60. The End of Our Story

Start from the beginning
                                    

Arka tertawa lalu kembali fokus mengendarai motornya. Tak lama kemudian, mereka sudah sampai di depan rumah sakit. Mili turun dari motor Arka dan segera memasuki mobilnya. Namun, sebelumnya ia melambaikan tangannya ke arah Arka. “Dah, Arka!”

Arka mengerutkan dahinya. “Kenapa dadahnya sekarang?”

“Kan gue mau ke kost Melo.”

“Gue ikut,” kata Arka yang membuat Mili terbingung.

“Maksud lo? Lo ngikutin gue pake motor gitu?” Akhirnya Mili memutuskan untuk bertanya kepada Arka, lelaki itu menganggukan kepalanya.

“Kenapa harus ngikutin gue sih? Gue itu sekarang udah gede, Arka! Gue beda sama Mili yang dulu. Sekarang, gue bisa jaga diri gue sendiri kok. Mendingan, sekarang lo pulang ya? Udah malem,” tolak Mili.

“Ya karena malem, Mil, bahaya kalo lo sendirian,” sahut Arka.

“Ya, tapi gue udah gede, Arka!” ujar Mili tak mau kalah.

Arka menggelengkan kepalanya. Gadis itu masih sama saja seperti dulu, masih keras kepala. “Iya, Mil, gue paham kok. Siapa yang bilang lo masih kecil? Cuma gue mau anterin lo sampe kost Melo aja. Emang enggak boleh?”

Mili menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. “Ya boleh sih, tapi kenapa gue harus dianterin?”

Arka tersenyum hangat ke arah gadis keras kepala itu, tetapi bagaimana pun juga gadis itu tetap menjadi gadis paling menggemaskan yang pernah ia temui.

“Gue cuma enggak mau lo kenapa-napa, Mil,” sahut Arka lembut, yang membuat Mili tertawa mendengarnya.

“Terserah lo ya Bapak Arka yang terhormat,” kata Mili lalu memasuki mobilnya dengan senyum yang mengembang di bibirnya.

Ia tidak mengerti, mengapa malam ini bibirnya seolah tidak ingin tersenyum. Perlakuan Arka yang menyebalkan itu sebenarnya sangat manis.

Perlahan, Mili mengendarai mobilnya dan segera bergegas untuk ke luar dari koridor mobilnya. Ia tersenyum lagi ketika menatap kaca spion, terlihat Arka yang sedang mengikutinya dari atas motornya.

Tak sampai setengah jam, mobil Mili sudah berhenti di depan indekos milik Melody. Mili ke luar dari mobilnya dan menghampiri Arka yang masih ada di atas motornya.

“Ka, makasih ya udah anterin sampe sini,” kata Mili berterima kasih. Arka menganggukan kepalanya seraya tersenyum hangat kepada Mili.

Senyum yang bisa membuat hati Mili seolah-olah meleleh hanya karena menatapnya.

“Dah! Hati-hati ya!” Mili melambaikan tangannya ke arah Arka dan berjalan untuk masuk ke dalam indekos Melodi.

“Mil.” Suara itu membuat Mili menghentikan langkahnya. Ia menoleh sejenak ke arah Arka.

“Iya?” tanya Mili.

“Bonne nuit,” ujar Arka seraya tersenyum manis, ucapannya itu berarti selamat tidur.

Mili hanya tertawa renyah lalu benar-benar memasuki indekos dan segera masuk ke dalam kamar Melo.

Mili merebahkan di atas kasur Melo seraya tersenyum-senyum sendiri. Melo yang semula tengah membaca buku kini melempar Mili dengan bantalnya. “Mili, lo gila ya senyum-senyum sendiri?”

Broken Memories [Telah Diserieskan]Where stories live. Discover now