17. HILANG

38 13 0
                                    

Selamat Membaca
🎈🎈🎈

Ryden sedang diapartemennya sekarang memikirkan kejadian yang telah terjadi kemarin, mulutnya berkata bahwa ia tidak pernah menyukai Gauri, tapi hatinya berkata bahwa … ah entahlah. Ia merenung kenapa Ryden menjadi galau padahal ia juga pernah memutuskan semua pacarnya dan ia biasa saja. Sebelum memutuskan untuk berpacaran dengan Gauri, Ryden terlebih dahulu memberitahu bahwa semua pacar-pacarnya itu tidak boleh mengusik dirinya lagi, atau kalau tidak. Ryden memberi ancaman yang membuat bulu kuduk mantannya lain merinding.

Ryden suka memerintah tapi ia tidak suka dibantah, keras kepala dan maunya menang sendiri itulah sifatnya. Ia sudah punya pacar bernama Bella mereka menjalin hubungan sudah hampir tiga tahun ini, mereka juga memutuskan untuk backstreet saja, karena Bella sangat takut dengan fans nya Ryden yang banyak bejibun.

Yah sekarang Ryden hanya punya Bella, dulu ia sangat bucin banget tapi setelah mengenal Gauri entahlah ia merasa berbeda sekali dengan Bella.

Sudah cukup! Ryden membayangkan gadis sok polos itu sekarang ia adalah mantan.

Dering telpon Ryden berbunyi, setelah Ryden mengeceknya ternyata pesan dari kekasihnya yaitu Bella.

Sweety❤❤
Hai sayang! Aku mau ketemu. (

Ryden
Dimana?

Sweety❤❤
Hmm gimana kalo kita ke Mall? Gak lama aku pengen belanja tapi gak ada yang nemenin. (

Ryden
Oke gue jemput, cepet siap-siap.

Sweety❤❤
Siap Baby ;)

Setelah itu Ryden mematikan telpon lalu ia segera bersiap-siap untuk bertemu dengan kekasihnya nanti, sesampai didepan rumah Bella, ternyata Bella sudah menunggu didepan gerbang rumah mewahnya itu.

Ryden dengan senyuman terukir diwajahnya keluar dan membukakan pintu bagi Bella, melakukan seperti seorang Ratu dihatinya. Tapi kenapa rasanya ada yang kurang aja. Saat diMall biasanya Ryden dengan perasaan gembira selalu menemani kekasihnya jarang-jarang mereka bertemu mengingat mereka hubungan backstreet.

“Sayang, lihat kamu pilih dress aku dong.”

“Iya pilih aja.”

Dengan senang hati Bella memilih pakaian yang mahal,”Aku bingung ada dua warna pilih hijau atau biru ya?” Tanya Bella sambil memperlihatkan baju yang dipilih kepada Ryden.

Ryden melihat kedua baju itu sama-sama cantik,”Biru bagus deh.”

“Tapi yang hijau juga bagus.” Cemberut Bella, Ryden hanya terkekeh.

“Kenapa gak beli aja dua-duanya? Hm.”

“Beneran nih.” Ryden mengangguk gemas karena apapun permintaan Bella pasti akan ia sanggupi termasuk menyakiti Gauri.

Kenapa Ryden berpikir dengan Gauri, dan juga kenapa hatinya merasa sedih. Tidak Ryden sudah mempunyai kebahagiaan nya yaitu Bella.

“Yuk kita bayar.” Ryden membayar baju Bella, karena ia tidak membiarkan cewek membayarnya apalagi pacarnya.

Mengingat itu entah kenapa Ryden mengingat Gaurinya.

Ia segera pergi ke Café, dan memesan pesanan mereka, ternyata orang yang menulis pesanan mereka tak lain adalah Gauri.

“Oh jadi lo kerja disini.” Setelah melihat wajah Gauri, Bella mendadak agak sensian. Gauri hanya mengangguk diam dan mencatat pesanan mereka.

“Pantesan Ryden gak mau sama lo orang miskin lo tuh bisa apa.” Gauri diam dan pamit undur diri karena ia banyak mencatat pesanan pelanggan lain. Bella yang menggeram marah, dan kenapa hati Ryden tidak terima jika Gauri dihina seperti itu, ia hanya bisa diam.

