20. RENGGANG

34 13 0
                                    

Selamat Membaca
🎈🎈🎈

Setelah kejadian itu, Gauri memasuki kelasnya saat istirahat pertama, beruntung gurunya tadi tidak memberi hukuman. Namun kali ini, ia harus belajar karena setelah ini aka nada ulangan. Melangkah duduk di kursi dan tidak mendapati Sherly yang biasanya duduk disitu.

Gauri menjatuhkan pantatnya dikursi, ia mulai membaca buku dan memakan bekal yang disiapkannya. Gauri sendirian lagi, ia berpikir mungkin Sherly sedang sibuk.

Beberapa menit kemudian, datanglah Sherly dengan wajah sumringahnya, ia ikut duduk bersama Gauri,
“Ri tadi Pak Aldi ngasih tugas katanya suruh buat laporan, terus kelompoknya sebangku.”Beritahu Sherly pada Gauri sambil memainkan ponselnya. Tapi apa hanya perasaan Gauri aja ya, Sherly mulai acuh akhir-akhir ini.

“Laporan apa?”

“Nanti gue chat lo, oh ya sorry ya gua gak bisa buat laporan sama lo, soalnya gue ada pemotretan kali ini.” Ujar Sherly yang sedang memainkan handphonnya.

“Iya kok gak papa.”Sahut Gauri.

“Kamu udah dapet kerjaan jadi model?”

“Udah.”

“Lah sejak kapan? Kok gak cerita sama aku sih.” Tanya Gauri senang apa yang diimpikan sahabatnya akhirnya terjadi juga.

“Emangnya setiap gue dapet apa-apa gue harus cerita sama lo? Lo siapa gue? Jangan sok tahu.”Ketus Sherly.

“Mmm aku gak bermaksud, maaf deh kalo aku banyak kepo.”Gauri merasa aneh dengan jawaban Sherly, biasanya juga ia kadang curhat padanya. Gauri menepis semua pikiran buruk dan berusaha berpikir positif.

Setelah Gauri mengatakan itu, Sherly pergi bergabung dengan  geng popular dikelasnya, Gauri menunduk dan berrpikir kenapa Sherly menjauh darinya? Apa salahnya?

🎈🎈🎈

Setelah pulang beruntungnya Sherly masih ada dikelas, perlahan Gauri memberanikan diri untuk bertanya perihal tentang keanehan Sherly beberapa hari belakangan ini. Tidak tahan karena Sherly kalau ditanya Gauri selalu acuh.

“Sher, kamu kok kayak menjauh gitu, Kenapa? Tapi kalo gak dijawab juga gak papa.”Tanya Gauri setelah dilanda kebimbangan.

“Lo mau tau gue kek gini,” Gauri menggeleng polos.

“Gue sadar kalo lo tuh beda jauh dari gue!”Sinis Sherly.

“Maksud kamu apa Sher?”Sahut Gauri merasa kebingungan dengan jawaban sahabatnya itu.

“Lo tuh bisa NGACA gak sih, lo itu gak setara sama gue!”

“Kamu kenapa Sher, dulu ada orang yang bilang gitu padaku tapi kamu ngeyakinin aku bahwa dimata Allah semua derajat orang tuh sama.”keluarlah uneg-uneg yang mengganjal dipikiran Gauri.

“Itu dulu, sekarang gue sadar kalo elo tuh cuman mau manfaatin gue aja kan?”

“Aku ti—“

“Gak usah sok polos lo yah, gue tuh gak suka sama muka lo yang polos, MUAK gue liatnya” Ketus Sherly.

“Kamu ngomong gitu dapet darimana?”

“Oh jadi bener lo cuman pura-pura polos dan manfaatin gue, Lo tuh bener-bener yah kayak wanita murahan.”

“Sher.” Lirih Gauri yang hampir menangis.

“APA! Lo mau ngejelasin kalo apa yang gue katakan cuman kebohongan aja. Mikir! Nyesel gue jadi sahabat lo!.”

“Sher.” Lirihan Gauri.

“Gue diem aja pas kartu ATM gue ilang, dan gue sempet nemuin itu dilaci lo. Awalnya gue diemin tapi semakin kesini lo tuh makin ngelunjak yah.”

“Sher aku gak pernah ambil barang-barang kamu tanpa seijin kamu.” Memang benar Gauri tidak pernah mengambil barang- barang Sherly, ia juga bingung kenapa Sherly mengatakan itu. Seingatnya ia tidak pernah melihat atau menyentuh Kartu ATM milik Sherly.

