19

311 28 0
                                    

"Keluarga Adhitama?" Kin nampak terkejut.

"Kamu yakin? Baiklah, tugas kamu selesai." Kin menutup ponselnya.

Kin menyandarkan punggungnya ke kursi.

'Jadi itu penyebabnya.'

Kin mengeluarkan ponsel Zoya dari dalam saku jasnya. Dia menatap ponsel itu lama. Dia jelas sudah mengetahui siapa Zoya sebenarnya.

Flash back.

Setelah selesai mandi, Kin membuka laci nakas dan mengambil ponsel milik Zoya. Dia hampir melupakan benda itu. Tanpa berpikir lama, Kin mengaktifkan ponsel itu dan dia terkejut melihat notif panggilan dan pesan yang masuk begitu banyak.

Kin membuka pesan itu satu persatu. Setelah selesai membaca pesan itu, dia memejamkan matanya sejenak.

"Jadi selama ini dia berbohong? Sial!"

Kin beralih membuka galeri foto di ponsel Zoya. Setelah itu dia menghempaskan ponsel itu ke ranjang. Pantas saja selama ini dia merasa tampang Zoya itu tidak seperti tampang pembantu kebanyakan.

"Dirga Airlangga? Sial!"

Kin beranjak keluar dari kamarnya dan menuruni tangga dengan cepat. Dia menuju kamar Zoya. Dia bersiap ingin memaki Zoya karena kebohongan yang sudah dia lakukan.

Kin mengetuk pintu kamar Zoya. Tidak lama pintu kamar terbuka dan menampilkan Zoya disana.

"Ya, Tuan. Ada apa?"

Kin menatap tajam ke arah Zoya. "Jelaskan semuanya!"

"Eh?"

"Jelaskan kenapa kamu ber.." Kin terdiam. Dia mendadak tidak bisa melanjutkan ucapannya. Why?

"Apa Tuan perlu sesuatu?" tanya Zoya dengan bingung.

Kin mengehela nafasnya. "Buatkan saya susu cokelat."

"Eh?"

Setelah itu Kin beranjak pergi meniggalkan Zoya yang masih berdiri mematung di depan pintu kamar dengan wajah yang terheran-heran.

Flash back off.

Sampai sekarang Kin tidak mengerti mengapa malam itu dia tidak jadi memaki Zoya dengan membongkar semua kebohongan pembantu gadungannya itu. Bukankah mudah bagi Kin untuk mengusir Zoya dari rumahnya setelah mengetahui siapa Zoya sebenarnya?
Kin juga bukan tipe pria yang suka dibohongi. Tapi mengapa semua ini terlihat begitu berbeda?

Ketukan pintu menghentikan aktivitas Kin dengan pergelutan di otaknya.

She is Sandra, right?

Kin mempersilahkan sekretarisnya itu masuk.

"Pak diluar ada Pak Sat-"

Satria tiba-tiba menerobos masuk.

"Keluarlah. Saya ingin bicara dengan bosmu." Perintah Satria pada Sandra.

Sandra melirik ke arah Kin. "Pak seb-"

"Keluar!" teriak Satria.

Kin meminta Sandra keluar dari ruangannya. Dengan berat hati Sandra keluar dan memandang sinis ke arah Satria.

"Aku tidak punya banyak waktu berdebat denganmu. Jadi katakan, apa yang membawamu kesini?"

Satria melempar foto Zoya bersama kedua orang tuanya ke meja Kin. "Calon istriku."

Kin mengambil foto itu. Dia memandang lama foto itu.

"Dia calon istriku. Dia anak Dirga Airlangga." Satria sengaja menekankan Dirga Airlangga agar telinga Kin mendengar dengan jelas apa yang dia katakan.

Kin & Zoya [Completed]Where stories live. Discover now