19. Ulah Iren

3.4K 517 3
                                    

Hidup itu sangat keras. Setiap permasalahan akan selalu datang tanpa di pinta. Namun, setiap permasalahan juga, akan selalu ada jalan keluar yang bisa di lewati.

—Asyilla Maharani Carolline—

Bel dering di SMA Karya Kencana memekik begitu nyaring di seantero sekolah. Semua murid langsung berhamburan dari kelasnya masing-masing. Sama halnya dengan ke empat laki-laki tampan yang baru saja di buat pusing oleh guru kiler bernama Buk Rika.

Ogi, Marvel dan Sandy, mencoba memasuki area kantin sekolah, dan ikut duduk bergabung bersama Asyilla dan Asegaf yang sedari tadi tidak memasuki kelas karena hukuman yang harus ia terima.

Ogi yang merasa otaknya sudah menguap, ia rasa dirinya membutuhkan sesuatu yang menurutnya segar, agar otaknya kembali fresh.

“Mang Bro! Es teh jusnya 6, Mang,” pekik Ogi sangat lantang.

“Siap Den!” ujar Mang Bro.

Namanya Mang Puad. Namun, karena di kenal mudah bergaul dengan murid-murid di sini, mereka menjulukinya dengan Mang Bro. Katanya sih, biar lebih friendly!

“Anjir ... miskin banget lo, Gi!” cibir Asyilla.

“Jangan mentang-mentang kaya, Sil. Kita bisa seenaknya buang-buang duit. Kita itu jadi human harus berhemat.” Ogi mencoba memberikan nasihat pada temannya yang satu itu. Laki-laki itu seperti layaknya Mario Teguh dengan pembicaraannya yang sangat bijak.

Tak lama, Mang Bro kembali membawakan minuman yang sudah Ogi pesan. Membuat mereka terpekik senang, karena bisa melepas dahaganya karena begitu sangat haus.

“Makasih, Mang!” ujar Riki dan di angguki oleh Mang Bro.

Kini, Asegaf mencoba menyambung kembali kalimat yang di lontarkan oleh Ogi kepada Asyilla. “Oh ya, kalau hemat pangkal apa, sayang?” tanya Asegaf pada Asyilla.

“Pangkal kaya dong, Asep!”

“Malas pangkal?”

“Pangkal bodoh,” jawab Asyilla enteng.

“Terus, kalau kamu pangkal apa?” tanya Asegaf membuat Asyilla mengerutkan dahinya bingung.

“Pangkal apa, ya?” jawabnya bingung.

“Kalau kamu, pangkalan hatiku. Asyik ....” Gombalan Asegaf membuat semua teman-temannya langsung bergidik ngeri.

Asyilla tidak habis pikir dengan kekasihnya yang satu ini. Untuk ke sekian kalinya, Asegaf benar-benar sangat bucin terhadapnya. Awal perkiraan yang Asyilla kenal dengan laki-laki itu, ia mengira bahwa Asegaf adalah laki-laki yang sangat cool. Namun nyatanya, begitu sangat berbanding terbalik.

Asyilla mengusap wajahnya kasar. “Astagfirullah, gue punya pacar lebay banget. Tampangnya doang yang cool, sikapnya mah bobrok!”

“Lo sama si Asep sama-sama bobrok, Sil. Kalo di satuin jadi gerobak!” timpal Sandy pada Asyilla.

“Gerobak sayur mang Apip bukan, San?” sahut Riki.

“Contohi dong, Ki, yang kaya gimana,” titah Sandy membuat Riki menyeringai.

Riki menarik nafasnya dalam-dalam. “Hikkk ... sayurrr ... hikkk!”

“Bengek gila!”

“Namanya juga tukang sayur di dunia terbalik, kan kaya gitu. Hahaha,” jawab Riki seraya tertawanya.

Namun, disela-sela obrolannya. Seorang perempuan menghampiri Asyilla dengan tersenyum. Membuat Asyilla langsung menatap perempuan itu dari ujung kaki sampai ujung kepala. Tapi, Asyilla tidak mengenali sosok gadis itu. Maklum saja, karena jiwanya tengah berada di dalam tubuh Atta.

Switched Souls - Asyilla & Atta (Tamat)Where stories live. Discover now