08.

18.8K 1.1K 6
                                    

Happy Reading😊

_____________________________

Selama didalam perjalanan, tidak henti-hentinya Bara menampilkan senyum penuh kemenangan dari balik helm full facenya—karena telah berhasil membuat gadis itu menahan rasa kesal dan amarah. Seperti yang sudah ia katakan bahwa ia tidak akan melepaskan gadis itu setelah kejadian di ruang Bk siang tadi, meskipun gadis telah meminta maaf kepadanya. Keberanian gadis itu yang mengusik ketenangannya membuat dirinya geram sekaligus penasaran—penasaran akan siapa gadis itu sebenarnya.

Bara segera menggelengkan kepalanya saat pikirannya tentang gadis itu semakin merambat kemana-mana.

Ia semakin menaikan kecepatan motornya agar segera sampai dirumahnya—bertemu dengan gadis kecil kesayangannya yang mungkin saat ini tengah merajuk sambil mengembungkan pipi tembamnya.

Huh! Bara sangat menyukai wajah menggemaskan gadis kecil itu ketika merajuk.

Setelah beberapa menit membelah keramaian lalu lintas kota Jakarta, akhirnya ia telah sampai juga didepan pagar hitam yang menjulang sangat tinggi—menekan tombol klakson motornya, dan tanpa menunggu lama pagar itu langsung dibukakan oleh seorang pengawal berbaju serba hitam.

Pengawal yang melihat kedatangan tuan mudanya sedikit membungkukan tubuhnya—dan mempersilahkan tuan mudanya untuk masuk.

"Kemana perginya si merah?" Tanya Albara dingin, saat tidak melihat keberadaan motor sport kesayangaannya didalam garasi. Motor itu adalah motor pertama incarannya, yang ia beli dengan menggunakan uang hasil jerih payahnya sendiri. Ia akan sangat marah jika ada orang lain yang berani menyentuhnya.

Seorang pengawal yang berdiri dibelakang Bara seketika saja menegang, saat mendengar pertanyaan dari tuan mudanya.

"Maaf tuan, tapi tuan besar memerintahkan saya untuk menjualnya." Ucap pengawal itu sambil menundukan kepalanya.

Bara mengepalkan kedua tangannya dan membalikan tubuhnya dengan cepat—menatap tajam kearah pengawalnya. "Brengsek! Saya sudah memperingatkan kalian untuk tidak menyentuhnya sebelum mendapatkan izin terlebih dahulu."

"Maaf—,"

"Yang saya ingin dengar bukanlah kata maaf sialan itu! Bagaimana pun caranya saya ingin motor itu kembali ke tempatnya sebelum pagi menjelang. Kalau tidak—kalian akan tau akibatnya." Geram Albara marah, sebelum akhirnya melenggang masuk ke dalam rumah.

Ternyata tuan besar yang tidak lain dan tidak bukan adalah Papanya sendiri berniat bermain-main dengannya.

"Bara kamu udah pulang nak?" Tanya Alice, Mama Bara yang kini sedang duduk sambil memangku laptopnya.

Alice Diana Pratama, istri dari Brian Anggara Pratama yang tidak lain adalah orang tua Bara. Selain menjadi ibu rumah tangga, Alice juga terjun kedalam dunia bisnis yaitu berprofesi sebagai seorang designer interior yang sudah sangat terkenal dikalangan kelas atas—yang memiliki sejuta inspirasi dan ide-ide terbaru dalam mendesign interior. Jadi tidak heran lagi mengapa disetiap sudut ruangan di rumahnya akan dipenuhi berbagai jenis interior yang sangat cantik, unik, dan terkesan elegan.

Bagi Bara, Mama Alice adalah pahlawannya, bidadarinya, dan cinta pertamanya. Walaupun umurnya yang sudah tidak bisa dikatakan muda lagi, tapi penampilan dan wajahnya masih terlihat sangat muda.

ALBARA [ON GOING]Where stories live. Discover now