“Tuh cupu kenapa muncul terus heran deh gue. Sayang kamu jangan suka sama si cupu itu ya.”

“Tentu aku gak akan suka dia.”
Makanan telah tersaji, beruntung bukan Gauri yang menyajikan makanannya. Ryden dan Bella mengobrol ria.

🎈🎈🎈

Gauri hanya bisa diam mengingat dirinya yang dihina seperti itu, toh apa yang dikatakan Bella semua benar ia tidak menyangkalnya. Punya apa sehingga ia terlanjur menyukai Ryden. Cantik tidak kulitnya tidak seputih Bella yang selalu perawatan mahal.

Gauri makan dua kali sehari aja sudah bersyukur, memang sebelum berpacaran dengan Ryden Gauri sudah bekerja cuman hanya sabtu dan minggu. Karena sekarang ia masih ada waktu luang jadi ia bekerja saja. Abangnya juga kerja kelompok. Bundanya juga tidak tahu karena Gauri tidak ingin Bundanya mengkhawatirkannya.

Menatap dari kejauhan pasangan yang terlihat serasi, yang cowok ganteng dan yang cewek cantik beneran couple goals bukan. Melihat keakraban mereka, Gauri merasa sesak ia menghalau air mata yang akan jatuh. Ia berusaha menjadi kuat dan tidak cengeng.

Gauri segera melanjutkan pekerjaannya yang terbengkalai takut ketahuan mengintip pelanggan yang sedang makan.

Hari sudah mulai petang dan Gauri segera berberes,”Gau, lo bareng siapa?” Gauri yang sedang berberes mendongak kan kepalanya menatap seniornya yang sudah bekerja disini selama dua tahun.

“Aku naik taksi aja kak.” Sahut Gauri.

“Bareng gue aja gimana?” Tawar Mira.

“Lagipula udah mau maghrib kayak gini,nanti makin serem oh.” Lanjut Mira, Gauri memang suka takut dengan hal-hal begituan.

“Yaudah deh kak aku bareng kakak aja.”

Mira mengangguk antusias, bagi Mira mengenal Gauri selama beberapa bulan ini ia sudah menganggap adiknya sendiri mengingat ia hanya hidup sebatang kara. Mereka kadang juga sering bertukar cerita tapi yang selalu sering itu Mira, Gauri hanya menyimak kadang juga memberi solusi permasalahan Mira.

Di tempat lain, terdapat seorang laki-laki di balkon yang merasa kesepian, melihat pemandangan kota Bandung yang indah dan agak ramai membuat ia merasa sendirian. Biasanya ketika pertama kali ia mengeklaim Gauri sebagai kekasihnya. Ia langsung mengajaknya ke apartemennya padahal Bella saja tidak pernah ia ajak.

Arghhh kenapa dipikiran Ryden hanya Gauri, Gauri, dan Gauri. Ia bisa gila karena satu nama mengusik hatinya itu. Tidak Ryden harus segera melupakannya tapi kenapa sulit. Senyumnya, perhatiannya, manisnya, cara bicaranya semua terekam di otak Ryden.

Ada apa dengan dia?

Ia benci itu!

Ia pergi ke tempat tidur tak lupa mengunci pintu balkonnya, mengingat udara yang dingin.

Berbaring di ranjang dan memejamkan mata kenapa yang ada dipikiran Ryden hanya Gauri.

Sedang apa dia?

Dimana dia?

Apakah ia menangis atau tidak?

Argh Ryden berusaha melupakan Gauri yang berkecamuk dipikirannya, ini terakhir kalinya ia memikirkan itu. Besok akan seperti semua yah tidak seperti terjadi apa-apa.

“Arghh anjingg kenapa gue selalu mikirin elo, gue bener-bener muak dengan muka sok polos elo, sok perhatian, cengeng, gak tau diri, dasar Bitch!” elak Ryden yang berusaha membenci Gauri.

“Mulai sekarang gue benci elo Gauri,” putus Ryden dan ia segera tertidur dan berjanji tidak memikirkan atau berurusan dengan nya. Lagi!

🎈🎈🎈

Tanggal Publikasi : Senin, 1 Maret 2021

Ryden&Gauri💫 (ON GOING) Where stories live. Discover now