15. Misi Pertama

3.8K 635 5
                                    

Hidup terlalu serius, akan mengurangi kesan kesenangan. Hidup itu perlu sedikit di bumbui dengan gurauan, agar tidak terlihat begitu hambar.

-Asegaf Hari Saputra-

☁️

Are you ready?

Ready lah, masa enggak!

Sesuai rencana yang sudah di susun, sepulang sekolah ini masing-masing dari mereka mulai meluncurkan aksinya. Asyilla dan Asegaf, kini mencoba mengunjungi sebuah perusahaan yang cukup besar. Keduanya mencoba menyamar sebagai mahasiswa untuk mengajukan magang di perusahaan itu.

Asyilla dan Asegaf sudah memakai sebuah almamater berwarna kuning, dan mencoba menghampiri resepsionis yang sedang bekerja di tempatnya. Jujur, ada rasa gugup yang melanda, namun sebisa mungkin mereka bersikap netral.

"Permisi Mbak, apa saya boleh bertemu dengan direktur di sini?" Asyilla bertanya begitu sangat sopan dan ramah. Tentunya, dengan seluas senyuman yang di suguhkan.

"Apa sebelumnya Anda sudah membuat janji dengan beliau?" tanya resepsionis cantik tersebut.

"Belum, Mbak. Saya ke sini, mau mengajukan sebuah laporan untuk saya dan teman saya bisa magang di perusahaan ini." Asyilla menyerahkan laporan itu ke meja resepsionis. Berharap agar ia dapat di izinkan untuk bertemu dengan sang direktur.

"Memangnya, kalian dari universitas mana?"

"Mbak masih ingat dengan video yang pernah viral itu? Saya loh, Mbak, orang yang waktu itu ngelindungi pacar saya waktu demo. Hebatkan saya?" ujar Asegaf begitu antusias.

Resepsionis itu terdiam sejenak. Sepertinya, ucapan Asegaf tidak asing di telinganya. Ah, ia baru ingat sekarang. Ia teringat satu video yang pernah marak di sosial media kala itu.

Resepsionis itu membulatkan matanya. "Wah ... kamu yang fakboy itu, ya? Maaf Mas, perusahaan kami tidak menerima mahasiswa fakboy seperti Anda, nanti yang ada pegawai di sini anda modusin semua."

Astaga, fakboy?

"Mbak, saya bukan fakboy. Kalau Mbak sempat lihat video perempuan nangis, itu bukan pacar saya. Memang, video itu sempat firal Mbak, tapi itu bukan pacar saya, serius!" tutur Asegaf dengan menaikkan kedua jarinya.

"Saya tidak mau tahu, lelaki itu sekalinya buaya tetap buaya, tahu?!" pekik resepsionis itu sambil menatap nyalang.

Asyilla meneguk salivanya susah payah. "Buset, hafal betul!"

"Satpam!!!" Resepsionis itu berteriak sangat kencang, hingga salah satu satpam langsung menghampirinya. "Tolong usir mahasiswa ini," titah Resepsionis cantik itu.

"Silakan, Mas sama Mbaknya segera keluar dari sini, atau tidak saya akan usir secara kasar," ujar satpam itu sedikit mengancam.

"Loh, Pak, gak bisa gitu dong. Saya itu sama pacar saya ke sini, mau mengajukan proposal magang di sini. Jangan main usir gitu aja dong," sanggah Asegaf sedikit nyolot.

"Katanya tadi teman, terus sekarang pacar? Bener-bener ya, Anda ini titisan fakboy! Cepet, usir mereka sekarang juga!" ujar resepsionis itu begitu tegas.

"Ayo, cepat keluar!" Satpam itu mengusir Asyilla dan Asegaf benar-benar secara kasar. Bahkan satpam itu mendorong mereka keluar dari kantor tersebut.

Tubuh Asyilla terhuyung, hampir saja ia kehilangan keseimbangan namun di tahan oleh Asegaf segera mungkin. Asyilla benar-benar berdecak kesal, karena misi pertamanya tidak membuahkan hasil sama sekali.

Switched Souls - Asyilla & Atta (Tamat)Where stories live. Discover now