25. Skors

1K 94 24
                                    

Luvia keluar dengan lipatan jaket milik Raden. Dia terkejut, Raden sudah ada didepan rumahnya.

"Hai!" Sapa Luvia.

Raden tersenyum melihat raut muka gadis datar ini saat tersenyum sangat manis seperti gula batu, sampai sampai dia tidak memperhatikan keadaan sekitar itu bagaimana.

"Hai juga cantik!"

Bukan. Bukan itu yang akan dikatakan Raden. Lalu siapa?

Reza sampai di depan rumah. Dengan cepat Luvia meninggalkan lipatan jaket di tangki motor lalu berlari menuju motor Reza.

"Lama ya?" Tanya Reza membenarkan jambul menantang langit.

"Enggak kok baru aja gue keluar." Jawab Luvia dengan senyuman yang teramat manis.

"Oh. Itu?" Ucap Reza menunjuk ke Raden.

"Gak tahu gue! Tiba-tiba sudah di depan gerbang."

"Gak perlu diperdulikan. Yuk jalan!" Luvia naik ke motor Reza.

Reza menoleh Raden sedang memikirkan perkataan Luvia yang terlalu menyakiti perasaannya. Sayangnya dia tidak peduli dan berterima kasih dengan gadis polos ini.

"Siap tuan putri."

Dengan santai motor Reza melaju menembus jalanan.

Raden menatap kosong tidak berdaya dengan apa yang dia lihat.

"Sial! Mereka semakin dekat."

"Ini gak bisa dibiarkan, gue gak mau hal itu terulang kembali." Lanjutnya dengan tekat yang berapi-api.

Raden melajukan motor dengan cepat. Cowok itu menyalip motor Reza saat di depan gerbang pintu masuk dengan cepat.

Luvia terkejut dengan motor Raden yang sangat mepet menyalip, sedikit lagi kakinya mengenai motor jika kemudi didepannya tidak menghindar.

Gadis itu memandang motor Raden yang melaju di depannya, "Apa Raden marah dengan omongan gue tadi?"

"Kenapa gue memikirkan dia, bodo amat. Dia juga tidak memikirkan gue kemaren." Kata Luvia pelan.
.
.
Di Lapangan basket....

Bugh!

Raden memukul wajah cowok yang berani menyentuh ceweknya. Reza terkejut dengan serangan Raden.

"Maksud lo apa?!" Reza memegang sudut bibir yang sobek.

Cowok yang ditanya mendekat ke Reza lalu mengangkat kerah kemeja keatas dan menatap dengan amarah yang sudah siap dilampiaskan.

"Menjauh dari Luvia!"

"Gak! Gue gak akan menjauh sedikit pun dari Luvia!" Tolak Reza melepas tangan Raden di kerahnya.

Bugh!

Raden memukul perut Reza membuat cowok itu tersungkur ke lantai, "Dia cewek gue! Jangan berani-beraninya lo deketin dia!"

Reza berdiri bukan memegangi sudut bibir lagi, sekarang berganti keperut dan berkekeh, "Cewek lo bilang?!"

"Emang dia mau sama cowok brandalan seperti lo?!"

Bugh!

"Gue emang berandalan. Tapi, gak brengsek seperti lo!" Ucap Raden memukul wajah Reza kembali, kali ini lebih keras.

Bugh!

Reza tidak terima tubuhnya terus dipukuli, dia melawan dan dia berhasil menonjok muka Raden membuat dia mundur.

Taruhan [END]Where stories live. Discover now