52. Will be Back?

13.5K 2.4K 669
                                    

Lagi pula, untuk apa mencintai seseorang yang hatinya untuk orang lain? Untuk melukai diri sendiri?

▪️▪️▪️

Dua tahun sudah berlalu, rasanya sudah banyak sekali yang berubah. Meskipun berat, tetapi perlahan-lahan Mili mencoba untuk membuka lembaran hidupnya yang baru. Mili mencoba untuk kuliah di jurusan yang ia pilih dengan sebaik mungkin, melakukan hal-hal yang ia sukai. Selama dua tahun ini, Tama juga menjadi teman baik Mili. Mili tidak tahu apa yang ia rasakan kepada Tama, tetapi menurut Mili, Tama adalah orang yang baik dan tidak membawa efek negatif untuknya.

Selain berkuliah, Mili juga sempat mengikuti beberapa lomba desain, mencoba mengirimkan desain-desain pakaiannya ke beberapa butik, yang akhir-akhir ini sedang Mili lakukan adalah menjadi seorang model di sebuah perusahaan majalah yang ada di Paris.

Uniknya, pemilik perusahaan majalah tersebut adalah orang Indonesia, namanya Mas Adrian. Rasanya usianya tidak terpaut terlalu jauh dengan Mili, namun ia bisa mengurus perusahaan ini dengan sangat baik.

Sekarang hari sudah siang, tepatnya jam satu siang, sedangkan Mili masih terlelap di dalam tidurnya. Seharusnya, ia melakukan pemotretan lima belas menit lagi. Suara alarm yang berbunyi membangunkan gadis itu, mata Mili membulat ke arah jam yang tengah ia genggam sekarang.

“Udah jam satu? Perasaan gue tadi cuma tidur lima menit deh!” Mili segera loncat dari atas tempat tidurnya dan berganti baju. Selain itu, ia memoleskan wajahnya dengan make up dengan kecepatan yang lebih dari biasanya. Setelah selesai, Mili segera ke luar dari kamarnya dan berjalan cepat untuk segera ke kantor. Karena terlalu terburu-buru, Mili bahkan belum sempat pamit pada Tante Kia.

Kantor majalah tersebut bisa ditempuh dengan berjalan kaki karena jaraknya yang cukup dekat dengan rumah Tante Kia, namun kini Mili harus berjalan dua kali lebih cepat agar ia tidak terlambat terlalu lama.

Beberapa menit kemudian, Mili sudah sampai di kantor majalah tersebut. Dengan napas yang tersengal-sengal, Mili menghampiri Mas Adrian seraya tersenyum penuh arti. “Lo telat lima menit.”

Mili mencoba mengatur napasnya terlebih dahulu. “Iya, Mas, tadi gue ketiduran. Perasaan gue cuma tidur lima menit deh, tapi tiba-tiba udah jam satu aja.”

Adrian tertawa menatap Mili. “Lo ngapain?”

“Tadi pagi gue baru habis ngumpulin essay, paper, sama laporan praktikum ke dosen gue, Mas. Makanya sebelum pemotretan, gue tidur dulu. Siapa tahu bisa mengembalikan energi-energi positif yang hilang karena pusing nugas, Mas.”

Adrian masih tertawa lalu menatap penutup mata yang masih tertinggal di atas kepala Mili. “Lo ngapain masih pake penutup mata di kepala?”

Mili hanya tersenyum karena malu. Bola mata Mili menatap yang ada di sekelilingnya, setelahnya kembali menatap Mas Adrian yang ada di depannya. “Mas, Mr. Ganteng di mana?”

Yang Mili maksud dengan Mr. Ganteng adalah fotografer yang biasanya memotret Mili. Dia orang paris asli, wajahnya tampak begitu tampan dan tidak membosankan.

“Hari ini dia enggak bisa, minta libur.”

Mili menatap Adrian bingung. “Libur? Libur kenapa?”

“Istrinya lagi hamil terus ngidam,” jawab Mas Adrian santai. Walaupun pemilik, tetapi Mas Adrian tergolong santai. Akan tetapi, ia juga tetap tegas terhadap rekan kerjanya.

Broken Memories [Telah Diserieskan]Where stories live. Discover now