28. Janji

2.2K 304 33
                                    

*****

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.

*****

Seokjin dan kedua bodyguard-nya Namjoon dan Suga telah tiba di Pulau Jeju. Seokjin sengaja menyewa hotel disana. Selangkah lagi ia akan menemukan Jisoo. Sungguh, Seokjin tak ingin kehilangan Jisoo kembali. Walaupun status Jisoo sekarang berbeda, menyandang status istri adiknya sendiri Kim Taehyung.

"Kalian gak boleh lengah. Cari terus alamat villa yang Taehyung dan Jisoo tempati!" perintah Seokjin pada Suga dan Namjoon.

"Siap Tuan," jawab Suga cepat.

"Kalau ada info selanjutnya, hubungi saya. Inget, Jangan sampai ketahuan Taehyung ataupun Jisoo kalau saya nyari mereka," pesan Seokjin.

"Baik Tuan," balas Namjoon kemudian berlalu bersama Suga.

Seokjin membuka ponselnya, membuka foto dirinya dengan Jisoo sewaktu SMA dulu. Ingatannya melayang pada kenangan masa lalu, saat dirinya dan Jisoo berstatus sebagai pasangan kekasih.

"Seokjinnie, aku harus gimana? Ibu menjodohkanku dengan salah satu putra temannya, Ibu bilang, setelah dia lulus kuliah kami harus menikah. Gimana kalau terjadi?" tanya Jisoo menatap mata Seokjin takut. Saat ini kedua insan itu tengah duduk menatap langit malam di sebuah taman.

Seokjin balas menatap kedua mata Jisoo. Lengannya meraih lengan Jisoo lembut. "Masih lama 'kan? Itu tidak akan terjadi. Karena aku akan lebih dulu melamarmu."

Jisoo tersenyum tipis. Fakta ia akan dijodohkan dengan salah satu teman Sandara sudah sampai ke telinga Seokjin. Hati Seokjin sebenarnya gusar, yang ditakutkan Jisoo sama seperti yang ditakutkannya. Namun, ia menepis pikiran jeleknya itu. Seokjin optimis, Jisoo dan ia ditakdirkan untuk bersama. "Aku harap juga begitu Seokjinnie. Suatu saat nanti aku ingin menikah dengan orang yang ku cintai. Dan aku berharap itu kamu."

"Kalaupun hal buruk itu terjadi, aku akan memperjuangkan kita. Siapapun pria itu, aku akan datang menjemputmu dan mengambil milikku. Aku mencintaimu, Kim Jisoo."

"Siapapun pria itu, termasuk Taehyung adikku sendiri," ucap Seokjin pelan.

*****

Taehyung kembali melanjutkan aktivitasnya membereskan pakaian untuk kepulangan ia dan Jisoo besok karena tadi Jisoo sempat merengek minta jalan-jalan. Jisoo yang keras kepala berhasil Taehyung luluhkan, Taehyung menyuruh istrinya itu untuk istirahat mereka akan melalui perjalanan jauh esok.

"Tae...," panggil Jisoo. Jisoo bergerak tak nyaman diatas tempat tidur.

"Apa?" tanya Taehyung singkat tanpa menoleh ke arah Jisoo.

"Gak bisa tidur," balas Jisoo yang mulai frustrasi tak bisa memejamkan mata.

"Paksain!" titah Taehyung asal.

Jisoo menggeleng cepat. "Gak mau! Pokoknya gue nggak mau tahu lo harus bacain gue dongeng biar gue bisa bobo," pinta Jisoo.

"Hah? Dongeng? Inget umur dong! Lo bukan anak PAUD yang masih ngompol di kasur. Bukan bocah ingusan lagi Kim Jisoo. Jadi, jangan manja," timpal Taehyung yang kini telah selesai mengemasi pakaian.

"Ayolah Tae, bacain gue dongeng. Tadi kan lo ngelarang gue jalan-jalan keluar, sebagai balasannya lo harus bacain gue dongeng. Ayo cepet," rengek Jisoo yang kini menarik-narik ujung baju Taehyung.

Taehyung mendengus pasrah, ia menutup kopernya dan duduk disamping Jisoo. "Emangnya lo mau dongeng apa?"

Melihat Taehyung yang mulai memusatkan perhatian padanya membuat Jisoo melebarkan bibir, tersenyum senang. "Nah gitu dong." Jisoo tampak berpikir. "Dongeng apa ya kira-kira? Hmmm..., Cinderella aja."

Taehyung membenarkan posisi duduknya menghadap Jisoo. Sementara Jisoo yang tengah berbaring, tampak begitu antusias menanti cerita dari Taehyung.

"Okay kita mulai. Dahulu kala, di sebuah desa hiduplah seorang gadis bernama Cinderella, ia memiliki ibu tiri dan dua saudara tirinya. Cinderella selalu memarahi ibunya dan membentaknya. Ia durhaka pada ibunya. Akhirnya ia di kutuk jadi batu. Tamat," beber Taehyung membuat Jisoo membolakan matanya.

