34. Pertengkaran

5 0 0
                                    

Akhirnya setelah berbulan-bulan bisa menamatkan cerita ini walau agak gantung sih tapi its okay. Btw ini cerita pertama aku maaf ya kalau penulisan, pemilihan kata kurang tepat dan terkesan alurnya sangat membingungkan. Aku sebagai yang nulis aja ikut bingung.


🍓🍓🍓

Ryden dan gengnya sedang berada di markas. Suasananya begitu tegang, dikarenakan sang ketua geng yaitu Ryden sedang pusing memikirkan nasib gengnya.

“Den, ini gimana kamu yakin mau lawan mereka?” Tanya Edsel si manusia es batu ia memang hanya membicarakan hal yang menurut nya penting.

“Gue udah siapin rencana.”

“Lo yakin?” Tanya Galen, baru kali ini ia tidak percaya dengan Ryden yang mengambil keputusan tanpa melibatkan anggota inti.

“Gue setuju sama Galen, kenapa lo gitu?” Tanya Zevan yang terdiam merenungkan, ia merasa tak ter butuhkan lagi. Padahal biasanya Ryden selalu membuat rencana bersama-sama. Entahlah cuman merasa kecewa saja.

“Gue sih orangnya ikut ikut aja.” Sahut Adrian yang tidak ingin menambah masalah.

“Gue percaya sama Ryden.” Ungkap Ahza.

Jangan tanya dimana Stephen, ia sedang mengoleskan minyak telon bayi ke perut sixpack nya dikarenakan perutnya kembung. Ia sedikit tertidur walau nanti jika ditanya cuman merem doang.

“Gue udah ada peta dan ini rencana nya.” Ryden mulai memberikan peta ini dengan teman-teman nya.

“Apa lo udah ada rencana B jika ada yang gagal?” Tanya Edsel.

“Udah lo cek aja.” Setelah mengatakan itu mereka segera mengecek dan berdecak kagum mereka tidak terpikirkan dengan rencana Ryden sangat menakjubkan.

“Wow pinter juga lo.” Galen mengangguk puas dengan rencana yang disusun oleh sang ketua.

“Menurut lo, gimana dengan geng baru yang sok-sokan itu?” Tanya Stephen yang tiba-tiba nimbrung.

“Menurut gue mudah aja karena masih baru kan masih minim pengalaman jadi sudah dipastikan kita menang. Apalagi rencana Ryden.” Jawab Adrian.

“Gue setuju sama lo bro.” Ungkap Ada membuat Ryden mengangguk puas.

“Jadi udah kan gaada yang dibahas lagi?” Ryden mudah bosan jika tidak bersama pacar nya hari dan jam pasti terasa lama. Dasar bucin!

“Mau mojok ya bos?” Tanya Galen.

“Asik nih mau mojok.” Sahut Adrian.

“Kita mojok yuk.” Ajak Ahza, sahut mereka bebarengan membuat tahu kebiasaan sang ketua setelah memiliki pacar.

“Gue masih normal ya.” Ujar mereka bareng kecuali Edsel dan Stephen yang mulai merenung.

Setelah Ryden pergi,”Kok gue ngerasa ada yang aneh ya.” Ujar Stephen mengungkapkan tentang susunan rencana Ryden yang agak berbeda dari biasanya ini jelas bukan gaya Ryden, Edsel hanya terdiam dalam pikirannya menyetujui Stephen.

“Udah lah Step lo mending tidur aja dah, efek sakit jadi tambah ke otak.” Adrian tentu saja tidak terima dengan keanehan yang dimaksud Stephen.

🔥🔥🔥


“Aku denger kamu bakal ikut tawuran dengan geng Black Eagle itu ya?” Tanya Hanisha menyandarkan kepalanya pada dada Ryden. Mereka berdua duduk di sofa dengan film action menemani keheningan sedari lama tadi.

“Iya baby.” Ujar Ryden sembari mengecup rambut Hanisha yang wangi permen.

“Yah pasti bakalan sibuk banget kamu.” Cemberut Hanisha.

“Ngga sayang, nanti setelah aku selesai sama geng itu kita jalan-jalan yaa.” Bujuk Ryden membuat Hanisha menganggukan kepalanya walau masih cemberut.

“Baby aku mau ngomong penting.” Hanisha mengangguk dan memperhatikan ucapan Ryden dengan serius.

“Kamu mirip seseorang, tapi aku lupa siapa namanya.” Hanisha tersenyum.

“Apakah wajahku terlalu pasaran ya.”

Ryden&Gauri💫 (ON GOING) Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