•|FRASA|•
Disinilah Risya sekarang. Di dalam mobil hitam disertai hujan menyelimuti setiap sudut ibu kota. Dengan kilat marah pada mata yang berapi-api. Mahasiswi jurusan sastra tersebut memukul setir mobilnya kesal. Semua berantakan.
Risya menyayangi adiknya. Sangat sayang. Itulah sebabnya Risya benci ketika Frans berubah hanya karena kondisi yang tidak berpihak pada mereka. Dan untuk ke sekian kali, Risya dibuat cukup heran dengan tingkah adik satu-satunya. Bagaimana mungkin Frans bisa begitu percaya pada Sania, ketika bahkan semua orang di sekitarnya mengatakan Aksara adalah sahabatnya.
Apa suara semua orang kalah dengan suara Sania? Memangnya kita sedang membahas wakil rakyat?
Risya melirik ponselnya yang masih saja berdering. Dimana awal deringan ponsel ini beberapa menit lalu membuatnya berhenti di depan gang perumahan.
Frans menelfon.
Setelah semua yang terjadi hari ini? Oh ayolah.... Risya bahkan bingung harus bilang apa pada Aksara nanti. Apalagi pada keluarganya. Dan yang Risya tau, hari ini ada tamu. Keluarga Alfa katanya. Yang jika melihat pada Fakta, Risya tak kenal siapa mereka.
Sengaja. Iya. Risya sengaja mengatakan pada Frans bahwa hari ini akan ada tamu dari luar negeri. Agar Frans tidak mencari alasan ketika disuruh menjemput Aksara di bandara. Dan benar saja. Frans setuju. Mengiyakan tanpa syarat layaknya Jepang yang menyerah pada sekutu.
Tapi sekarang, Risya kelimpungan. Merasa bersalah. Risya sadar mungkin jika dirinya tidak memiliki ide gila untuk berbohong pada Frans, Aksa akan baik-baik saja. Pulang bersama Pak Jov seperti sebagaimana mestinya. Tanpa melibatkan seorang Frans Arelta yang nyatanya hanya berujung luka.
Flashback On
Dua jam sebelumnya
"San. Gue beneran ngga enak kalo harus ninggalin Aksa."
"Kan bisa nyuruh satpam?"
"Masalahnya yang janji gue, bukan Pak Jov," ucap Frans membantah.
"Lo dulu juga janji ke gue perasaan, tapi juga batal, tuh."
YOU ARE READING
FRASA [✓]
Teen Fiction#1 Frasa [08/04/21] #2 Aksara [11/01/22] Frans Amnesia Musibah tak diminta itu tidak hanya menghilangkan ingatannya. Tapi juga memaksa Frans untuk kehilangan salah satu orang paling berharga di hidupnya. "Aku pernah berjanji akan berusaha. Dan aku s...