34. Bandung-Jakarta

2.3K 371 14
                                    

Aku kira, kamu menganggapku special. Ternyata, tak lebih dari pelampiasan.

—Asegaf Hari Saputra—

Seminggu sudah Asegaf dan teman-temannya berpisah dengan Asyilla. Mereka sudah sangat merindukan gadis itu. Tidak ada suara teriakan yang dilontarkan oleh gadis itu, tidak ada kehebohan yang dilakukan oleh Asyilla. Mereka sangat merindukan sosok Asyila Maharani Carolline, si cewek periang yang mempunyai keceriaan yang luar biasa.

Sesuai yang di rencanakan waktu itu. Sore ini, Asegaf dan teman-temannya sedang menuju Jakarta. Mereka sudah tidak bisa menahan rindunya lagi. Benar kata Dilan, rindu itu berat. Tapi masih berat menanggung beban diri sendiri.

Perjalanannya menuju Jakarta, di ikuti juga oleh Aurel. Sebelumnya mereka sempat menolak, namun karena bujukan dari Atta, membuat mereka mengiyakan.

Sekitar 4 jam mereka di perjalanan, akhirnya mereka sampai di Kota Jakarta. Kota yang di suguhi oleh gedung-gedung pencakar langit yang begitu sangat indah jika di lihat pada malam hari.

Mobil mereka memasuki halaman rumah yang sangat besar. Rumah itu, adalah rumah orang tua Sandy. Mereka terperangah kaget, menatap rumah yang sangat besar. Tak menyangka, bahwa Sandy adalah golongan orang yang sangat kaya. Berasa insecure!

“Rumah lo gede banget, San,” ucap Ogi menatap rumah yang bertingkat dua lantai.

“Ck, ayo masuk,” titah Sandy pada teman-temannya.

Mereka pun melangkahkan kakinya ke depan pintu rumah milik Sandy.

“Assalamualaikum, bunda... Sandy pulang,” ucap Sandy sambil mengetuk pintu rumahnya.

Pintu itu terbuka dan menampakkan seorang wanita paruh baya yang tengah tersenyum. “Wa'alaikum salam, kamu bawa siapa Sandy?” tanya Ani— ibunya.

“Temen-temen sekolah Bun, dia pengen ketemu Asyilla, katanya kangen.”

“Ayok masuk,” titah Ani begitu ramah. 

Mereka pun memasuki rumah Sandy, dan menuju ruang tamu. Tak hanya dari luar, di dalam ruangan pun, rumah Sandy begitu sangat tertata rapi. Ada satu foto yang menjadi daya fokus mereka. Mereka melihat foto Sandy yang tengah menggendong Asyilla dengan senyuman yang begitu lebar.

“Bi, tolong buatin minuman buat teman-temannya Sandy!” teriak Ani sangat lantang.

“Baik Nyonya,” jawab Bi Inah.

“Kemarin Asyilla baru aja kesini nganterin kue buat bunda,” ucap Ani pada Sandy.

“Sama siapa? Lama gak dia di sini Bun?” tanya Sandy penasaran.

Ani tersenyum. “Cukup lama, dia sempat tidur dikamar kamu, katanya lagi kangen sama kamu.”

Asyilla sama Sandy memang sangat dekat. Bahkan Asyilla sering menginap di rumah Sandy, begitu pun sebaliknya. Mengingat, keduanya adalah sahabat sejak kecil. Menurut Sandy dan Asyilla, rumah Sandy adalah rumahnya. Sebaliknya seperti itu, rumah Asyilla adalah rumahnya.

Ya, kemarin Asyilla sempat mengunjungi Nita, orang tua Sandy. Selesai pemotretan, ia membelikan sebuah kue untuk Nita. Meski Sandy tidak berada di Jakarta, namun masih ada Nita yang sudah Asyilla anggap seperti orang tuanya sendiri.

Switched Souls - Asyilla & Atta (Tamat)Where stories live. Discover now