13. Misi Dan Rencana.

4.3K 993 8
                                    

Berpenampilan sederhana, seringkali menjadi bahan olokan oleh orang lain. Namun, kesederhanaan itu menjadikan diri kita apa adanya.

-Asyilla Maharani Carolline-

Saya janji, setelah membaca ininsaya akan kasih vote pada ceritanya:)
Hayo lohhh, kalian udah dua kali janji:v

Sesuai permintaan Asyilla, malam ini Asegaf dan teman-temannya sedang mengunjungi rumah gadis itu. Mereka duduk di sebuah sofa leter L yang berada di ruang tengah. Sepertinya, akan ada sebuah perencanaan yang akan di bahas oleh sang pemilik rumah.

Sandy menghela nafasnya, ia menatap teman-tannya dengan sangat serius. “Gue udah nyuruh orang buat mencari tahu tentang tantenya si Atta. Dan gue mendapatkan satu informasi dari orang suruhan gue, kalau tantenya punya anak yang seumuran dengan si Atta. Nah, ini bakalan mempermudah kita untuk mencari tahu lebih dalam lagi.”

“Mencari tahu gimana? Terus kita harus ngapain?” Riki bertanya bingung. Pasalnya, ia masih belum mengerti tentang suatu penjelasan yang di lontarkan oleh Sandy.

Sandy mencoba berpikir sejenak. Otaknya terus bekerja untuk mendapatkan satu ide. Karena masalah yang akan mereka jalani, bukanlah masalah hal yang sepele. Melainkan mereka akan berhadapan dengan wanita iblis yang tidak mempunyai hati nurani.

“Kita bagi tugas. Jadi gini, salah satu di antara kita, harus mendekati anak tantenya si Atta, untuk mendapatkan satu informasi dari ibunya.” Akhirnya Sandy menemukan satu ide untuk di jalankan misinya kali ini. “Jadi siapa yang akan menjalankan tugas di bagian ini?”

“Gu-gue gak bisa. Gue suka kejang-kejang kalau deket perempuan,” ucap Ogi menolak.

“Kalau gue, gue orangnya grogian. Nanti belum apa-apa, gue udah keringatan,” tolak Marvel.

Kini, Sandy mencoba menatap Riki. Namun laki-laki itu langsung menggeleng keras, tanda tidak mau. Bahkan, Sandy sudah lelah melihat kelakuan teman-temannya. Ia pikir, mereka seperti anti terhadap perempuan.

Asyilla menunjuk pada Asegaf. “Asep aja, gimana, Sep?”

“Nama gue Asegaf! Dan gue gak mau deketin dia. Kalau deketin lo, terus kita pacaran, baru gue mau,” tukas Asegaf.

Asyilla membulatkan matanya sempurna. “Gimana lo mau macarain gue, Sep. Bantuin gue aja, lo gak mau?” Asyilla mencabikkan bibir mungilnya. Pikirnya, laki-laki di hadapannya itu tidak berniat membantu dirinya. Jika di antara mereka tidak mau, lalu siapa yang akan mengambil tugas ini?

“Ok, gue mau bantuin lo. Asalkan, lo mau jadi pacar gue. Gimana?”

“Sekate-kate kalau ngomong! Itu namanya lo mengambil kesempatan dalam kesempitan, Sep. Gila ya, lo manusia sejenis apa sih? Herman gue.” Asyilla memutarkan bola matanya, lantas menyenderkan tubuhnya di sebuah sofa itu.

“Heran Sisil, bukan herman!” urai Riki tidak habis pikir.

“Pokonya gue gak mau ada penolakan! Mulai sekarang, lo jadi milik gue. Dan gue jadi milik lo. Kita berdua pacaran!” tegas Asegaf tidak ingin ada bantahan sedikit pun.

Sepertinya memang benar, Asegaf menyukai Asyilla sejak pertama kali ia bertemu. Lihat saja, Asegaf bersikeras untuk menjadikan Asyilla satu-satunya wanita di dalam hidupnya. Tapi, apa cinta datang sebelah pihak saja?

Switched Souls - Asyilla & Atta (Tamat)Where stories live. Discover now