56.

7.4K 540 164
                                    

Finally after long rest, i'm comeback🥳

Aku saranin baca chapter sebelumnya dulu ya, buat kalian yang lupa dgn alurnya.

Happy Reading😊

____________________________

I hate you

Tulisan kalimat tersebut memenuhi seluruh foto yang ada dihadapannya—lebih tepatnya tulisan tersebut hanya tertuju kepada seorang pria dewasa yang tengah tersenyum lebar sambil menggendong tubuh lelaki kecil tampan dipundaknya. Terlihat juga disebelah pria itu berdiri seorang wanita dewasa yang sedang hamil besar, merangkul lengan pria tersebut dengan mesranya.

Keluarga yang sangat bahagia dan harmonis dimasanya. Dimana tidak pernah adanya pertengkaran didalamnya, dan setiap harinya hanya akan dihiasi oleh canda dan tawa diantara mereka.

Namun semua kebahagian dan keharmonisan itu seakan telah lenyap dalam sekejap, karena sebuah kesalahan yang dilakukan tanpa disengaja. Peristiwa kecelakaan yang menewaskan ayah Reytina dan Brian yang menjadi tersangka utama dalam kecelakaan tersebut.

Brian yang malam itu sedang berada didalam pengaruh alkohol melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Dan dengan kesadaran yang berada diambang bawah sadar, Brian sampai tidak mengetahui bahwa ada mobil yang melaju berlawanan arah dengannya. Hingga hal yang tidak diinginkan pun terjadi—suara dentuman dari tabrakan antara kedua mobil memecah kesunyian malam. Mobil yang dikendarai oleh ayah Reytina terpental dengan sangat jauh—menabrak pembatas jalan sebelum akhirnya suara ledakan pun terdengar dengan sangat nyaring.

Walaupun Raditya—ayah Reytina telah berhasil keluar dari dalam mobil sebelum ledakan terjadi—namun naasnya nyawa pria itu tetap tidak dapat tertolong. Kecelakaan maut yang terjadi malam itu, menyebabkan terjadinya pendarahan diotak Raditya yang yang diakibatkan oleh benturan keras yang terjadi.

Brian yang saat itu hanya mengalami luka-luka yang tidak sebanding dengan Raditya—merasa kalut dan takut. Hingga Brian pun memutuskan untuk kabur layaknya seperti seorang pengecut, meninggalkan Raditya yang terkapar tidak berdaya diatas aspal dengan tubuh yang bersimbahkan darah.

"Arghh!" Teriak Albara merobek semua foto yang ada dihadapannya. Ayah yang dulunya menjadi panutannya, kini tidak lebih dari seorang pengecut dan penjahat.

Sekarang semua kebingungannya telah terjawab, saat ia sedang mengunjungi ruangan ini beberapa hari yang lalu, tanpa sengaja tangannya menyenggol sebuah tirai berwarna hitam—hal itu menyebabkan tirai tersebut bergeser dan memperlihat semua foto yang tertempel sempurna dipapan tersebut. Dahinya berkerut—merasa bingung mengapa foto keluarganya tertempel disana lengkap dengan tulisan aku membencimu.

Tapi hari ini ia mengerti maksud dari semua tulisan itu. Orang yang menempel dan menulis semua itu tidak lain adalah dirinya sendiri. Namun sialnya karena keadaanya yang belum pulih—membuatnya lupa akan segalanya, dan berakhir mempercayai Papanya yang sejak dulu kebencian telah tertanam dihatinya.

Bara melepaskan kaos yang melekat ditubuhnya, lalu melilitkan sebuah kain berwarna putih dikedua telapak tangannya.

Bola mata gelapnya menatap kearah samsak yang tergantung sempurna didepannya—memukulnya secara membabi buta untuk melampiaskan amarah yang sejak tadi telah berkumpul menjadi satu didalam dirinya.

Keringat mulai mengalir membasahi tubuhnya yang dipenuhi oleh bercak luka lebam. Sesekali ringisan kecil terdengar keluar dari bibirnya, saat rasa perih dibeberapa titik luka mulai kembali dirasakannya.

ALBARA [ON GOING]Where stories live. Discover now