77. Sweet Morning

1.3K 199 74
                                    

*****

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

*****

Netra Irene tersingkap saat aroma segar sayur sup menyeruak menusuk hidung bangirnya. Menyadari dirinya telah berada di kamar, membuat Irene terkejut. Seingatnya, semalam ia berada di teras dan ketiduran. Lantas mengapa bisa ia berada di kamar? Tidak mungkin Irene berjalan sendiri 'kan? Lagi pula rumahnya semalam di kunci Seokjin.

Ah, apa jangan-jangan pria itu yang membawanya ke mari? Mengingat Seokjin, raut wajah Irene berubah panik, segera ia menyingkap selimut dan melihat kondisi tubuhnya

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Ah, apa jangan-jangan pria itu yang membawanya ke mari? Mengingat Seokjin, raut wajah Irene berubah panik, segera ia menyingkap selimut dan melihat kondisi tubuhnya. Aman, ia dapat bernapas lega karena pakaiannya masih lengkap. Tidak kurang satu pun. Syukurlah, sesuatu yang tidak diinginkan tidak terjadi semalam saat dirinya tengah tertidur.

"Huh, syukurlah gue masih utuh," ucap Irene lega.

"Apanya yang utuh? Takut aku unboxing?" Suara Seokjin mengejutkannya, entah sejak kapan pria itu sudah berdiri di ambang pintu kamar Irene yang terbuka lebar.

"Ish, kamu yang pindahin aku ke kamar?"

"Ya, jangan khawatir, aku tahu batasan dan nggak semesum itu. Aku nggak tertarik sama cewek tepos." Celetukan Seokjin membuat Irene menganga. Apa dia bilang? Tepos? Mulutnya sungguh sangat kurang ajar!

Bugh ...!

Sebuah bantal melayang sempurna hingga mengenai wajah tampan Seokjin. Irene si gadis pelempar bantal juga melayangkan tatapan tajam pada pria itu. Tungkainya beringsut turun dari ranjang dan misuh-misuh menghampiri Seokjin yang tengah meringis kesakitan.

"Tuan Seokjin yang terhormat, jangan bilang tepos sebelum tahu kebenarannya!" Irene membulatkan mata saat ia salah melontarkan kata, kalimatnya menggantung tak selesai. Astaga. Ngomong apa gue? Pekik Irene dalam hati.

Bibir Seokjin menyunggingkan senyum jahil. "Jadi, aku boleh tahu dan memastikan kebenarannya? Apakah tepos atau nggak?" godanya.

"Dasar cowok mesum!" geram Irene yang langsung menghadiahi Seokjin pukulan maut dengan batal yang semula dilempar ke wajah pria itu.

*****

Sejak bangun tidur, keringat tak segan-segan merembes perlahan dari pelipis Jisoo. Dirinya kesulitan menyiapkan sarapan karena perutnya kembali sakit. Alhasil, Jisoo meminta tolong pada pelayan rumah untuk membantunya membuat sarapan. Sedang Jisoo berjalan gontai menuju kamar, hendak mencari obat pereda rasa sakit. Saat berjalan menuju kamar, Jisoo dikejutkan darah yang merembes di kakinya hingga mengenai lantai kamar. Ia pendarahan lagi.

NOT LOVE [ON GOING]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora