1. KESIALAN SANG GAURI

305 20 2
                                    

                         

   🎈🎈🎈

Hai namaku Gauri Ahalya terdengar cukup klise bukan, maklum masih SMP, panggilanku Riri itu kalau sahabatku dan orang terdekat, tapi kalau semua orang panggilnya Gau atau Ari, mungkin kalian pikir aku itu cantik tapi itu sih kata Bunda aku, tapi kalau kata yang lainnya aku sih cupu, Masa sih? Padahal aku enggak pakai kacamata lho, Aneh bukan? Yup betul aku Cuma gadis 13 tahun yang muka, sama badannya serba standar gak ada yang special sih Cuma gadis cupu yang hanya sering memenangkan olimpiade. Satu hal yang kupertanyakan aku tidak memakai kacamata tebal, hanya rok yang berbeda dari yang lain sepanjang sampai mata kaki, huft yah sudahlah gak usah dipikirkan. Aku sering menang dengan sangat mudah tapi butuh perjuangan juga sih, gak ada yang instan di dunia ini.

Hari ini aku kelas 3, walaupun di umur yang terbilang masih cukup muda aku ini termasuk kelas Akselerasi, kenapa? Ya karena aku memang berusaha agar dapet beasiswa sama kelas Akselerasi.juga sih walaupun sulit aku harus tetap belajar. Gimanapun menurutku belajar itu penting, saking pentingnya aku jadi males kalau membicarakan hal-hal yang tidak penting dan membuang waktu.

Ceklek

Bundaku pun tersenyum dan menghampiriku.

“ Sayang, bangun yuk udah subuh nih gak mau bangun apa?Kata Bundaku sambil mengelus kepalaku sesekali sambil mengecup seluruh wajahku agar bangun. Kebiasaan kalau dicium langsung bangun hehe apalagi dicium cogan betah aku mah.

“Hmm,geli Bun ihhihi iya iya bentar 10 menit lagi ya”kataku dengan mata terpejam, sambil menarik selimutku menutupi kepala.

“ Bangun atau nanti gak bareng sama kak Danu” kata Bundaku gemas sambil membuka selimutku.

“ Iya Bundaku sayang ini udah bangun” Kataku sambil duduk dengan mata setengah terpejam.

“Sana sholat dulu”perintah bunda dengan lembut tapi tegas.

Dengan mata setengah terpejam akupun berjalan sempoyongan ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah itu aku shalat subuh melaksanakan kewajibanku sebagai umat muslim.
Setelah itu aku membantu Bunda untuk mempersiapkan makanan.

“Bun, aku bantu apa nih?”

Bunda yang melihatku pun tersenyum, “kamu bantu nyiapin piring sama gelas aja di meja makan”

“Oke Bun”

Ku pun mempersiapkan apa yang dibilang Bunda, setelah itu datanglah kakakku yang usil namanya kak Danu.

DORRR

“Eh kucing beranak mati dikolam kecemplung kali” latahku dengan cepat. Ku pun menoleh dan mendapatkan cengiran kuda kak Danu. Aku pun menghela nafas biar saja toh orang gila kan bebas.

“ Lagi ngapain adekku sayang, sibuk amat”

Ku pun menoleh dan “ Lagi mancing ikan kak “ kesalku dengan nada malas.

“Yah maaf dik jangan ngambek atuh abang ganteng jadi sedih nih” kak Danu yang memohon dengan mata puppy eyes nya. Dalam hati aku sempat tertawa kelakuan abangku inih bikin aku pusing juga.

“Riri, bantuin Bunda ambil makanan di dapur” teriak Bunda

“Ya bun” teriakku sambil menghampiri Bunda dan tidak menanggapi kakakku.

Aku yang sebenarnya tinggal bersama kakakku dan Bunda untuk ketiga kakakku yang lainnya mereka kuliah sambil bekerja, biasanya pulangnya sebulan sekali itupun sudah membuat aku senang.

“Bun abang Rezi kapan pulang?”

“Mungkin dua minggu lagi “

Aku yang mendengarnya pun menghela nafas, “Aku mandi dulu ya Bun”.

Ryden&Gauri💫 (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang