58. Selamat Jalan

2.6K 365 63
                                    

Senyuman termanis itu harus berubah menjadi duka terdalam.

-Bobrok Squad-

[Surga Menantimu]

Dokter dan beberapa tim medis memasuki ruangan Asyilla begitu tergesa-gesa. Mereka semua yang menunggunya di luar, tampak sangat khawatir. Karena sedari tadi, para tim medis tak henti-hentinya keluar masuk ruangan. Ada apa sebenarnya? Apa keadaan Asyilla memburuk?

Suster yang baru saja keluar, langkahnya harus di cegat oleh Bisma. Bisma sangat penasaran dengan keadaan putrinya saat ini. Ia takut, jika Asyilla kenapa-kenapa.

"Sus, ini sebenarnya ada apa?! Kenapa kalian bolak balik ke ruangan anak saya?!" tanya Bisma sangat panik.

"Mohon maaf Pak, kondisi pasien memburuk, karena terlambat mendapatkan donor jantung. kami sebagai tim medis harus cepat-cepat menangani kondisinya. Kalau begitu, saya permisi dulu."

Pertuturan dari suster itu membuat tubuh Bisma melemah. Ia mengintip di balik jendela, bagaimana tim medis sedang berusaha menyelamatkan kondisi Asyilla sekarang. Bukan hanya Bisma yang cemas. Melainkan semua orang yang masih menunggu keadaan Asyilla.

Salah satu seorang Dokter, keluar dari ruangan itu dengan sedikit membuka maskernya. Dokter itu menghampiri Bisma dan juga Intan, untuk mengabari kondisi Asyilla, setelah ia berusaha memeriksa keadaannya.

"Orang tua Asyilla?!" panggil Dokter itu membuat Intan langsung menghampirinya. "Pasien sudah sadarkan diri. Dan beliau ingin bertemu dengan kalian. Tapi sebelumnya, jangan menyimpan kegaduhan, ya. Karena kondisi pasien belum stabil," ucapnya dan di angguki oleh Bisma dan juga Intan.

Bisma dan Intan memasuki ruangan Asyilla. Sementara yang lainnya, hanya bisa menunggunya di luar. Bisma, melihat Asyilla yang terbaring lemah dengan tatapan yang begitu sayu. Bisma tak bisa menahan lagi air matanya yang sedari tadi ia tahan.

Bisma menggenggam tangan Asyilla dengan lembut, dengan satu tangannya mengusap rambut Asyilla. Gadis itu tersenyum kecil, dengan wajahnya yang begitu pucat. Asyilla sangat senang, karena bisa melihat kedua orang tuanya di sini.

"Asyilla, ini Papah Sayang. Papah minta maaf, karena Papah tidak mempercayai kamu," lirih Bisma begitu sendu.

"Pa-pah," cicit Asyilla

"Iya Sayang, ini Papah. Papah mohon, kamu harus bertahan, ya. Papah gak mau kehilangan kamu Asyilla," ujar Bisma.

"Benar apa kata Papah Sayang. Kamu harus bertahan, ya. Mamah tahu, kamu adalah wanita yang kuat. Kamu pasti bisa melewati ini semua," ujar Intan tak kalah lirih.

"Ta-tapi ini sa-sakit," ucap Asyilla dengan terbata-bata.

"Mana yang sakit Sayang? Nanti sakitnya biar di pindahin ke Mamah, ya." Intan tak kuasa membendung air matanya. Ia menangis, seraya mengusap rambut Asyilla.

"Pah, Syilla ma-mau ketemu sa-sama temen-temen," pinta Asyilla sedikit memohon.

Bisma langsung mengiyakan permintaan putrinya. Ia langsung keluar dari ruangan untuk memanggil mereka semua. Sepertinya, Asyilla sangat merindukan mereka semua. Karena Bisma tahu, pertemanan mereka sempat terpecah belah.

"Asyilla ingin bertemu sama kalian," ucapnya dan langsung di angguki mereka.

Mereka semua memasuki ruangan Asyilla dan mendekati brankarnya. Asyilla tersenyum kecil, karena teman-temannya ada di sini. Entah kenapa, rasanya begitu bahagia setelah melihat mereka ada di sini.

"Ma-maafin Sisil," cicit Asyilla pelan.

"Enggak Sil, enggak! Lo itu gak punya salah apa-apa, kita yang salah. Kita semua sangat salah, karena sudah menghakimi lo, bahkan gak percaya sama lo," sanggah Amel merasa sangat bersalah.

Switched Souls - Asyilla & Atta (Tamat)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें