Part 50: Perihal Rasa

298 56 42
                                    

Finallyyy...

Nggak jadi bebetapa hari lagi, sekarang aja T-T

Jadi hari ini update dua part ya 💙

Dan karena hari ini udate 2 part, ada target vote & comment yang harus dipenuhi.

Agak berat si targetnya buat part ini. Jadi silahkan komen sebanyak yang kalian bisa, dan jangan lupa tekan bintangnya, ya ✧

Banjirin kolom komentar aku nggak bakal protes kok.

Kalo aku belum update berarti targetnya belum terpenuhi. Jadi part berikutnya aku update kapan, itu tergantung kalian ya (≧▽≦)

Ah iya... Jangan lupa rekomendasiin Frasa ke temen temen, kakak, atau adek kalian ya. Follow juga kalau berkenan •-• Kalau engga juga gapapa kok. Tetep sayang kalian <3

Siap?

Selamat membaca 💙

Selamat membaca 💙

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•|FRASA|•

Hening membungkam. Suara yang berasal dari seorang siswi bernama Aksara Aurellin Pradikta hanyalah embusan nafas kecil yang terdengar teratur. Tempat ini jauh. Sangat jauh dari riuh suara pensi yang juga bisa disebut konser.

Tadi Aksa berniat menarik Frans menjauhi keramaian. Tapi cewek tetaplah cewek. Bukannya memenuhi niat, justru Frans lah yang menculiknya. Menyeret Aksara dengan susah payah melewati barikade yang sudah dibuka oleh Nata, melewati koridor-koridor lantai satu, lalu berujung di parkiran mobil.

De javu. Aksara pernah diculik Frans juga sebelum ini. Tapi rasanya berbeda. Yang sekarang terlalu memuakkan untuk dituruti. Tapi Aksa lelah. Dirinya juga terlalu lemah untuk membantah.

Dan di sinilah mereka. Di halaman belakang rumah Aksa dengan sofa cream panjang lengkap dengan set meja kecilnya. Dekorasi elegan berupa bunga-bunga imitasi yang juga senada dengan lukisan bertema aesthetic blue di ruas-ruas dinding yang kosong. Kolam ikan dengan air mancur kecil di sudut bebatuan.

"Kenapa diem aja?"

Frans mengangguk ketika Aksara menunjuk dirinya sendiri dengan tatapan heran. Memastikan makhluk Tuhan yang satu ini sedang bicara dengannya.

"Kamu kan yang mau ngomong? Aku nggak ada kepentingan. Jadi kenapa harus aku yang mulai pembicaraan?" Aksara bertanya penuh logika. Yang sayangnya, itu benar.

FRASA [✓]Where stories live. Discover now