Part 46: Paket

291 59 11
                                    

•|FRASA|•

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•|FRASA|•

Siang mendung dengan kemacetan yang seakan tak berujung. Cakrawala tengah menatap sendu jalanan ibu kota yang tampaknya semakin terlarut debu.

Sebuah mobil putih bersih tengah mengantri untuk melewati sebuah sebuah pertigaan di sudut pertokoan. Membuat penghuni di dalamnya punya banyak waktu untuk menyelesaikan komik yang isinya tak jauh seputar ilmu kelautan.

"Gue denger lo ada proyek Geografi sama anak IPS?"

Nah. Inilah satu hal yang Aksara suka dari seorang Alfandra Emirza. Pemuda sejuta bakat itu tak pernah kehabisan akal untuk mencari topik pembicaraan. Dan bagusnya, topik Alfa bukan hanya basa basi tentang dirinya sudah makan atau tidak. Topik yang Alfa pilih selalu bisa membuat percakapan mereka berlangsung lama.

Maklum saja. Aksa sempat beranggapan mungkin waktu pembagian otak, petugasnya terpikat dengan ketampanan Alfa yang jauh diatas rata-rata. Jadi pria itu terlihat terlalu sempurna.

"Aku batalin."

"Kenapa?"

"Itu bulan Maret," -Aksa membalik halaman komik ensiklopedia di tangannya, "dan kalo udah bulan Maret ngga perlu aku jelasin kan kenapa?"

Alfa mengangguk di tempatnya mengemudi. "Emang partnernya siapa harusnya?"

"Kak Ace."

"Ace?" -kernyitan tipis mulai bermunculan di dahi Alfa. Menampakkan jelas alis tebalnya yang terangkat sebelah. Iya. Cowok itu memang bertujuan memastikan apakah pendengarannya tidak salah dengan menyebut nama cowok paling populer di Lunar.

"Hngg. Nggak mungkin kan ngga kenal sama Kak Ace?"

"Gue kenal. Tapi bukannya Ace nggak sukak dapet partner cewek?"

Aksara mengangguk setuju. "Keliatan banget kalo nggak sukak. Untung aja proyeknya engga jadi. Aku takut sama dia."

"Lah lo gimana ceritanya dah bisa satu tim sama itu anak?"

"Guru Sejarahnya tiba-tiba daftarin. Soalnya itu lebih fokus ke observasi laut."

"Guru Sejarah?

"Bukannya harusnya Geografi?"

"Gatau. Nyari ribut sama Kak Ace itu mbak mbak. Padahal kan bukan wewenangnya dia buat ngurusin kegiatan Geografi."

"Guru yang magang itu bukan si?"

"Iya. Kan dia nggak tau kalo Kak Ace nggak suka diatur-atur. Kak Ace awalnya ngga tau. Terus pas aku ke kelasnya buat nyari dia, dia udah marah-marah duluan. Malu-maluin aja. Ya kan aku juga enggak ngerti kalo Kak Ace belum dikasih tau." Aksara mengadu. Mencurahkan kekesalannya baik terhadap mantan calon partnernya maupun guru baru yang magang katanya.

Mendengarnya, Alfa justru tertawa kecil. Membayangkan wajah lugu Aksa yang dimarahi Ace di deretan kelas 12. Kalau saat itu ada dirinya, pasti Alfa akan menengahi. Tapi kalau dibayangkan sekarang, ekspresi cewek ini memanglah bully able.

FRASA [✓]Where stories live. Discover now