42. Sikap Busuk Atta

2.6K 397 121
                                    

Pagar makan tanaman! Itulah julukan yang tepat, untuk orang-orang yang pandai menusuk dari belakang.

—Mayang Arumi—

[Polos-polos, berduri!]

————————

Sudah terhitung 4 hari, Asegaf menjalani hubungan bersama gadis bernama Ananta Senia Wilsen. Hubungan itu mengalir dengan sendirinya, bahkan seperti tidak ada sebuah cinta yang di landasi. Asegaf merasa sedikit risi, karena semakin hari Atta selalu mengikuti ke mana pun ia pergi. Berbeda saat ia bersama Asyilla dulu.

Hubungan ini, seperti ada rasa keterpaksaan dalam diri Asegaf. Lihat saja, Asegaf berkali-kali terus berdecak tak karuan. Seperti ia tak menerima kehadiran Atta, namun satu sisi ia merindukan gadis yang pernah ia puja. Ah tidak! Asegaf tidak boleh mengingat Asyilla kembali.

“Ta, lo bisa ‘kan jangan ngikutin gue mulu?!” Asegaf sedikit menahan kesal, memandang wajah Atta yang tengah menunjukkan pupy eyesnya.

“Kenapa? Aku ‘kan pacar kamu, Gaf? Memangnya salah?!” tanya Atta sedikit sendu.

“Gue mau ke kamar mandi, lo mau ikut juga?”

Ata menggeleng lucu. “Hehe ... enggak! Ya udah, gih sana.” 

Asegaf langsung melenggang pergi meninggalkan Ata di  depan kelasnya sendirian. Sementara Atta, ia hanya berdiri di sana untuk menunggu Asegaf. Hubungannya dengan Asegaf, membuat kehidupannya sedikit berwarna. Sebelumnya Ata tak percaya, bahwa ia akan bisa berpacaran dengan seorang Asegaf yang begitu di gilai di SMA Karya Kencana.
 
Amel yang berada di sana, begitu sangat tak suka dengan sikap Atta yang di tunjukkan pada Asegaf. Terkesan manja, dan begitu posesif. Jika di bandingkan dengan Asyilla, tentu saja Atta tidak akan pernah menang.

“Cih, ke mana-mana selalu ngintilin si Asegaf. Lo itu buntutnya si Asegaf apa gimana nih?!” tanya Amel sedikit berdecih.

Ata menoleh dengan tampang songongnya. “Suka-suka gue lah. Urusannya sama lo apa? Bilang aja kalau lo itu iri!”

“Wih ... hebat ya, lo sekarang. Udah berani ngelawan ceritanya?!” Amel memasang wajahnya tak kalah songong. Ia melipatkan kedua tangannya di bawah dada. “Gak ngaca, kalau dulunya kaya apa!”

“Terus, gue harus takut sama lo gitu? Lo itu Cuma sampah masyarakat yang hidupnya kurang kerjaan, ngurusin hidup orang terus! Lebih baik, lo urusin hidup lo sendiri!” bentak Atta dengan sedikit mendorong bahu Amel.

Aurel tak menyangka, bahwa Atta akan seberani ini. Atta benar-benar mendengarkan segala nasihatnya tadi malam. Atta yang terkenal cupu, kini berubah menjadi Atta yang berkedok iblis. Bagus, ini yang Aurel inginkan dari sepupunya.

Aurel menyahut, “Betul apa kata si Atta! Hidup lo aja belum bener, sok-sokan mau ngurusin hidup orang lain! Kalau mau ngurusin hidup orang lain, sekalian biayain kebutuhannya, jangan tanggung-tanggung.”

Sandy dan teman-temannya yang lain, langsung menghampiri Amel. Mereka semua tersenyum sinis, karena mereka sudah melihat sikap busuknya Atta yang selama ini ia tutupi rapat-rapat. Dasar busuk! Sikapnya tak lebih seperti jambu air. Luarnya begitu mulus, namun dalamnya begitu busuk. Menyedihkan!

Switched Souls - Asyilla & Atta (Tamat)Where stories live. Discover now