25.GATAU JUDULNYA

38 6 0
                                    





Gauri pulang dengan keadaan basah kuyub, hujan begitu lebat tapi yang dipikirkan Gauri yang penting bukunya selamat. Akhirnya Gauri sudah sampai didepan pintu dengan selamat tak lama Bunda membukakan pintu melihat Gauri yang pulang dengan basah kuyub dengan pipi yang memerah, Bunda tanpa berkata-kata segera membawa Gauri ke kamar Bunda.

Gauri hanya diam takut jika Bunda nya marah, setelah mengganti seragamnya yang basah Gauri duduk di pinggir ranjang sambil meringis. Bunda menghela napas berat,

"Pipi kamu kenapa bisa merah gitu?" Tanya Bunda Leta dengan nada khawatir.

"Mmm tadi Gauri cuman jatuh kok Bun." Bohong Gauri.

"Lain kali hati-hati, jangan lari-lari." Bunda Leta hanya percaya dengan apa yang dikatakan Gauri. Bersyukur Gauri tidak membuat Bundanya khawatir,

"Baik Bun."

"Udah selesai, kamu mau langsung makan aja atau tidur?"

"Tidur aja Bun." Bunda mengangguk tak lupa mengcup kening putrinya dengan sayang. Kemudian membersihkan peralatan yang digunakan untuk mengompres luka Gauri.

Hari minggu adalah hari yang dinanti-nanti oleh semua orang termasuk Gauri, ia membantu Bunda Leta untuk mempersiapkan makanan tak lupa Tara yang selalu mengikuti kegiatan meraka juga.

"Ri sini biar aku aja yang bawa airnya." Gauri mengangguk sambil menyerahkan air dibaskom untuk mencuci sayuran yang akan dimasak.

Tak dirasa Tara lah yang selalu merebut pekerjaan Gauri tapi Gauri tak mempermasalahkan itu, tapi saat melihat wajah Tara yang pucat Gauri menjadi khawatir.

"Ra, kamu istirahat aja deh, biar aku yang siapin semuanya sama Bunda."

"Iya sayang, biar Tante sama Gauri aja kamu istirahat aja dikamar." Sahut Bunda Leta yang melihat wajah pucat Tara.

"Udah gak papa tan, kan aku juga ingin bantu-bantu."

"Tapi wajah kamu pucat banget, aku gak tega." Dengan terpaksa Gauri menyerahkan semangkok sayuran untuk dibawa ke meja makan.

"Bener kata Gauri nanti tante sama Gauri aja."

"Enggak kok tan, gak papa. Lagipula cuman masuk angin paling besok juga sembuh." Melihat Tara yang keras kepala mau tak mau Bunda Leta mengijinkan Tara untuk membantunya.

Bruk

Tara terjatuh pingsan, Gauri dan Bunda Leta panic bingung, tak lama datanglah Danu dengan wajah khawatir. Mengabaikan Gauri ia segera mengangkat Tara menuju kamar Gauri yang lama. Setelah melihat Bunda sedang mengompres karena badan Tara cukup panas. Danu menarik Gauri menjauh dari tempat itu.

"Ri jawab gue yang jujur! Apa elo yang paksa Tara buat ngelakuin semuanya."

"Enggak bang, tadi Gauri sama Bunda udah larang tapi kak Tara nggak mau."

"Seharusnya lo liat kalau kondisi dia gak baik-baik aja!" Gauri menunduk, kenapa abangnya jadi seperti ini.

"Bisa mikir gak sih! Cuman jadi anak pungut aja sombong bener. Paling-paling lo kan yang nyuruh Tara, udah tahu dari kemarin dia pusing masih aja dikasih banyak kerjaan!" Omel Danu.

Tak kuasa mendengar bentakan abangnya, Gauri menangis

"Ngerti gak sih! Bisanya cuman nangis aja. Jadi cewek itu jangan bisanya cuman nangis. Emangnya nangis bisa nyelesain masalah! Enggak kan!" setelah mengatakan itu Danu segera pergi meninggalkan Gauri dengan isakan tangisnya.

