57. Sudah Berakhir

823 37 21
                                    

"Dedek bayi emang tidak salah, salah itu yang membuatnya tanpa ikatan."

>Luvia<

***

Warning!!
17+
Terdapat adegan dewasa! Bocil diharapkan bijak dalam membaca cerita!
.
.

Perjanjian antara Raden dan Aldi sudah berakhir dengan Raden yang memenangkan semua pertandingan. Sebagai pemenang, sesuai isi dari perjanjian tersebut Luvia sudah bebas sepenuhnya dari jeratan mantan alias Aldi.

Sekarang semua Soulmate Raden berada di rumahnya, membawa piala besar dan sejumlah uang tunai hadiah dari balapan.

Mereka memutuskan ke rumah Raden karena cowok itu sedang berbahagia, sebab bisa terus bersama Luvia tanpa ada penghalang lagi.

Mereka mengadakan party kecil-kecilan dengan Bik Suti yang selalu perhatian kepada teman-teman Raden. Dia sudah memasak makanan yang sangat banyak untuk mereka.

Berbeda dengan yang lain, sepasang kekasih itu mengurung diri dikamar. Dengan alasan mengobati luka luka Raden akibat kecelakaan serta cowok itu dapat modus hanya berdua dengan gadisnya.

Awalnya Raden menolak untuk diobati karena luka ini ini tidak terlalu parah hanya saja masih meninggalkan bekas.

Luvia khawatir jika luka itu terus dibiarkan akan mengakibatkan infeksi, dia membawa Raden ke kamarnya dan cowok itu tidak membantah sama sekali.

Luvia mendudukkan Raden di atas ranjang lalu menarik paksa kaos yang Raden kenakan. Sedikit terkejut dengan perlakuan agresif dari Luvia tapi Raden menyukai hal itu.

Tahan nafsumu Raden ini belum saatnya masih sangat lama.

"Sayanga! Aku sudah baik-baik saja. Luka ini besok juga sudah sembuh." Raden menolak.

Luvia sibuk dengan kotak obat dipangkuannya, menghadap Raden yang duduk ditengah rajang.

"Baik-baik saja kamu bilang? Kalau tidak diobati bisa infeksi nanti."

"Tapi,"

"Nurut apa susahnya sih?!" Gertak Luvia kesal dengan Raden yang terus menolak.

"Lagian aku yang mengobati kamu. Apa kamu tidak mau aku mengobati?!" Raden tersenyum, antara perhatian dan galak menjadi satu di dalam Luvia.

"Atau aku panggil 'kan saja Bik Suti biar kamu dimarahin lalu aku akan bersenang-senang bersama yang lain di bawah." Luvia mulai beranjak dari duduknya.

Raden menarik tangan Luvia untuk tidak pergi dan tetap terus mengobati lukanya, "Jangan pergi! Aku hanya bercanda sayang."

"Kenapa kamu itu susah sekali diajak bercanda? Apa kamu ingin langsung serius saja dengan hubungan kita ini?" Goda Raden menaikkan alisnya.

Luvia mengerjapkan mata berkali-kali, "Ih! Kita itu masih SMA tahu! Aku masih ingin menikmati masa muda dulu sebelum menikah!"

"Siapa yang akan mengajakmu menikah?"

"Raden!" Gemes Luvia melilitkan kasa di tangan Raden keras sampai cowok itu kesakitan.

"Aw! Pelan-pelan Sayang! Sakit." Rengek Raden seperti anak kecil.

Luvia tertawa pelan melihat tingkah laku Raden seperti anak kecil. Saat di luar kelakuan Raden sangat dingin, datar dan angkuh. Tapi saat bersama dirinya, Raden berbeda 100%.

Raden tidak lepas menatap wajah manis dari Luvia yang sedang fokus dengan luka di tangan kanannya. Hal itu bisa dirasakan oleh Luvia.

"Jangan terus menatapku seperti itu Raden. Kamu membuat konsentrasiku terganggu." Luvia melilitkan perban di tangan Raden.

Taruhan [END]Where stories live. Discover now