96. Hampa

1.2K 244 111
                                    

Karena udah lama nggak update, kali ini aku update agak panjang. Semoga nggak bosan ya. Happy reading semuanya. Jangan lupa vote dan komen. Komen juga ya kalau ada yang typo hehe.

 Komen juga ya kalau ada yang typo hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Netra Sandara tidak kunjung terpejam walau ia paksa untuk tertidur. Tubuhnya bergerak ke sana kemari mencari kenyamanan, tapi nihil. Seharusnya Sandara tidur dengan nyenyak karena sang suami sudah pulang dari luar kota dan kembali tidur bersamanya. Namun, perasaan Sandara gusar dan dihantui rasa cemas yang tak biasa. Entah mengapa Sandara begitu mengkhawatirkan kondisi kesehatan putri tunggalnya-Jisoo.

"Mah, kenapa? Dari tadi Mama ubah posisi tidur terus. Nggak enak badan atau gimana?" tanya Changmin.

Sandara menggeleng pelan lalu mengambil posisi duduk. "Mama cuma kepikiran Jisoo aja. Mama khawatir sama kondisi kesehatannya. Jisoo tidurnya nyenyak atau nggak, makannya lahap atau nggak, karena pasti sakit yang dialami Jisoo sangat mengganggunya. Semua tentang Jisoo selalu Mama pikirkan. Taehyung pasti sampai sekarang belum jujur sama Jisoo. Mama nggak tahu lagi harus bicara bagaimana sama Taehyung supaya jujur ke Jisoo. Bahkan Yoona, Siwon dan Seokjin sudah mendesak dia untuk jujur tapi sampai sekarang belum ada perkembangan apapun."

Changmin duduk di samping Sandara, lengannya bergerak menggenggam lengan Sandara lembut. "Taehyung mungkin belum menemukan waktu yang tepat, Mah. Kita harus maklumi. Ini berat untuk Taehyung, kita juga merasakannya sendiri."

"Sampai kapan, Pah? Sampai Jisoo tidak bisa ditolong? Mama sayang sama Jisoo, Mama nggak mau kehilangan putri Mama satu-satunya. Besok pagi, kita harus ajak Yoona menemui Taehyung. Kita harus mendesak Taehyung lagi. Kalau tidak, Mama sendiri yang akan memberi tahu Jisoo soal kondisi kesehatannya," tegas Sandara teguh pendirian.

"Ya, besok pagi kita ajak Yoona menemui Taehyung. Sekarang, Mama tidur ya."

"Mama boleh telepon Jisoo sebentar nggak Pah? Untuk memastikan keadaan Jisoo?" tanya Sandara.

"Ini sudah malam. Jisoo sama Taehyung pasti sedang istirahat. Besok pagi saja ya kita ke rumah mereka. Papa akan kosongkan jadwal untuk besok."

"Benar juga, Mama nggak mau menganggu waktu istirahat Jisoo dan Taehyung. Semoga Jisoo baik-baik saja, perasaan Mama benar-benar nggak tenang." Sandara memeluk Changmin dari samping, tapi pikirannya masih berkelana pada keadaan Jisoo.

"Jisoo pasti baik-baik saja."

*****

Dering ponsel membuat Hae In terbangun dari tidurnya. Rasa pusing di kepala mencuat kala kedua netranya perlahan tersingkap. Hae In memijat pelipisnya dengan ibu jari dan telunjuknya. Pandangannya terasa kabur, berkali-kali ia mengerjapkan mata demi mendapat objek yang jelas dilihat. Asing. Satu kata yang terlintas di benak Hae In saat mendapati dirinya berada di sebuah kamar yang tak dikenali. Seingatnya, semalam ia berada di restoran Hotel Zeus. Mengapa ia bisa berada di sini?

NOT LOVE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang