55.

8K 656 77
                                    


Jangan lupa Voment dan share cerita ini ke teman-teman kalian yah 🤗

Happy Reading😊

_____________________________


Sebuah motor sport berwarna hitam, melaju dengan kecepatan sedang memasuki sebuah pekarangan rumah yang sangat luas—dengan penjagaan yang sangat ketat disetiap sudut rumahnya. Setelah memarkirkan motor miliknya di garasi, lelaki itu memutuskan untuk bergegas melangkahkan kakinya memasuki rumahnya.

Beberapa pengawal yang kebetulan sedang berjaga di samping pintu utama menunduk dengan hormat, saat melihat kedatangan dari tuan mudanya. Mereka sebenarnya ingin menghentikan langkah tuan mudanya—memperingatinya untuk tidak masuk kedalam rumah terlebih dahulu. Namun, saat melihat raut wajah yang tidak bersahabat dari tuan mudanya—membuat para pengawal itu mengurungkan niat mereka. Para pengawal itu sudah cukup paham untuk tidak mencari masalah, disaat suasana hati dari tuan mudanya sedang tidak baik-baik saja seperti sekarang ini.

"Apa sebenarnya yang mas inginkan? Aku tidak ingin lagi terus-terusan berbohong dihadapan Bara. Putra kita pantas untuk memilih pilihannya sendiri, Bara sudah cukup dewasa untuk mengambil keputusannya—tapi sikap mas yang terlalu kekanak-kanakan!" Teriak seorang wanita dari dalam rumah.

Bara yang mendengar namanya disebutkan, seketika saja menghentikan langkahnya saat telah berada di ambang pintu.

Brian menggeram kesal dengan kedua tangan yang terkepal dikedua sisi—saat mendengar istrinya kembali mengungkit-ungkit masalah tersebut. "Turuti saja perintahku dan jangan terus membantah Alice. Jangan bersikap seolah-olah keputusanku ini adalah salah dan keputusanmu lah yang benar. Kau kira selama ini, kau telah menjadi sosok ibu yang terbaik untuk Bara? Lihatlah apa hasil didikanmu kepada Bara selama tujuh belas tahun ini—dia menjadi lelaki yang liar dan sulit diatur."

Alice yang mendengar itu terkekeh pelan. "Seharusnya aku yang bertanya seperti itu kepadamu Brian! Apa kau pernah mendidik kedua anak kita? Dan apa saja yang telah kau tanamkan didalam diri Lea dan juga Bara? Gak ada Brian—gak ada!"

"Kau selalu mengatasnamakan urusan pekerjaan untuk alasanmu tidak pulang. Tapi aku tau semuanya Brian—aku tau kau bermain dengan wanita lain dibelakangku. Tapi aku masih tetap diam saja demi kedua anak ku. Aku hanya tidak ingin mereka tau bagaimana sikapmu selama ini!" Teriak Alice mengutarakan apa yang selama ini terpendam didalam hatinya. Jika bukan karena kedua anaknya—ia tidak akan sanggup bertahan sampai di titik ini. Tapi untuk kali ini, suaminya sudah sangat keterlaluan. Ia selalu saja mengekang kedua anaknya untuk melakukan apapun yang mereka sukai.

"Aku tidak ingin berbohong lagi—dan aku akan mengatakan semua kebenarannya kepada putraku." Ucap Alice, segera membalikkan tubuhnya hendak pergi meninggalkan suaminya. Namun, sebelum itu terjadi Brian lebih dulu mencekal tangannya.

"Aku tidak akan membiarkan kau pergi, dan merusak apa yang sudah aku susun sejak awal Alice!" Teriak Brian menarik tubuh istrinya mendekat kearahnya.

"Kenapa mas—kenapa kau mencoba untuk memisahkan Bara dengan Reytina? Apa salah gadis itu, sehingga dari awal kau sudah tidak menyukainya? Beri aku alasan untuk itu Brian!" Ucap Alice yang tidak paham, dengan apa penyebab suaminya itu sampai tidak menyukai gadis sebaik Reytina—hingga memanfaatkan kondisi putranya untuk memisahkan gadis itu dengan Bara.

"Karena aku adalah penyebab dari kecelakaan yang dialami oleh ayah gadis itu! Dan aku tidak akan membiarkan gadis itu kembali masuk kedalam kehidupan Bara! Dan bila perlu aku akan membuat gadis itu semakin dibenci oleh Bara." Teriak Brian tanpa sadar. Ia telah mengungkapkan segalanya—segalanya yang seharusnya tidak ia ungkapkan, karena selama bertahun-tahun ini ia telah berusaha keras untuk menutup kasus kecelakaan tersebut.

ALBARA [ON GOING]Where stories live. Discover now