Epilog - CLBK

2.7K 403 59
                                    

Banyak sekali alur yang mengantarkan ribuan duka dalam kehidupan. Tetapi, semesta sering kali memberikan kejutan, menghadirkan happy ending yang tak pernah terbayangkan.

-Asyilla Maharani Carolline-

[Cinta bersemi kembali]

--------

Hari ini, Atta dan teman-teman yang lainnya tengah berada di salah satu kantor polisi. Mereka semua telah menunggu kehadiran seseorang. Tiba di mana, seorang paruh baya keluar dengan senyuman yang ia tunjukkan.

Atta, gadis itu tersenyum simpul, lalu memeluk wanita paruh baya itu begitu erat. Keduanya tampak begitu memancarkan aura kebahagiaan. Apalagi melihat wanita paruh baya itu, yang tersenyum gembira menyambut kebebasannya.

"Atta, Tante gak nyangka kalau kamu mencabut laporan kamu, Sayang. Maafin Tante, karena Tante sudah sangat jahat sama kamu," ujar Siska mengusap punggung Atta pelan.

"Sudah kewajiban Atta membebaskan Tante," jawab Atta lirih. "Dan seharusnya yang minta maaf itu Atta, Tan. Karena Atta sudah-"

Siska meleraikan pelukannya. "Sudah apa Atta?!" potong Siska.

"Tante ikut Atta, ya. Nanti Tante akan tahu sendiri," ucap Atta membuat Siska bingung. "Ayok!" ajaknya namun hanya di angguki oleh Siska.

Mereka semua langsung beranjak dari kantor polisi itu untuk menuju suatu tempat. Siska tidak tahu, ke mana Atta dan teman-temannya akan membawanya. Yang jelas, Siska hanya menurutinya saja.

Beberapa menit di perjalanan, akhirnya mobil itu terparkir di depan TPU. Siska mengeritkan dahinya bingung. Satu pertanyaan di benaknya muncul. Kenapa ia di bawa ke sini? Namun, Atta langsung menyuruh Siska untuk mengikutinya.

Atta membawa Siska ke suatu pusara yang bertabur banyak bunga. Siska mendekati pusara itu. Dan betapa terkejutnya, batu nisan itu menunjukkan sebuah nama gadis yang sangat Siska rindukan. Ya, Aurel Natasya-putri satu-satunya.

Aurel Natasya
Binti
Anta Willsen.


Batu nisan itu menunjukkan nama seorang pahlawan baik hati yang sudah mengorbankan nyawanya untuk Asyilla dan juga Atta. Gadis cantik itu kini hanya tinggal nama, dan kenangan yang akan menyelimuti hidup mereka.

Tubuh Siska seketika merosot ke bawah. Air matanya bercucuran sangat hebat. Ia tak bisa membendung rasa sedihnya saat ini. Dan detik itu juga, Siska langsung memeluk pusara itu dengan air matanya yang menetes.

"Kenapa kamu tinggalin Bunda, Sayang? Apa yang sebenarnya terjadi? Apa ini alasan kamu tidak akan menemui Bunda lagi? Tapi kenapa? Kenapa kamu ninggalin Bunda untuk selamanya? Salah Bunda apa Aurel?!" Siska terisak begitu pilu. Ia tak percaya, bahwa saat Aurel menjenguknya, itu adalah pertemuan terakhirnya.

Asyilla ikut menangis, karena ia merasa sangat bersalah kepada Siska. Aurel meninggalkan Siska dan kita semua, gara-gara menyelamatkan hidup Asyilla dan Atta. Bagaimana rasa bersalah itu tidak muncul? Seharusnya yang terbaring di pusara itu adalah Asyilla, bukan Aurel.

"Tante gak salah apa-apa sama Aurel. Tapi Asyilla yang salah, Tan. Karena Aurel meninggal, karena dia sudah mendonorkan jantungnya untuk Asyilla. Maafkan Asyilla," lirih Asyilla begitu pilu.

"Enggak Tan! Yang salah itu bukan Asyilla, tapi Atta. Aurel juga mendonorkan matanya untuk Atta. Andai Atta tidak berbuat jahat saat itu, mungkin Aurel tidak akan ikut terjebak dalam kesalahan yang sudah Atta perbuat," ungkap Atta pada Siska.

Switched Souls - Asyilla & Atta (Tamat)Where stories live. Discover now