40.

10.4K 621 118
                                    

Ketika seseorang sudah jauh dari kita maka barulah kita akan merasa kehilangan.

~Reytina Queen Amberly~

•••

Happy Reading😊

*****

Sebulan berlalu, seorang gadis menatap kosong kearah depan tepat dimana seorang guru tengah menjelaskan materi. Pikirannya melayang pada seseorang yang selama sebulan ini memenuhi pikirannya. Tiga hari yang lalu Reytina sudah kembali bersekolah setelah dua hari tidak bisa mengikuti pembelajaran disekolah akibat dirinya yang jatuh sakit. Ia terlalu menyibukan dirinya dengan buku dan buku, ia juga tidak pernah melewatkan jadwal gym yang selama ini ia dan kedua sahabatnya ikuti, sampai-sampai saat tidak ada kelas gym pun ia tetap datang ke tempat gym. Itu lah yang menyebabkannya dirinya kelelahan dan harus dirawat dirumah dengan diawasi oleh seorang dokter.

Sebulan sudah berlalu setelah kejadian malam itu, Bara belum juga sadarkan diri dan cowok itu dinyatakan koma. Reytina tidak pernah absen menemani Bara dirumah sakit. Tabrakan itu terlalu parah sehingga Bara butuh lebih banyak waktu untuk kembali sadar, apalagi mengingat pendarahan yang luar biasa di otaknya yang mengakibatkan dirinya sangat lemah dan harus membutuhkan banyak darah, ditambah lagi detak jantungnya kian hari kian melemah. Dan selama itu juga hidup Reytina terasa hampa dan abu-abu, ia sudah seperti hidup tapi tak bernyawa. Ia tidak lagi menjadi gadis yang murah senyum, periang dan ramah. Ia kini sudah berubah menjadi gadis yang dingin dan irit bicara, ia kembali menjadi gadis yang galak, pemarah dan tegas jika menyangkut pelanggaran peraturan sekolah.

Bel istarahat pun berbunyi, kini Reytina dan kedua sahabatnya berjalan menuju kantin. Tidak ada yang memulai pembicaraan diantara mereka. Mereka semua merasakan kecanggungan setelah kembali melihat wajah Reytina yang murung dan tidak bersahabat.

"Heh kamu! Ambil kembali sampahnya, jika sampai saya ngeliat kamu buang sampah sembarangan lagi. Saya tidak akan segan-segan  menghukum kamu!" Tegur Reytina pada adik kelas yang ketahuan membuang sampah sembarangan dan meninggalkan sampahnya begitu saja lalu melangkahkan kakinya pergi dari sana.

Qanza mencekal tangan Reytina yang hendak menghampiri adik kelas yang tengah menunduk ketakutan, terlihat dari tangan dan kakinya sedikit bergetar akibat mendengar bentakan dari Ketua Osis SMA Angkasa. Ia tidak ingin sahabatnya ini bertindak tidak masuk akal nantinya. Qanza tau adik kelasnya itu memang berbuat salah, tapi Qanza tidak ingin adik kelas itu menjadi pelampiasan sikap sahabatnya yang sedang tidak bersahabat hari ini.

"Udah biarin aja, lagian dia udah ngambil sampahnya kan?" Ucap Qanza yang kini sudah menarik tangan Reytina, dan melanjutkan langkah mereka yang tertunda agar segera sampai di kantin. Sebelum itu Qanza juga sudah memberikan perintah kepada adik kelasnya untuk segera kembali ke kelasnya, dan tidak mengulangi kesalahannya lagi.

Sesampainya dikantin mereka menduduki salah satu meja kosong yang ada disana, tumben sekali masih ada banyak meja kosong hari ini, karena bisanya jika bel istirahat sudah berbunyi pastinya semua murid akan berbondong-bondong untuk sampai dikantin agar tidak kehabisan tempat duduk nantinya. Apakah murid di SMA ini sudah mulai bosan mengunjungi kantin? Ahh itu sangatlah mustahil!

Amanda memanggil pelayan salah satu kedai untuk menghampiri mereka. Jika kantin tidak terlalu ramai maka itu memudahkan mereka untuk memesan makanan karena akan ada pelayan masing-masing kedai yang akan menghampiri mereka. Dan mereka tidak harus bersusah payah untuk memesannya langsung menghampiri kedai.

Setelah menyampaikan pesanan mereka, kini mereka duduk dalam keheningan. Reytina yang menatap kosong kearah depan, Qanza yang asik bergelut dengan pikirannya dan Amanda yang sedang memainkan ponselnya untuk menghindari keheningan diantara mereka. Amanda sengaja memutarkan musik dengan volume sedang melalui ponselnya agar keadaan tidak terlalu tegang. Hayolah sejak kapan jika mereka bertiga berkumpul hanya ada keheningan saja? Amanda yang hendak membuat lelucon pun mengurungkan niatnya, takut jika salah bicara.

ALBARA [ON GOING]Where stories live. Discover now