52. Dikurung

775 38 30
                                    

"Gadis yang polos justru gadis yang sangat berbahaya."

>Raden<

***


Warning!
17+
Terdapat adegan dewasa!
.
.

Seragam sudah melekat rapi di tubuh kecilnya, rambut sudah tertata rapi, sepatu juga sudah Luvia pakai hanya tinggal berangkat ke sekolah dengan Indra yang menghantar.

"Papi belum siap siap? Nanti Luvia bisa telat Papi ke sekolah!" Kata Luvia mematap Indra heran.

Indra masih setia dengan koran dan segelas kopi dimeja taman belakang. Rutinitas setiap pagi sebelum berangkat ke kantor.

"Papi! Apa Papi tidak mau mengantarku pagi ini? Baiklah Luvia akan berangkat dengan Vino." Luvia membalikkan tubuh mencari keberadaan adiknya.

Hera menghalangi dengan roti isi lalu menyuapkan pada Luvia tanpa aba aba, "Kamu belum berangkat? Vino sudah berangkat dari tadi."

Luvia terkejut, "Vino sudah berangkat? Oke baiklah. Luvia naik Bis saja. Mami! Papi! Luvia berangkat!"

"Tunggu!" Indra mencegah

Gadis itu membalikkan badan.

"Ada apa Papi? Luvia mau berangkat sekarang." Luvia sangat buru buru saat ini.

Indra menatap Luvia dingin, "Kamu tidak sekolah hari ini!"

Dua perempuan disana terkejut, "Apa?!"

"Untuk beberapa hari kedepan. Papi tidak akan mengijinkan kamu untuk keluar rumah apapun alasannya!"

"Termasuk ke sekolah." Kata Indra tidak bisa diterima oleh Luvia.

"Tidak Papi! Papi tidak boleh seperti ini! Luvia tidak mau!" Luvia mencoba membela.

Indra menatap penuh amarah, "Luvia!"

"Sejak kapan kamu menjadi anak pembangkang? Sejak kenal Raden kamu jadi seperti ini!"

Luvia menggeleng, "Kenapa Papi selalu menjelek jelekkan Raden? Dia bukan cowok seperti itu Papi! Dia itu baik! Sangat baik!"

Indra semakin marah, "Baik? Dengan menjadikan kamu sebagai Taruhan balapan, apa itu baik? Hanya untuk dikenal sebagai Raja Jalanan?"

"Papi! Bukan seperti itu yang terjadi. Papi sudah dibohongi sama Aldi! Justru dia yang menjadikan Luvia sebagai Taruhan. Papi tahu itu!"

"Bukan Raden tapi Aldi."

"Dia yang jahat! Bukan Raden Papi! Percayalah padaku!" Luvia tidak bisa menutupinya lagi dan berusaha untuk meluruskan semuanya.

"Mereka berdua itu sama saja! Ingin membuat kamu dalam bahaya! Papi tidak bisa percaya. Tapi menurut Papi itu yang terbaik untuk kamu!" Putus Indra tepat didepan Luvia.

Luvia menggeleng "Tidak Papi! Raden berbeda dari Aldi! Raden adalah cowok pemberani yang sudah membuat Luvia seperti sekarang. Bahkan dia yang,"

"Stop!"

Luvia tersentak dengan bentakan itu. Baru kali ini dia dibentak oleh Indra membuat hati Luvia sakit.

"Masuk kamar. Sekarang!" Perintah Indra tidak mau mendengar penjelasan Luvia yang selalu membela Raden.

"Papi."

"Masuk kamar!!" Luvia kesal sangat kesal dengan Indra.

"Papi jahat!" Ucap Luvia berlari menuju kamarnya

Taruhan [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt