32. SPEND A WEEKEND

83 3 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

🌹🌹🌹

Hanisha pusing menghadapi orang satu ini, mengajaknya jalan jalan seperti orang gila tidak tahu arah mau kemana.

“Ry, kita mau kemana sih? Muter-muter gini kalau gak jelas lebih baik gue pergi aja!” Kesal Hanisha.

“Lo bisa diem kan! Bentar lagi kita juga nyampe.”

Tak lama kemudian mereka sampai di sebuah telaga yang indah pemandangan nya banyak bunga berhamparan di pinggir telaga. Hanisha membelalak senang melihat bunga yang indah dan harum. Ia mencium bunga itu, betapa harumnya bunga nya. Hanisha sibuk dengan pemandangan indah disekitar.

“Kenapa lo ajak gue kesini?” Hanisha mulai mengawali percakapan mereka.

“Gabut aja sih.” Hanisha memutar bola mata malas dengan jawaban Ryden.

“Basi!” Batin Hanisha.

“Oh ya?” Hanisha mulai tertarik dengan pembicaraan ini.

“Atau karena gue cantik? Jadi kalau gue gak cantik lo ga bakal ajak gue kesini dong!”

“Gue ajak lo kesini karena lo orang pertama dan spesial.”

Keheningan mulai melanda kedua orang ini, Hanisha sibuk mengagumi bunga dan pemandangan sedangkan Ryden sibuk melihat wajah cantik Hanisha.

“Sha, gue seperti kenal sama lo sebelumnya.”

“Cuman sama lagi, kan muka gue pasaran.” Kekeh Hanisha.

“Siapa lo sebenarnya.”

“Gue Hanisha, menurut lo siapa lagi. Pertanyaan lo itu retoris tau gak!” Ketus Hanisha.

Di suasana malam penuh bintang dan bulan yang bersinar terang, burung berkicauan membuat Ryden dan Hanisha menikmati suasana ini.

Tetapi tatapan Ryden yang awalnya melihat wajah Hanisha sekarang berubah menjadi ke bibir mungil nya.

“Oh Shit! Dia begitu menggoda.” Batin Ryden.

“Ngapain lo liat-liat!” Hanisha mulai sadar bahwa Ryden melihatnya.

“Ketus mulu gak capek lo?” Ryden mulai merangkul Hanisha.

“Emang kita deket? Enggak kan.”

Ryden memutar badan Hanisha agar menghadapnya, lalu menguyel uyel pipi gembul Hanisha.

“Ini pipi apa bakpau sih gembul banget. Nih ini mulutnya ketus banget.” Ryden mencubit kedua pipi Hanisha, agar tersenyum.

“Udwahh, woyy, pwipwi gwe mwerah.”
Merasa kasihan karena kedua pipi Hanisha mulai memerah akhirnya Ryden melepaskan cubitan nya.

“Hish, lo senang banget nyubit pipi gue.” Ucap Hanisha memegangi kedua pipinya.

“Kenapa pipi lo gemesin banget sih.”

“Karena gue cantik, kalau gak cantik juga gak gemes! “ Sinis Hanisha dalam hati.

“Dari pabrik nya udah gini.”

“Udah malem gini lebih baik pulang, gue udah ngantuk.” Ujar Hanisha.

Hanisha mengangguk menyetujui kemudian mengikuti Ryden untuk pergi dari tempat indah ini.

🦁🦁🦁

“Selamat tidur cantik.” Sebelum membuka seatbelt nya Ryden mengatakan itu.

“Gue belum tidur kalik.”

“Gapapa, buat nanti aja.”

Cup

Ryden&Gauri💫 (ON GOING) Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora