Prolog

4.1K 519 771
                                    

•|FRASA|•

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

•|FRASA|•

Pintu ruang rawat inap Frans terbuka perlahan. Menampilkan sesosok remaja dengan hoodie panjang berwarna light blue dipadu dengan celana jeans biru dongker. Dan jangan lupakan sepatu kets yang juga turut menyertai. Senada dengan atasannya. Rambut coklat gelap alami yang tergerai rapi. Sangat cocok dengan mata coklat terang yang menatap bersahabat. Ah... ditambah dengan kacamata minus kekinian yang membuatnya terlihat sangat manis. Matanya terlihat sedikit... sembab? Namun tak mengurangi kesan manis pada setiap inci penampilannya. Sangat sederhana.

"Lo... siapa?" Frans bertanya heran. Memindai cewek yang baru saja masuk dari ujung rambut sampai ujung kaki. Di situasi seperti ini dirinya merasa terganggu dengan kedatangan gadis berkacamata itu.

Kesan pertama yang buruk.

Bukan. Bukan kesan yang benar-benar pertama. Tapi keadaan yang memaksa Frans menganggap bahwa saat itulah pertemuan pertama dengan pemilik rambut coklat yang sedang berjalan mendekat tersebut. Dan sayangnya bagi Frans, pertemuan ini tidak ia inginkan sama sekali. Ia masih pusing. Sangat pusing. Dirinya tak ingin diganggu oleh siapapun. Termasuk siapapun orang ini.

"Aku Aksa. Aksara Aurellin Pradikta. Temenmu dari kecil. Orang-orang kebanyakan manggil aku Aksa. Yang manggil Aksara juga banyak. Dan kayak yang seharusnya, aku bakal bantu kamu buat inget semua," jelas perempuan itu dengan bersemangat. Melupakan sejenak musibah yang baru saja menimpanya.

Ia sudah berjanji pada Fransisca untuk membantu putranya mengingat kembali. Dan melihat Frans sudah sadar, Aksa seakan menemukan kebahagiaan dari kenangan yang sempat hilang beberapa hari terakhir lagi.

Frans membuatnya kembali hidup.

Di sisi lain, yang diajak bicara mengernyitkan dahi. Aku?

Frans menatap kian heran. Masih adakah makhluk ibu kota yang menggunakan Aku-Kamu di era sekarang ini? Atau mungkin, Frans saja yang belum benar benar tau.

"Temen? Dari kecil?" –Frans tampak berpikir sesaat. Fakta ini, kenapa bertentangan dengan informasi yang sudah lebih dulu Frans terima?

"Maksudnya gue temen lo?"

Aksara mengangguk.

"Nggausah ngaku-ngaku!" hardik Frans tiba tiba. Terlihat jelas bahwa pemilik mata gelap nan tajam itu tak suka dengan kehadiran Aksa. Aksa juga tidak cukup bodoh untuk tak menyadari hal itu. Raut wajahnya yang kalem dan bersahabat langsung berubah sendu tanpa bisa menyembunyikan rasa kecewa.

"Kok ngomongnya gitu, sih?" protes Aksa.

"Perasaan gue aja atau emang lo sok imut?" jawab sekaligus tanyanya tak tanggung-tanggung. "Gue mau istirahat! Bisa pergi?"

FRASA [✓]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt