56. Menempati Janji

Mulai dari awal
                                    

"Raden. Apa kamu bisa mendengar suaraku?"

Tanya Luvia.

"Sangat jelas." Jawab Raden.

Luvia tersenyum tipis.

"Jangan memaksa dirimu seperti ini Raden. Aku tidak apa-apa jika kamu tidak menang."

"Aku ikhlas jika harus bersama Aldi. Asalkan kamu baik-baik saja, melihat kamu bangkit sudah bisa membuatku senang."

"Aku mohon jangan paksakan dirimu. Aku tidak mau kamu celaka."

"Kamu sudah berjanji. Apapun yang terjadi kamu tidak akan memaksakan dirimu lebih jauh lagi. Kamu ingatkan Raden?"

"Aku mohon sama kamu. Berhentilah dari balapan ini dan aku akan mengobati lukamu untuk yang terakhir kali."


Pinta Luvia.

Gadis itu mencoba tegar namun hatinya sangat sakit dan sedih jika benar kalau ini adalah kali terakhir dia mengobati Raden.

Cowok itu terdiam mendengar permintaan Luvia. Seharusnya dia datang untuk menyemangatinya, bukan menyuruhnya untuk berhenti.

Untuk kali ini Raden tidak menuruti permintaan konyol dari Luvia.

"Bukan untuk yang terakhir kali! Karena kita akan tetap bersama. Sudah tidak ada kata terakhir disini, kita akan terus bersama sampai kapanpun." Raden memutuskan untuk mengikuti balapan kembali.

"Aku mohon sama kamu, Raden. Jika kamu ikut balapan lagi luka kamu akan semakin parah. Lebih baik sekarang kamu ke sini agar aku bisa mengobati lukamu."


Luvia sangat khawatir.

Samar-samar Raden merasakan sesuatu dari dalam hatinya untuk terus bangkit dan menyelamatkan Luvia. Seperti uluran tangan seorang gadis di dalam mimpinya yang menariknya keluar dan memberitahu kalau masih banyak yang harus dia lakukan.

Seorang gadis cantik itu adalah Luvia. Gadis yang bisa membuatnya menemukan seberkas cahaya terang di dalam kegelapan.

Nasehat lain untuk mereka harus tetap bersama agar bisa melewati rintangan di depan sana.

"Kamu sudah berjanji untuk tidak memaksakan tubuhmu, Raden. Jadi aku mohon tepatilah janji itu!"

Pintah Luvia sekali lagi.

Raden tertawa, "Aku juga sering berjanji untuk memenangkan balapan ini dan menyelamatkan dirimu."

Ajaib rasa sakit di tangan kanannya sudah menghilang, paramedis sampai ditempat Raden namun raden mencegah paramedis untuk membawanya.

Dia sudah bertekad ingin melanjutkan balapan ini. Dengan hembusan nafas panjang Raden menaiki motornya kembali.

Melihat Raden setelah kecelakaan lalu bangkit lagi membuat para penonton bersorak gembira. Para penggemar pembalap lain juga ikut bersuara untuk menyemangati Raden.

Mereka semua kagum dengan usaha Raden untuk memenangkan balapan ini dan mereka dapat pastikan kalau balapan ini akan dimenangkan olehnya.

"RADEN!!!"

"BERJUANGLAH!!"

"KAMU BISA!!"

"AYO BANGKIT!!"

"MENAGKAN BALAPAN INI!!"

Kurang lebih seperti itu suara dari para penonton, Raden menatap sirkuit dengan tekad berapi-api, menarik nafas semangat lalu melajukan motornya ke arena.

Taruhan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang