Part 40: Lelah

386 85 110
                                    

Perhatian!

Diharapkan melihat dan meresapi makba foto fi multimedia dulu ya💙

Oiya satu lagi, jangan lupa baca note di akhir part ini💙

Oiya satu lagi, jangan lupa baca note di akhir part ini💙

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•|FRASA|•

"Frans!"

Pagi ini balkon kelas XI IPA 5 cukup ramai. Guru olahraga yang tidak masuk membuat murid murid kembali ke kelas lebih cepat. Dinding-dinding kokoh berhiaskan jendela kaca siap bersaksi dalam kebisuannya. Menonton dalam diam kelakuan seorang siswi berkulit putih pucat dengan gelombang laut coklat yang menjelma menjadi surai lebat di kepalanya.

Ya. Siswi itu yang baru meneriakkan nama Frans. Pemilik lima huruf nama panggilan yang sejak tadi pagi menjadi sasaran empuk gosip sekolah.

"Frans! Tunggu dulu."

"Frans, ih. Kenapa, sih? Katanya udah damai? Sekarang aku manggil aja engga mau noleh." Aksara terus saja menggetarkan pita suara tanpa tau tempat. Sedangkan sasaran utama gelombang suara itu langsung berhenti. Memutar kaki untuk membawa seluruh tubuhnya menghadap para pemain monopoli yang terduduk tak beraturan di lantai balkon.

"Frans. Aku mau tanya, boleh enggak?" Cewek dengan dasi kupu-kupu sengaja dilonggarkan itu berdiri. Melangkah ke tempat Frans berada.

"Gue udah bilang itu bener, Sa. Mending lo jangan nyari ribut deh," Nata memberi interupsi. Malas jika permainan monopoli nya harus terganggu dengan permasalahan tidak berguna ini. Enggan juga menangani atau sekedar menonton keributan yang akan Aksa buat entah sadar atau tidak.

"Mau nanya langsung ke Frans," –Aksara memalingkan muka.

Teman-temannya merutuk dalam hati. Siapa pula yang tidak tau kalau dirinya tengah berusaha bertanya langsung pada Frans? Hanya gadis bodoh seperti Aksara lah yang perlu diberitahu lebih dulu.

Aksara berpaling dari Nata. Menjadikan sahabatnya ini sebagai satu-satunya objek lihat. "Jujur, Frans. Itu hoax, kan?"

Frans menghela nafas tanpa suara. Detik berikutnya ia menggeleng. Paham betul arti kata ganti "itu" yang dimaksudkan Aksara.

"Heh? Kamu denger nggak aku tanya apa?"

Andai makian pada perempuan adalah suatu hal yang halal, Frans akan melakukannya. Jelas jelas gelengan barusan adalah jawaban. Sedangkan cewek lugu ini malah menganggapnya tuli.

"Denger."

"Jadi itu bener?"

Frans mengangguk kaku.

Semua terjadi begitu cepat hingga pasokan udara di sekitar Aksa langsung terkuras habis. Dadanya sesak. Telinganya berdenging. Tak kuat menangkap gelombang suara apapun di sekitarnya. Mata Aksa berkunang-kunang. Belum lagi air mata yang membuat pandangannya mulai memburam. Aksa bahkan tidak tau berapa lama lagi kakinya akan kuat menjadi penopang tubuh. Harap-harap cemas, berdoa semoga kakinya tidak terserang osteoporosis dadakan.

FRASA [✓]Where stories live. Discover now