16. Minta Jatah

1.3K 107 36
                                    

Adam mengotak atik komputer. Entah melakukan apa yang jelas ketiakan jari Adam sangat cepat dan fokus. Adam mahir dalam merantas dan stalker, dia seorang hacker yang bisa membantu Raden dalam memecahkan masalahnya.

Raden melihat layar monitor tidak paham, hanya Adam yang paham akan tulisan yang muncul terus hilang lalu muncul kembali.

"Ada sesuatu yang harus lo tahu. Kita bisa gunakan ini sebagai pengunjuk dari bayangn misterius, alias Sekte." Mendengar Sekte, Raden siap menyimak informasi.

Begitu juga dengan teman-temannya mereka antusias ingin membantu Raden.

"Lo milik gue sekarang. Dapat!!" Kata Adam senang menekan tombol enter pada keyboard.

Monitor berubah menjadi beberapa video yang diputar bersamaan.

"Kamera yang lo pasang di balkon waktu itu menapkan orang berbaju hitam. Pada waktu yang bersamaan, CCTV diluar kamar Bokap lo juga menangkap bayangan yang sama, sebab itu komputer dikamar lo berbunyi." Jelas Adam memperlihatkan gambar dari cuplikan CCTV yang berhasil Adam rantas.

Raden menatap layar itu dengan berpikir, "Orang itu tidak hanya satu?"

"Ada dua Sekte. Tapi kalau mereka semua menganggu lo dan Bokap lo gue masih bertanya soal itu." Hasil pikir Adam.

Guntur memikirkan sesuatu, "Kalau sebagai pengecoh atau jebakan?"

"Bisa jadi."

"Mereka tahu kalau selama ini kita intai. Agar kita bingung mereka mengirim dua orang untuk datang bersamaan."

"Jadi diantara mereka berdua itu ada yang palsu? Mana yang asli dan mana yang membuat masalah?"

"Benar! Gue curiga yang asli itu berada dibalkon kamar Raden sebab dia meninggalkan kotak hitam lagi yang berisi sebuah foto yang dibakar." Kata Guntur.

"Kenapa harus Bokap gue?" Tanya Raden bingung.

Dia tidak ingin orang didekatnya terluka, hanya Burhan yang dia punya. Untuk Mama, dia sudah pergi jauh meninggalkan Raden dan Burhan.

"Apa sih tujuan dari semua ini? Bingung gue!" Rengak Bima.

Ipul mencubit pinggang Bima, "Diam aja! Jangan banyak tanya kalau tidak paham."

"Sakit. Odading!"

"Apa mereka itu tidak ada kerjaan? Pasti gabut sampai melakukan hal seperti ini? Iya 'kan?" Kata Bima mengelus pinggang yang sakit.

"Bener juga. Mereka jomblo, tidak ada kerjaan, tidak ada yang chet, tidak ada yang ngajak jalan. Kurang perhatian ya kek gitu." Tambah Ersa membuat semua menjadi kesal.

"Kalian ini bisa serius? Keadaan lagi genting gini malah bercanda mulu. Keluar kalian!" Usir Guntur si pemilik kamar.

Bima berpelukan dengan Ersa, "Kita diusir Sa! Bagaimana ini? Mereka jahat sama kita! Kita sudah tidak digunakan lagi disini!"

Guntur emosi, "Diam! Atau kalian benar-benar gue usir!"

Seketika Bima dan Ersa diam dan patuh. Keadaan kembali seperti semula yang masih berfikir tentang kejadian ini.

"Apa mungkin semua ini ada hubungannya dengan Om Burhan?" Ipul berpendapat.

"Sepertinya tidak sebab orang yang ada dibalkon tidak melakukan apa apa hanya berdiri sangat lama sampai orang yang ada dikamar Raden pergi, dia masih tetap berada disana." Kata Adam membandingkan kedua video dilayar.

"Selain mengincar Raden apa mungkin Sekte itu mengincar orang terdekat Raden?" Ersa merasa aneh.

"Bicara apa sih lo?"

Taruhan [END]Where stories live. Discover now