28. Muka topeng

1K 79 28
                                    

"Tidak percaya kenyataan karena kelakuan manis dan konyol dapat menutupi sifat aslinya."

>Luvia<

***


Luvia merasa bosan semenjak pertengkaran dia dengan Raden yang nekat menghajar Reza yang hadiahnya Raden di skors selama dua hari dan di dua hari itulah dia merasa bosan disekolah.

Dia merindukan sosok Raden.

"Via. Kantin yuk!" Ajak seseorang berdiri pintu kelas.

Reza menghampiri Luvia. Keadaan kelas sepi, semuanya mengikuti pembelajaran di luar kelas yaitu mapel Olahraga. Luvia meminta ijin untuk tidak mengikuti pelajaran karena badannya tidak enak.

"Woy!" Gertak Reza.

"Ah!" Luvia terkejut menoleh ke Reza yang memasang deretan gigi yang putih.

"Kebiasaan deh!" Kata Luvia melirik tajam ke jelangkung.

"Hehe. Dari tadi gue panggil, dari tadi juga gue dikacangin. Tahu gak? Dikacangin itu sakit." Reza tersenyum palsu.

Luvia tertawa pelan, "Masa sih?"

"Tuh 'kan gak denger. Lagi mikirin apa sih? Mikiran gue ya?" Ucap Reza dengan tingkat kepedean yang tinggi.

Gadis itu memutar mata, "PD lo negri."

"Terus mikirin apa? Masa depan kita?"

"Kepo."

"Dih juteknya kembali lagi. Kemaren lo sudah janji gak akan jutek lagi ke gue." Ucap cowok itu dengan menyilangkan tangan didepan dada.

Seharian kemaren Luvia bersama Reza mulai dari berangkat sekolah, disekolah, pulang pun juga bersama.

Luvia melamun kembali sampai Reza bingung. .Cowok itu melambaikan tangan didepan muka Luvia, "Tuh 'kan melamun lagi. Kesambet tahu rasa lo."

Luvia tersentak melihat wajah Reza yang sekarang ada didepannya.

"Enggak ko. Bukan apa-apa." Luvia mengedarkan pandangan ke penjuru kelas.

"Kenapa lo kesini?!" Luvia memukul lengan Reza sebelum dia memegang tangannya.

"Aduh, Via. Sakit tahu." Rintih Reza dengan ekprasi lucu.

Gadis itu berganti memukul, "Lagian kenapa lo kesini? Ini 'kan masih jam pelajaran. Lo bolos?"

"Enggak beb. Kelas gue kosong cuma ditinggal tugas." Jawab Reza.

Luvia mendorong pundak cowok itu, "Ya udah kerjain dulu."

"Males, Via. Sejarah soalnya. Tahu gak jawabannya itu gak ada di bah Goggle harus cari dibuku dan itu jawabannya satu lembar sendiri, Via." Keluh Reza.

Luvia tertawa tertahan, "Salah siapa pilih jurusan kelas Sosial?"

"Kalau kelas sains gue tambah gak paham, Via mancung dan kelas Bahasa gak mau, gak ada yang bening." Sanggah Reza.

Gadis itu menepuk dahi, "Kamu sekolah itu mau cari ilmu apa mau cari cewek?"

"Dua duanya." Luvia memukul lengan.

"Dari tadi gue disiksa mulu sama lo. Kapan disayangnya?" Gerutu Reza meminta perubahan.

Luvia hanya diam tidak tahu apa yang harus dia jawab.

"Via. Kantin yuk." Ajak Reza kembali.

"Nanti aja, gue mau nunggu teman teman gue yang lagi OR." Tolak halus ala Luvia.

Taruhan [END]Where stories live. Discover now