18. Raden Carmuk

1.1K 92 27
                                    

"Kenapa harus bertanya jika jawaban yang dikeluarkan tidak digunakan, itu sangat merepotkan."

>Luvia<

***

Luvia terbangun dari tidur siang, di lihat ponsel yang berada di meja belajar, Luvia males untuk mengangkatnya.

Ponsel itu berhenti berdering karena panggilan tidak di jawab. Luvia melirik jam masih pukul 3 sore, masih banyak waktu untuk dia meneruskan tidur kembali sebelum pergi ke pesta.

Belum sempat dia memejamkan mata untuk menyusul ke alam mimpi bertemu pangeran tampan di kerajaan dongeng, terdengar kembali dering ponsel.

"Ih! Siapa sih yang telfon?" Kesal Luvia.

Luvia melangkahkan kaki ke meja belajar untuk mengangat panggilan dari Amel, karena hanya Amel yang ribet kalau hendak pergi.

Pasalnya malam ini adalah acara pesta perayaan ulang tahun Tasya. Amel memanggilnya ingin menayakan pendapat baju, riasan atau semacamnya dan Luvia tidak mau mengomentari penampilan Amel untuk saat ini karena dia sangat kesal tidur siangnya terganggu hanya mengutarakan satu atau dua pendapat dan itu mungkin tidak dilaksanakan oleh Amel. Menyebalkan.

Kenapa harus bertanya jika jawaban yang dikeluarkan tidak digunakan, itu sangat merepotkan.

"Ada apa, Amel?! Ganggu orang lagi tidur taju gak?!" Omel Luvia menggeser tombol hijau di layar ponsel.

"Kebo!"

Jawab datar dari dalam ponsel dengan suara berat khas suara cowok.

Suara Cowok? Luvia melihat ke layar ponsel. Pikirnya panggilan dari Amel ternyata dia salah, tulisan 'RadenBangsul' tertera jelas di depan layar.

"Gue pacar lo, Luvia sayang!"

"Ada apa?"

"Huh!"

Terdengar hembusan nafas.

Luvia bingung dengan kelakuan Raden, baru kali ini dia menghubungi setelah satu bulan pacaran.

"Ini jam berapa?"


"Jam 3."

"Terus?"

"Tidur lagi."

"Sudah bego, kebo lagi! Kek gini pacar gue?"

"Putusin aja, gue juga gak mau jadi pacar lo."

"Buruan siap-siap-"


"Luvia sayang! Ada teman kamu dibawah turun gih temui dia!" Teriak Hera.

Luvia mengalihkan fokus ke Hera dan menyiritkan dahi bingung, siapa yang datang?

"Iya Mam-"

"Silahkan diminum dulu teh dan kuenya!"

Kata Luvia tertahan dengan suara didalam pensel yang tersambung palinggilan Raden. Cowok itu bertamu?

"Makasih Bik. Jadi merepotkan."

"Hahhaha! Tidak apa."

Luvia tidak asing siapa pemilik suara tersebut dia adalah Bok Jum, pembantu dirumahnya. Jadi, Raden?

"Cepat turun! Gue ada dibawah dengan nyokap lo."

"Lo!"

Tut... tut... tut....

Taruhan [END]Where stories live. Discover now