15. Undescribable Day

30.9K 3K 195
                                    

Sudah berkali-kali Mili katakan pada Arka untuk tidak menjemputnya. Namun pagi ini, Arka dengan wajah tanpa dosanya tetap menjemputnya lalu berakhir pada kembali berangkat ke sekolah bersama Arka.

Manusia paling menyebalkan untuk Mili.

Sesampainya di koridor parkir sekolah, Mili turun dari motor Arka lalu dengan cepat memasuki kelasnya.

Jovanka menatap Mili meledek seraya menaikan kedua alisnya secara bergantian.

Mili melihat Jovanka bingung. “Kenapa lo? Cacingan ya?”

“Belakangan ini gue liat lo bareng mulu deh sama Arka. Lo beneran jadian ya sama dia?”

Mili membulatkan matanya. “Sembarangan aja lo kalo ngomong!”

“Terus kalo nggak jadian, kenapa berangkat bareng terus setiap hari?” sambung Aurel.

Mili menarik napas dalam-dalam. “Kan gue udah bilang mobil gue disita sama nyokap.”

Aurel mengerutkan dahinya seraya mengubah posisi duduknya. “Terus, dia nyuruh lo buat bareng terus sama Arka?”

“Iya, ngeselin banget nggak sih?” dumel Mili lalu duduk di tempatnya.

Aurel mengetuk dagunya dengan jari telunjuk seraya mengamati wajah Mili.

“Jangan-jangan, nyokap lo mau jodohin lo sama Arka ya?” tanya Aurel.

“Iya, gue yakin dia pasti mau jodohin lo sama Arka. Pertama, tiba-tiba Arka jadi tetangga lo. Kedua, nyokap lo nyuruh Arka buat nganter jemput lo. Apa lagi?” Aurel semakin histeris.

Mili memutarkan kedua bola matanya malas. “Otak lo kolot banget tau nggak?”

“Ya enggaklah.”

“Lagian ogah juga gue dijodohin sama manusia yang modelannya kayak Arka,” tepis Mili.

Jovanka tertawa. “Bentar lagi juga lo suka sama Arka.”

Mata Mili kembali membulat penuh ke arah Jovanka, tadinya ia ingin meluapkan emosinya karena tak terima dengan ucapan Jovanka. Namun guru biologinya baru saja masuk ke dalam kelas.

Seketika, ucapan Jovanka terlintas di benaknya. Bentar lagi juga lo suka sama Arka.

“Suka sama Arka?” gumam Mili pelan seraya menatap langit-langit kelasnya. Setelah itu ia menggelengkan kepalanya dan kembali memperhatikan papan tulis.

“Ya enggaklah.”

▪️▪️▪️

Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Mata Mili tertuju kearah sosok lelaki yang sudah berdiri dengan tatapan dinginnya di depan kelas Mili.

Hal itu membuat Aurel melirik ke arah Mili.

“Pangeran lo udah jemput tuh.”

Mili berdecak kesal lalu meraih tasnya dan menghampiri Arka dengan tatapan malas. “Ka, ngapain sih lo disini?”

“Kan lo bisa nungguin di parkiran.”

“Lo tau—” ujar Mili terpotong karena tanpa aba-aba Arka menarik tangan Mili.

“Nggak usah banyak nanya.”

Arka berjalan cepat sehingga Mili harus mengimbangi kecepatan berjalan Arka.

“Aduh, santai kali!”

Arka tak peduli, Lelaki itu terus berjalan cepat hingga kini mereka sudah sampai di koridor parkir hanya dalam hitungan kurang dari dua menit. Arka memberikan helm pada Mili. Setelah Mili naik ke atas motornya, Arka dengan cepat mengegas motornya.

Broken Memories [Telah Diserieskan]Where stories live. Discover now