"Loh, kok ceritanya gitu sih? Lo jangan ngubah-ngubah cerita ya! Asal lo tahu yang jahat itu ibu tirinya dan yang di kutuk jadi batu itu malin kundang bukan Cinderella! Gimana sih?" protes Jisoo melayangkan satu pukulan bantal pada Taehyung. Bugh!

"Ya suka-suka gue lah. Mulut-mulut gue, terserah gue mau cerita apa aja," jawab Taehyung penuh percaya diri.

"Dasar rese! Bacain dongeng lagi pokoknya. Kali ini harus bener ya, nggak boleh ngasal," titah Jisoo.

"Males ah! Geser sonoh, gue juga mau tidur!" Taehyung mepet, berusaha menggeser tubuh Jisoo agar bergerak ke sisi tempat tidur yang kosong.

Jisoo memukul lengan Taehyung pelan. "Ish! Gak mau! Gue nggak mau geser. Pokoknya lo harus bacain gue dongeng dulu!"

Rupanya Taehyung tak mempedulikan ucapan Jisoo, ia mendorong tubuh Jisoo agar bergeser. Tenaga Taehyung lebih besar dari Jisoo, alhasil Jisoo yang harus bergeser ke sisi tempat tidur yang kosong. Jisoo merengut kesal karena Taehyung tak mau mengalah.

"Nggak mau ngalah banget sih sama istri? Dasar Rese! Awas lo Kim Taehyung!" kesal Jisoo. Ia melayangkan pukulan-pukulan ke lengan Taehyung. Kaki Jisoo menendang-nendang kaki Taehyung secara brutal. Gadis itu benar-benar ngamuk sekarang.

BUGH! BUGH! BUGH!

Taehyung meringis saat Jisoo dengan tega menyiksanya, Taehyung bergerak menahan kedua lengan Jisoo dengan kedua lengannya mengunci pergerakan Jisoo. Tubuhnya menghempas tubuh Jisoo sehingga tubuh Jisoo berada dibawahnya. Mata Jisoo sontak membola saat Taehyung menimpa tubuhnya. Taehyung menelan ludah kasar saat wajahnya dan wajah Jisoo hanya berjarak beberapa senti saja. Belum lagi posisi mereka yang awkwrd membuat jantung keduanya berpacu cepat.

Aissh..., kenapa jantung gue selalu dag dig dug sewaktu lihat Taehyung dalam jarak sedekat ini. Taehyung nggak kelihatan nyebelin kalau begini, batin Jisoo.

Akhir-akhir ini wajah Jisoo terlihat pucat, apalagi saat Taehyung menatapnya sedekat ini. Semakin terlihat sangat jelas. Walaupun demikian, wajah cantik Jisoo tidak luntur sedikitpun. Rasa takut itu kembali muncul. Bagaimana kalau Jisoo tahu mengenai penyakitnya? Cepat atau lambat Jisoo pasti mengetahuinya.

"Jisoo, lo harus janji sama gue satu hal," ujar Taehyung menatap mata Jisoo dalam.

Jisoo yang sedari tadi hanyut dalam tatapan Taehyung sontak tersadar, ia menyadari posisinya dan Taehyung begitu hmmm. Pergerakan Jisoo terkunci, kedua pergelangan lengannya di cengkram kedua lengan Taehyung. Ia sulit sekali untuk bergerak. "Tae minggir, berat tahu!" protes Jisoo, ia mengalihkan pandangannya tak mau menatap Taehyung terlalu lama.

"Jawab dulu, mau janji satu hal sama gue?" tanya Taehyung.

Jisoo berdecak sebal. "Ck! Janji apaan? Buruan, badan lo lebih berat dari karung beras."

"Kim Jisoo, gue tahu lo gadis yang kuat, gadis ceria, cerewet, bawel dan galak yang gue kenal, gue harap lo seperti ini terus. Apapun yang terjadi jangan pernah berubah. Lo harus kuat dalam kondisi apapun, tetap seperti Jisoo yang gue kenal ya," ujar Taehyung lirih.

Mata Taehyung berkaca-kaca sekarang, ia berusaha menahan air matanya. Taehyung tak tahu bagaimana jadinya bila Jisoo tahu kenyataan yang sebenarnya bahwa ia mengidap kanker rahim stadium awal. Ia takut kehilangan keceriaan di wajah Jisoo. Jisoo pasti sangat terpukul.

Jisoo terdiam mencerna ucapan Taehyung. "Kenapa lo aneh banget sih? Gak jelas tahu!"

Kedua mata Taehyung terlihat berkunang-kunang, sekeras mungkin ia menahan air matanya agar tidak terjatuh. "Tidur, udah malem, lo harus istirahat. Besok kita pulang ke Indonesia." Taehyung menarik tubuhnya dan berbaring di samping Jisoo. Ia tak kuasa menatap Jisoo terlalu lama.

"Dasar aneh!" balas Jisoo kemudian membenarkan posisi tidurnya membelakangi Taehyung.

*****

.
.
.
.
.
-to be continued-

NOT LOVE [ON GOING]Место, где живут истории. Откройте их для себя