16. Satu Aset Berharga

3.6K 608 8
                                    

Persahabatan, adalah suatu hal yang di lakukan secara kerja sama, bukan individual.

-Bobrok Squad-

Setelah menjalankan misinya tadi, semuanya kini mencoba berkumpul di rumah milik Asyilla. Namun, mereka masih menunggu kedatangan Sandy. Laki-laki itu belum mengabari mereka tentamg misi yang sedang ia kerjakan.

Tak lama, Sandy kembali dengan wajah yang memar. Mereka semua mencoba menahan tawanya agar tidak meledak. Pasalnya, hanya Sandy yang kembali dengan keadaan wajah yang menurutnya, hancur. Lihat saja, banyak sekali luka memar dan sudut bibir yang sobek. Sandy sedikit meringis, ia menduduki bokongnya di sebuah sofa yang berada di sana.

“Muka lo kenapa? Habis di hajar sama preman lo? Udah jelek, di tambah muka memar lagi. Ya makin jeleklah,” ujar Asyilla sedikit mencibir.

“Gue mencium aroma-aroma gagal di sini. Bukan begitu, Tuan Sandy?” tanya Riki demgan menaikkan kedua alisnya turun naik.

Sandy menghela nafasnya pelan. “Iya, gue gagal! Dan apesnya, gue malah kena bogeman cowoknya si Aurel. Brengsek emang.”

“Itulah, akibatnya mendekati cewek yang udah punya pacar! Makanya, gue gak mau ikut andil di bagian itu,” ujar Marvel pada Sandy. “Tapi, kok bisa sih, lo kena bogeman cowoknya si Aurel? Gimana ceritanya?”

“Jadi gini ....”

Flashback On!

Sepulang sekolah tadi, Sandy mendatangi SMA Semadi Jakarta, tepat Aurel bersekolah. Sandy membuka helm fullfacenya, dan memilih menunggu di depan gerbang sekolah ini. Memang, sebelumnya Sandy belum pernah bertemu dengan Aurel. Tapi dengan melalui foto yang di kirimkan oleh orang suruhannya, Sandy bisa mudah mengenali wajah gadis itu.

Semua murid SMA Semadi membubarkan diri. Di antara beberapa murid tersebut, iris mata Sandy tak sengaja menemukan gadis yang sedang ia cari. Ia melihat Aurel dengan rambut yang di biarkan tergerai, dengan tangannya yang tengah menggendong sebuah tas ranselnya. Dengan wajah coolnya, Sandy mencoba menghampiri gadis itu yang baru saja akan keluar dari gerbang.

“Sorry, lo Aurel ‘kan?” Aurel menunjuk dirinya sendiri. Detik ketiga, ia mengangguk membenarkan.

“Gila, siapa dia? Ganteng banget astaga ...,” batin Aurel di dalam hati.

Aurel mencoba membiasakan sikapnya senetral mungkin. “Ehem ... maaf, lo siapa, ya? Kok lo tahu nama gue? Ada perlu apa?”

Sandy tersenyum dan mengulurkan tangannya. “Sebelumnya kenalin, nama gue Sandy, dari SMA Karya Kencana. Gue ke sini, karena gue ada keperluan sama lo. Keperluan, untuk bisa deketin lo gitu.” Sandy memulai aksinya, bahkan kata-katanya begitu sangat manis. Membuat pipi Aurel menjadi blushing dalam sekejap. “Lo jangan takut, gue bukan orang jahat kok. Sebelumnya, gue tahu lo dari sosial media. Dan ya, foto-foto lo di instagram, membuat gue tertarik untuk bisa kenal sama lo. Dan gue juga udah memfollow instagram lo, kok. Dan jangan lupa di follow back.”

Aurel terlihat begitu jengah. Ia sempat memalingkan wajahnya sekejap. “Lo bisa aja deh, modusnya. Masa iya, cowok seganteng lo mau kenal sama gue?”

“Memangnya gak boleh gitu? Gue Cuma pengen kenal sama lo, dan ngajak lo pulang bareng. Apa lo mau?”

“Ta-tapi—” Baru saja Aurel akan menolak ajakan Sandy, tiba-tiba saja seseorang mencoba meraih tangan Aurel secara kasar, dan membawa Aurel bersembunyi di belakang tubuhnya.

Seseorang itu kini berhadapan dengan Sandy. Rahangnya mengerang, dengan kedua tangannya yang di masukan ke dalam saku celananya. Sandy masih bersikap santai, ia tidak melayani tatapan elang dari laki-laki di hadapannya.

Switched Souls - Asyilla & Atta (Tamat)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt