23. KECELAKAAN

47 13 0
                                    





🎈🎈🎈

Pagi ini Gauri hanya menghembus napas pasrah menerima perlakuan pembully-an yang semakin hari semakin membuatnya ingin menyerah. Gauri mengganti baju seragamnya yang basah karena saat masuk kelas dari atas ia membuka pintu malah terkena air comberan beruntung sekolah mempunyai fasilitas yang cukup jadi Gauri bisa mandi.

Gauri sungguh ia hanya ingin memiliki kehidupan yang normal tanpa adanya pembully-an. Apa karena ia berkulit coklat dan tak semulus teman-temannya yang memiliki kulit putih langsat mulus juga pakaiannya yang tidak sependek mereka. Gauri memakai rok panjang sampai mata kaki juga lengan pendek.

Gauri cukup tahu diri berurusan dengan orang kaya membuat seenaknya semena-mena dengan orang yang dibawahnya. Salahkah ia ya! Gauri menyesal seharusnya tidak menerima cinta palsu Ryden. Ia sungguh menyesal, memang menyesal di akhir kalau awal permulaan dong!

Akhirnya ia balik kekelas dengan wajah menunduk duduk didepan dekat meja guru. Sendirian! Sherly sudah mulai menjauh perlahan dengannya. Sungguh sepi, dan gara-gara kejadian Tara kemarin, Danu masih marah dan juga bersikap acuh padanya.

***

Gauri berjalan pulang sendirian, tak dapat disangka Danu meninggalkannya sendiri disekolah padahal ia berniat menunggu Danu, beruntung teman-teman Danu memberi tahu Gauri. Sesaat sekolah sudah sepi ia berjalan menuju gerbang sekolah untuk pulang.

Gauri berjalan sendiri menyusuri jalanan yang lumayan ramai, ada beberapa keluarga yang sedang menikmati kebersamaan. Melihat itu Gauri serasa sendiri, fakta yang sebagian orang tahu bahwa Gauri bukan anak kandung Bunda Leta. Asyik melamun dipinggir jalan membuatnya mengalihkan pandangan ketika ada banyak orang yang berkerumunan.

Daripada penasaran sampai kerumah lebih baik jika Gauri menghampiri yang berkerumunan itu. Alangkah terkejutnya Gauri melihat orang yang pernah mengisi relung hatinya. Melihat darah yang bercucuran membuat ia terserang panic.

"PAK TOLONG TEMAN SAYA CEPAT PAK PANGGIL AMBULANS!" Teriak Gauri dengan lantang entah pada siapa, pertama kali Gauri berteriak sekeras ini hanya untuk orang yang menyakitinya. Ia bersimpuh menggumamkan kata-kata untuk bertahan sungguh ia terlalu takut. Menjadikan pahanya sebagai bantalan membiarkan darah mendekati rok panjangnya.

Terasa pembicaraan untuk sang penabrak, "Maaf dek saya yang menabrak teman adik, dan saya sudah menelpon ambulans sebentar lagi kesini. " Gauri hanya melihat sekilas, lalu tak lama datang ambulans.

Gauri ikut untuk pergi ke rumah sakit, ia meletakkan posisi kepala Ryden dipahanya, menangis ? entah apa hubungannya tapi hidup sungguh lucu. Kita pernah dekat tapi sekarang layaknya orang asing, tak ada hubungan tapi masih memiliki rasa.

Gauri mencintai Ryden dengan tulus apapun yang cowok itu mau Gauri akan berusaha mengabulkannya walau sulit untuk dilakukan tapi ia berusaha. Hanya saja Ryden tak pernah melihat ketulusan itu.

Setelah sampai dirumah sakit terdekat, Gauri beserta cowok yang mengaku telah menabrak Ryden juga ikut menunggunnya di ruang tunggu. Gauri menangis dalam diam, ia bingung semuanya berkecamuk menjadi satu.

"Saya akan tanggung jawab dan urus semua biayanya." Gauri hanya memandang sebentar lalu menunduk menangis diam. Bingung dengan cowok asing yang mengajaknya berbicara. Oh ayolah Gauri memang tidak pandai bergaul, setiap ada orang yang mendekatinya respon nya hanya diam, memandang lalu menunduk.

Lemah! Tapi mau gimana lagi semua orang memiliki karakteristik yang berbeda Anda tidak pantas menghakimi secara sepihak.

Seketika dokter paruh paya keluar, Gauri dengan semangat berdiri,"Dok gimana keadaan teman saya." Tanya Gauri.

Ryden&Gauri💫 (ON GOING) Where stories live. Discover now