya itu untuk reuni dengan keluarganya sendiri.

Namun, kesabaran Danu menipis saat hari semakin malam. Dia melirik jam tangan dan segera berdiri.

"Aku ke kamar dulu. Selamat malam," pamitnya.

"Ayolah, Dan, ini masih jam berapa?" Julia menarik tangan Danu, menahan lelaki itu agar tidak beranjak.

"Acara besok di mulai jam 11. Kalau belum mengantuk, ya di sini saja." Ibu Danu ikut menahan.

"Atau sebenarnya kamu mau ...." Andrew menyipitkan matanya, memasang wajah penuh curiga yang diiringi senyum lucu.

Danu ikut tersenyum. Sebenarnya itu ide bagus. Hanya saja, mengingat Dara sedang hamil dan besok acara akan berlangsung dari siang sampai malam, sepertinya lebih baik ditunda. Toh, dia bisa mendapatkan Dara kapan saja. Wanita itu cukup penurut, sangat cocok dengan Danu yang malas berkutat dengan drama khas perempuan.

"Selamat malam," ucap Danu yang malas memberikan penjelasan.

Laras melihat Danu dan gadis itu langsung memberi tahu pada Dara sehingga wanita itu menoleh. Membuat Danu bisa melihat wajahnya yang polos tanpa polesan apa pun, yang semakin hari semakin tampak berseri, serta rambut yang sedikit terkibas. Adegan itu seperti adegan yang pernah Danu lihat di iklan. Entah karena alasan apa, dadanya berdebar sedikit lebih kencang. Matanya terfokus pada Dara sehingga dia bisa melihat setiap perubahan ekspresi wanita itu dan matanya menyipit seakan menegur saat bibir Dara sedikit mengerucut.

Dara mendongak. Tampak tidak keberatan dengan kebiasaan mereka belakangan. Berciuman bibir saat baru bertemu atau akan berpisah. Danu langsung mengecup bibir itu. Hanya menempelkan. Lalu, dia mengelus kepala Dara.

"Sudah minum susu?" tanya Danu.

Dara berkedip beberapa kali dengan cepat, tandanya belum, dan Danu benci dengan fakta itu. Banyak kasus anak pertama akan menjadi anak satu-satunya. Semua bisa terjadi dan tidak bisa dicegah. Danu ingin anak mereka mendapatkan yang terbaik. 

"Ayo ke kamar," ucap lelaki itu sambil sedikit mengangkat tangannya yang jemarinya saling berjarak, memberi tempat untuk jemari Dara.

"Masih jam setengah sepuluh, Mas," protes Dara.

"Sudah jam setengah sepuluh. Ayo."

Tubuh Dara melemah dan wajahnya terlihat sendu. Namun, bibirnya kini melebar membentuk senyuman. Dia berpamitan dengan keluarganya dan langsung berdiri. Meraih tangan Dani sehingga kini tangan mereka kini saling menggenggam.

***

Julia memasang ekspresi geli ke Danu dan Dara yang baru saja meninggalkan ballrom, lalu wanita itu bertemu pandang dengan Andrew.

DaraWhere stories live. Discover now