41. Bahagia Di Balik Luka

2.4K 378 48
                                    

Ada senyum di balik kesedihan yang tak dapat di tunjukkan pada dunia.

—Asyilla Maharani Carolline—

[Bangkit dari rasa sakit!]

———————

Malam ini, tetesan  hujan terus berjatuhan. Alam seakan tahu tentang perasaan gadis yang tengah menangis dibalik pintu kamar. Setelah kejadian tadi pagi yang membuat hatinya hancur, siang itu juga Asyilla dan Kayra memutuskan untuk kembali ke Jakarta.

Asyilla menangis sendirian tanpa satu orang pun yang mengetahuinya. Selama ini ia berusaha tersenyum di hadapan semua orang. Agar mereka tahu, bahwa ia baik-baik saja setelah kehilangannya. Sebenarnya, Asyilla terlalu rapuh menerima kenyataan ini semua.

Apa Asegaf tahu? Hati Asyilla sangat hancur setelah Asegaf memilih dia. Asegaf tak memedulikan bagaimana perasaannya saat itu. Perih, sakit, kecewa, semuanya sudah tercampur aduk. Tapi, ada yang lebih sakit dari itu, di saat keadaan memaksanya untuk berpura-pura tegar. Menyakitkan memang, namun inilah takdir.

Asyilla terlalu menyayanginya. Tetapi takdir, takdir yang sudah menggarisi bahwa dirinya tidak bisa bersama. Kadang semesta terlalu bercanda, mempersatukan dua insan yang saling mencintai, tapi harus berakhir berpisah seperti ini. Ah, lelucon semesta memang sangat keterlaluan.

“Aku sangat lelah! Aku merasa seperti aku tidak akan bisa bahagia lagi. Dan setiap aku mencoba, aku selalu kecewa!” Asyilla meraung begitu lelah. Lelah menerima setiap kondisi yang ia terima. “Aku mencintai dia Tuhan! Mungkin untuk saat ini aku tidak bisa memilikinya secara langsung. Tapi, jika ada kehidupan baru, izinkan dia menjadi takdirku,” gumamnya.

Biarkan, biarkan Asyilla menangis malam ini. Biarkan tetes air matanya tumpah. Setidaknya, itu akan mengurangi rasa sakitnya. Meski pun, dengan cara menangis, sama sekali tidak akan pernah merubah keadaan.

“Asyilla! Kamu kenapa, Sayang?!” Seruan di balik pintu, membuat Asyilla segera menyeka air matanya secepat mungkin. Ia beranjak, membukakan knop pintu kamarnya. Dan ternyata, seruan itu adalah dari ibunya. “Asyilla, kamu nangis?! Siapa yang bikin kamu nangis?!”

“Asyilla nangis habis nonton drakor, Mah. Mamah kaya gak pernah nangis aja kalau lagi nonton,” alibi Asyilla yang tengah menyembunyikan masalahnya dari sang ibu.

“Ya iya, sih. Mamah juga suka nangis, apalagi kalau nonton film India,” ujar Intan membuat Asyilla terkekeh. Ya, Intan sering kali menonton film mega bolywood kesukaannya. “Oh iya, Mamah ke sini Cuma mau nyampein, kalau hari minggu itu kamu harus kembali ke Bandung.”

Asyilla menautkan kedua alisnya bingung. “Lah, buat apa, Mah?!”

“Harusnya tadi itu jadwal pemotretan kamu, Sayang. Berhubung kamu minta di cancel, dan cari jadwal yang lain, jadi pihak sana minta di jadwalkan hari minggu,” papar Intan mencoba menjelaskan. “Awalnya kamu akan melakukan pemotretan di sini, namun karena pihak atasannya pengen dengan suasana yang baru, jadi mereka memutuskan untuk melakukan pemotretannya itu di Bandung.”

Asyilla terdiam sejenak. Mengapa semesta seperti tengah mengajaknya bercanda? Apa semesta ingin mempertemukannya dengan Asegaf kembali? Tapi untuk apa? Asyilla tak sanggup untuk menerima ucapan-ucapannya yang akan menyakiti hatinya.

“Tapi memangnya harus di Bandung ya, Mah?!”

Intan mengangguk. “Harus dong, Sayang. Nanti kamu bisa nginep di rumahnya Sandy, ya. Dan maaf, Mamah gak bisa nemenin kamu. Karena hari itu Mamah ada acara yang gak bisa Mamah tinggalin.”

Switched Souls - Asyilla & Atta (Tamat)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن