FRASA [✓]

Part 53: Pesaing

•|FRASA|•

"Lo.... ngapain?"

"Gue nanya duluan."

"Tapi gue di sini duluan." Frans membalas tak nyambung.

"Gue disuruh Aksara ke sini."

"Malem minggu? Jam segini?"

"Jangan mulai." Alfa memperingatkan.

Bagaimana tidak? Saat ini pemikiran Alfa sedang berada di satu fokus yang sama dengan otak Frans. Tentunya tentang kejadian beberapa bulan lalu yang latar dan suasana peristiwanya hampir mirip dengan malam ini.

Sedangkan bagi Frans sendiri, tidak sedikitpun terlintas tuduhan tuduhan tidak masuk akal seperti waktu itu. Apalagi sampai terus mengulang perkataan kalau Aksara murahan. Sama sekali tidak.

Hanya saja, wajar, kan kalau Frans penasaran? Dia hanya ingin tau, se urgent apakah kepentingan antara makhluk Tuhan di hadapannya ini dengan sang pemilik rumah? Sepenting apa sampai Frans harus melihat wajah tanpa pori milik Alfandra di waktu patroli burung hantu ini? Sepenting apa? Hingga mengharuskan kakak kelas yang seharusnya mengejar target PTN malah berkeliaran tengah malam ke rumah tetangganya?

Ulang. Sepenting apa?

Ah iya... Frans bahkan sudah lupa kalau kepentingannya sendiri hanya sekedar... Ya... Mengantar makanan?

Useless.

"Ngapain?"

"Jangan mulai, Frans," ulang Alfa.

"Enggak enggak. Seriusan gue nanya. Mau ngapain kesini? Soalnya Aksa nggak ada di rumah."

"Gue udah tau kalo dia nggak di sini."

Gue jauh lebih tau daripada lo, batin Alfa melanjutkan.

"Lah? Tau?"

"Ya terus? Masalah kalo gue tau?"

"Ngapain?"

"Apanya yang ngapain, anjir?"

"Lo kesini ngapain?"

"Lah lo sendiri ngapain?"

Oke. Percakapan ini takkan ada ujungnya kalau tidak ada yang mengakhiri. Dan demi menebus kesalahannya pada Alfa di hari hari yang lalu, Frans mengalah.

"Gue nunggu Aksa."

Deg.

Alfa mengeraskan rahangnya. Disusul buku buku tangannya yang menegang akibat kepalan yang dibuat secara tiba-tiba. Apa tadi? Gue nunggu Aksa?

Oh Tuhan... Sekarang katakan, bagaimana Alfa akan memberi penjelasan? Dan sial sekali dirinya harus bertemu Frans malam ini.

"Lo tau, kan sekarang jam berapa?"