17

373 36 2
                                    

Zoya tidak mengerti penyebab buruknya mood Kin terhadap dirinya. Seharian Kin selalu menyiksanya dengan bekerja rodi. Mulai dari memasak, mencuci pakaian, menyetrika dan menanam pohon di halaman. Kin tidak sekalipun memberinya kesempatan untuk istirahat.

'Ini masakan apa Zoy?! Astaga, ini masakan kambing!

'Saya sudah katakan berkali-kali menaruh pupuknya yang banyak, Zoy!'

'Letakkan disana! Iya, disana. Kamu tuli?'

'Kaos kaki Saya ini mahal. Saya membelinya diluar negeri. Hati-hati kamu mencucinya!'

'Jangan dimasukkan dimesin cuci. Cuci dengan tanganmu. Ini kemeja kesayangan Saya!Kancingnya bisa lepas kalau kamu campur di mesin cuci dengan pakaian lain!'

'Itu, bagian itu kurang. Kamu semir yang rapi dibagian itu!'

'Astaga. Hati-hati, itu sepatu kesayangan Saya!'

'Ya bagus, disana. Buat semengkilap mungkin!'

'Kamu baru menyelesaikan dua sepatu selama dua jam? Astaga! Kamu lelet!'

'Kamu bisa menyemir sepatu atau tidak, sih?'

'Itu belepotan, Zoy!'

Zoya sungguh tersiksa. Dia berusaha bersabar untuk tidak mengumpat. Namun apalah daya, ia hanya manusia biasa. Umpatan demi umpatan Zoya hadiahkan untuk Kin yang selalu memerintahnya dan mengomelinya tanpa henti. Setelah energinya terkuras habis, Zoya membanting tubuhnya ke tempat tidur. Dengan keringat yang masih bercucuran di dahi, ia memejamkan matanya sambil sesekali mengeluarkan kalimat umpatan dari mulutnya.

"Zoy!!!

Zoya mendesah dan hampir putus asa setelah mendengar teriakan Kin. Dengan malas ia bangkit dari tempat tidur dan membuka pintu kamarnya. Dia sangat terkejut melihat wajah garang Kin sudah berada tepat di depannya. Kali ini apa lagi? Aku lelah, Tuan, aku lelah!!!!!!

Kin menatap Zoya yang kelelahan. Dia tersenyum penuh kemenangan melihat wajah Zoya yang menahan kesal kepadanya. Sebenarnya Kin tidak bermaksud mengerjai Zoya. Dia hanya ingin kembuat Zoya merasakan menjadi pembantu seutuhnya. Anggap saja itu harga yang harus Zoya bayar karena telah berani membohonginya. Kamu sudah membohongiku. Sekarang lihat apa yang akan aku lakukan padamu.

"Kamu pasti asal-asalan menyemir sepatu Saya, kan? Cepat semir sekali lagi! Saya tidak mau pergi ke kantor kalau sepatu Saya masih kotor!" kata Kin.

Zoya terperanjat. Dia sudah menyemir sepatu Kin dengan rapi. Tangannya bahkan sampai terkelupas akibat menggosok sepatu Kin yang jumlahnya sangat banyak itu.

"Tunggu apa lagi? Ayo kerjakan lagi!" desak Kin lalu pergi.

Zoya terduduk lemas. Dia sungguh kelelahan. Dia tidak memiliki energi lagi untuk bekerja. Namun ia tidak bisa menolak perintah Kin karena sebelumnya Kin telah mengancam akan meminta ganti rugi kembali atas kerusakan mobilnya. Zoya tidak mengerti melihat perubahan yang sewaktu-waktu terjadi pada Kin.  Dasar bunglon!

Zoya kembali menyemir sepatu Kin yang jumlahnya sangat banyak. Dia menatap Kin yang sibuk dengan ponsel ditangannya dengan kesal. Dalam hati ia bertanya-tanya mengapa Kin tidak berinisiatif membantu pekerjaannya. Dia memang nggak punya perasaaan kasian sama sekali. Eyang... kenapa harus ada laki-laki seperti Kin di dunia ini?

"Sebelum kerja disini kamu kerja dimana?" tanya Kin seraya sibuk dengan ponsel ditangannya.

Zoya tak mengindahkan pertanyaan Kin. Dia hanya sibuk menyemir sepatu. Hal itu membuat Kin kesal dan mengulang kembali pertanyaannya.

Kin & Zoya [Completed]Where stories live. Discover now