Dulu rumahnya adalah hal yang lebih baik daripada bersekolah hanya karena mendapat bully-an. Tapi kenapa ia merasa seperti berubah. Semuanya berubah gak ada yang sayang sama dia. Cuman Bunda, tapi ia harus sadar ia hanya anak angkat. Tak sepantasnya mendapatkan kasih sayang lebih yah ia harus sadar diri.

-

"Gue ini sebenarnya kenapa sih? Perasaan gue udah dapetin Bella, umumin kesemua orang kalo udah pacaran, Bella juga makin baik aja sama gue. Derajat dia juga sama. Tapi kenapa gue kok jadi bimbang gini ya."

"Gak mungkin kalau gue suka sama cewek cupu itu kan? Ih amit-amit. Arrghhhh" Ungkap Ryden, seraya mengusap kasar rambutnya. Kenapa sekarang ia jadi bimbang.

"Gak-gak boleh gue, pasti cuman kasihan aja kan. Lagipula mana ada mau sama dia yang ada illfeel." Elak Ryden.

Ting!

My beloved Bell

Kangen...

Me

Kangen sama siapa?

My Beloved Bell

Hiss sama kamu lah..

Tak lama Ryden segera bersiap-siap kerumah pacarnya itu. Dengan seutas lengkungan bibir keatas ia akan membuat hari ini menjadi hari yang paling indah.

-

Gauri berada di Café, tempatnya bekerja. Hanya ini yang bisa ia lakukan, tak ingin menyulitkan orang lain. Menjadi pelayan tak apalah, tak lama datanglah pelanggan yang entah kenapa pemandangannya membuat Gauri sesak. Apakah ia masih suka sama Ryden. Gak dia gak boleh suka. Cuman bahan taruhan yang gak ada harganya. Sakit banget.

Tak mau berlama-lama merenung segeralah ia datangi tempat itu,

"Mau pesan apa kak?" tanya Gauri ramah dengan Bella seraya menyodorkan menunya, yah orang yang dimaksud Gauri adalah Bella dan Ryden yang saling berpegangan tangan. Udah kayak nganterin nenek nyebrang jalan aja!

Dengan gaya elegan Bella mengambil menu dan melihat suara yang ia kenal,

"Heh kita ketemu lagu c.u.p.u." menekankan kata cupu seraya melihat dari ujung atas hingga bawah dengan tatapan meremehkan karena melihat kacamata yang gak jaman, pakaian yang eiuwh bagi Bella yang selalu memperhatikan fashion dimanapun ia berada gaya elegan dan fashionable. Tak jarang semua laki-laki tunduk padanya, tentu factor pertama adalah fisiknya.

Gauri tersenyum kaku,"Kalo ditanya jawab dong. Bisu apa? Apa lo jangan-jangan gugup sama mantan lo." Gauri yang menunduk, lalu mendongak menatap mereka bergantian Bella yang sangat sinis dan menilai membuat Gauri tidak nyaman, sedangkan Ryden melihatnya seperti orang asing.

"Enggak kak." Gauri menggeleng,

"Bagus, jangan coba-coba rebut pacar gue! Inget dia pacaran ama lo cuman karna taruhan." Kata terakhir cukup membuat Gauri tersadar, memangnya dia siapa sih. Setelah menghina Bella dan Ryden menyebutkan pesanan mereka.









Apa yang harus Gauri harapkan dengan dirinya ini, gak ada yang sayang sama Gauri cuman Bunda aja. Dikhianati membuat ia merasa seperti sendiri cuman Bunda nya yang mengerti dirinya.

Gauri segera menerima banyak pesanan bersyukur bukan ia yang harus mengantar pesanan kedua sejoli yang sedang bermesraan. Gauri mungkin harus ikhlas, melupakan semuanyaa adalah hal yang terbaik untuk saat ini entah untuk nanti.

Gauri segera menghapus air mata nya yang menetes, seharusnya ia tidak berhubungan dengan dia, seharusnya ia tahu kalau dirinya emang gak pantes bersanding dengan siapa saja. Seharusnya ia sadar, dirinya siapa. Menghapus semua pikiran itu berharap apa yang dilaluinya adalah mimpi. Yah semoga saja.

🎈🎈🎈

Senin, 12 Juli 2021.

Ryden&Gauri💫 (ON GOING) Where stories live. Discover now