“BULLSHIT!”

“Mulai sekarang gue gak mau temenan sama elo.”

“Sher, aku minta maaf kalo aku salah tapi jangan kayak gini. Kamu itu temen aku satu-satunya Sher.” Lirih Gauri.

“Temen? Masih nganggep temen lo!”
Saat Sherly hendak pergi, Gauri menahan tanganya dengan mata yang mulai mengeluarkan cairan bening.

“Sher aku mohon.”Ujar Gauri dengan mengatupkan kedua tangannya.

“Gue udah muak temenan sama lo! Keputusan gue udah bulat mulai sekarang lo gak usah ngomong ama gue lagi.” Pungkas Sherly dan pergi meninggalkan Gauri yang menangis.

Lelah sudah, Gauri memang sudah menyayangi Sherly sebagai kakaknya. Jadi perkataan Sherly itu masih membekas dan berputar di benak Gauri. Tak disadari oleh Gauri Danu mendengar semuanya.

“Dek.”

“Bang… hiks.” Tidak kuat melihat adik kesayangan nya terluka, Danu menarik Gauri ke pelukan hangatnya.

Semakin Danu mengelus punggung Gauri semakin terisak sedih. Mereka masih dikelas Gauri, Danu menunggu Gauri tenang ia merasa sakit melihat adiknya menangis tersedu-sedu.

Beberapa menit kemudian Gauri mulai tenang,”Udah dek gak papa gak usah dimasukin hati ya.” Suara Danu yang terdengar lembut ditelinga Gauri. Gauri yang masih sesenggukkan menganggukan kepala pelan.

Danu pun tersenyum,”Senyum dong dek.” Gauri pun tersenyum paksa.
“Yang ikhlas,” lanjut Danu. Gauri memejamkan matanya kemudian membuka matanya dan mulai tersenyum.

“Nah gitu dong baru adek abang.” Bangga Danu yang melihat adiknya tersenyum.

“Yuk pulang, Bunda pasti udah nungguin.” Gauri pun menggenggam tangan Danu dan mereka mulai menyusuri jalan untuk pulang ke rumah, disore itu adik kakak dengan canda tawa mereka yang membuat hati mereka semakin hangat, merasa ada tempat untuk bertahan dan pulang.

🎈🎈🎈

Ryden dengan Bella sedang berkencan sekarang, seperti biasa Bella akan belanja di Mall manghabiskan waktunya dengan Ryden, anehnya Ryden tetap biasa saja dan senang melihat wajah kekasihnya senang, bahagia itu sederhana.

Bucin!

“Baby, pilih baju oren apa ungu."Tanya Bella sambil memegang dua baju mahal yang berbeda corak.

“Oren.”Padahal Ryden hanya melihatnya sekilas.

“Oke deh.” Menuruti perintah kekasihnya, Bella mengembalikan baju ungu ke tempat deretan yang tadi ia mengambil.

Masih banyak yang Bella beli bukan hanya baju tapi skincare, make up, sepatu, tas dan masih banyak lainnya, Ryden tak memusingkan itu uang dari Papanya selalu mengalir jadi ia tenang-tenang saja. Bella dengan antusias memilih pakaian dan barang yang ia suka.

Mana bisa seorang Bella tidak berbelanja, dalam kamus Bella belanja adalah wajib, tapi jika kita punya pacar ya pacar kita harus bayarin semuanya. Begitulah pikiran autis Bella.

Pasangan yang sangat serasi bukan yang satu matre yang satu masa bodo.
Ryden telah sampai dirumahnya merenggangkan otot-otot sedari tadi Bella yang muter-muter di Mall cari semua barang yang Bella inginkan. Segera Ryden mengganti pakaiannya dengan kaus oblong dan celana pendek selutut. Berbaring diranjang kesukannya.

Memejamkan mata yang lelah,”Pegel banget deh, padahal cuman muter-muter kalo ada si Cupu itu pasti gue dipijetin.” Gumam Ryden.

“Heh mikirin apa gue, amit-amit dah gue ama tuh cupu.” Elak Ryden yang berusaha membohongi hatinya. Tidak percaya kalau ia mulai menyukai si Gauri.

Tak lama terdengar suara dengkuran halus, Ryden jatuh ke mimpinya.

🎈🎈🎈

Tanggal publikasi : Minggu, 28 Maret 2021

Ryden&Gauri💫 (ON GOING) Where stories live. Discover now